Banjarmasin, KP – Kemudahan memperoleh air bersih rupanya tidak dirasakan oleh Warga di Jalan Alalak Tengah, Kelurahan Alalak Tengah, Kecamatan Banjarmasin Utara.
Padahal, sebagai pelanggan resmi Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Bandarmasih, hak mendapatkan pelayanan berupa kenyamanan distribusi air bersih ke pemukiman adalah hak mutlak.
Bahkan dalam sepekan terakhir, warga setempat tidak mendapat aliran air bersih sama sekali, alias mati total. Walaupun sudah disedot menggunakan mesin pompa air.
Hal itu dibeberkan oleh salah satu warga RT 14, Alalak Tengah, Husna saat ditemui awak media di kediamannya, Senin (08/11) pagi.
“Dini hari tadi (08/11) sekitar pukul 2 sampai jam 4 subuh sempat mengalir, tapi kecil. Setelahnya tidak mengalir sama sekali lagi,” ucapnya.
Ia mengaku, tidak mengetahui secara jelas penyebab air ledeng tidak mengalir sama sekali di wilayahnya. Padahal secara administrasi, mereka rutin membayar tagihan leding setiap bulan sebagai pelanggan.
“Kami rutin bayar setiap bulan sekitar Rp 85 ribu. Tapi airnya tidak mengalir. Kesalahan kami dimana?,” keluhnya wanita 49 tahun itu.
Disamping itu, pihaknya juga sempat meminta bantuan air tangki untuk memenuhi keperluan hidup sehari-hari. Namun itu pun tak seberapa, karena harus saling berbagi dengan warga lainnya.
“Ada tiga kali dibantu air bersih pakai mobil tangki. Cuman dapat jatah satu drum satu rumah. Sudah juga sudah tanyakan apa penyebabnya gangguan ini. Katanya ada kesalahan, tapi tidak ada juga perubahan,” pungkasnya.
Akibat kondisi ini, warga setempat pun terpaksa menggunakan air sungai untuk keperluan sehari-hari.
Akibatnya warga pun akhirnya menderita penyakit kulit lantaran kualitas air sungai yang saat ini sudah menurun.
“Terpaksa kami mandi di sungai. Jadinya kulit gatal-gatal. Cucu saya lebih parah lagi. Kasian pak,” tutupnya.
Sementara itu, Sekretaris Forum Pelanggan Air Minum, Ibrahim menerangkan, setidaknya ada enam RT yang terkena dampak sulitnya air bersih PDAM Bandarmasih.
“Sebenarnya sudah sejak tiga bulan. Tapi yang mati total ini sepekan belakangan. Dari RT 10 sampai RT 15. Kalau satu RT itu 100 KK, berarti ada 600 KK yang terkena dampak ini,” tegasnya.
Ia mengakui, akibat sulitnya air bersih sekarang, mayoritas warga terpaksa menggunakan air sungai. Alhasil penyakit kulit pun mulai dialami warga.
“Dampak kesehatan juga dirasakan warga akhirnya dengan kondisi ini. Kalau satu atau dua hari kami masih maklum. Ini berbulan-bulan,” tukasnya.
Pihaknya bersama warga lainnya pun berencana mendatangi PDAM, untuk menanyakan langsung masalah kondisi yang dialami warga selama ini.
“Kira tunggu dalam beberapa hari ini lagi. Kalau tidak ada perubahan kita akan datangi langsung ke PDAM,” tuntasnya. (Zak/K-3)