Masalahnya, Sungai Martapura mengalir meliputi Kabupaten Banjar, Batola dan Banjarmasin, sehingga dalam menghilangkan jamban di sungai perlu koordinasi dan dukungan tiga wilayah
BANJARMASIN, KP – Anggota Komisi III DPRD Kota Banjarmasin Ir Sukrowardi MAP mengapresiasi program yang digagas Pemprov Kalsel menghapuskan seluruh jamban apung yang hingga kini masih banyak bercokol di Sungai Martapura sebagai tempat buang air besar (BAB)
Sukrowardi juga berharap, agar program itu juga didukung sepenuhnya oleh Pemko Banjarmasin dan Kabupaten Banjar serta Kabupaten Batola.
Ia menandaskan, dalam rangka mengatasi permasalahan jamban yang masih bercokol di Sungai Martapura dibutuhkan koordinasi bersama antar pemerintah daerah.
” Masalahnya karena Sungai Martapura mengalir meliputi Kabupaten Banjar, Kabupaten Batola dan Kota Banjarmasin, sehingga dalam menghilangkan jamban di sungai perlu koordinasi dan dukungan tiga wilayah tersebut,” ujarnya.
Hal itu dikemukakannya kepada {KP} Minggu (26/12/2021) mengomentari gagasan Pemprov Kalsel dan siap memprogramkan Sungai Martapura menjadi Bungas (Bersih Unggul dan Asri).
Anggota komisi membidangi masalah pembangunan dan lingkungan ini mengatakan, warga Banjarmasin seharusnya tidak lagi membuang hajat atau Buang Air Besar (BAB) di sungai.
“Sebab masalah ini menyangkut masalah pentingnya menjaga sanitasi karena BAB di sungai, maka sungai tidak hanya tercemar, tapi juga menyangkut untuk menjaga kesehatan manusia,”katanya.
Ia memaparkan, program itu sekaligus dalam rangka mendukung program pemerintah Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) yang mentargetkan tidak ada lagi masyarakat yang buang air besar (BAB) sembarangan.
Sebagaimana diungkapkan beberapa waktu lalu ungkapnya, berdasarkan data Dinas Lingkungan Hidup Pemprov Kalsel, diperkirakan masih ada sekitar 2000 lebih jamban terapung yang kini masih bercokol di sepanjang Sungai Martapura.
Banyaknya jamban terapung itu lanjutnya, diperkirakan baik yang ada di Banjarmasin hingga Kabupaten Banjar dan Kabupaten Batola,” ujar anggota dewan dari Partai Golkar ini.
Lebih jauh ia menegaskan, pengembangan dan peningkatan perbaikan kualitas lingkungan yang berkaitan erat dalam rangka mengatasi pencemaran dan melindungi kesehatan masyarakat sangatlah dibutuhkan karena masih banyak lingkungan masyarakat termasuk yang tinggal di tepian sungai belum tersentuh layanan sanitasi.
Kendati pada bagian lain ia mengatakan untuk membudayakan masyarakat hidup bersih membutuhkan waktu dan kesabaran.
” Apalagi di daerah ini cukup banyak masyarakat yang masih bertempat tinggal di bantaran atau tepian sungai ditambah tingkat pendidikan yang relatif masih rendah, ” katanya.
Menyinggung penghapusan Jamban yang diprogramkan Pemko Banjarmasin, Sukrowardi mengatakan, program itu diakuinya secara bertahap sudah dilaksanakan.
Seperti ungkapnya, Pemko Banjarmasin membuatkan ratusan WC atau toilet di kampung pinggiran Sungai Martapura atau tepatnya Kampung Hijau, Kelurahan Kampung Melayu Kecamatan Banjarmasin Timur yang dilaksanakan dalam tahun 2021 ini.
“Dalam kesempatan itu seingat saya, Walikota Ibnu Sina menyerahkan 113 unit pengolahan limbah dari BAB ini untuk mempercepat penanganan masalah sanitasi di wilayah itu,” tutup Sukrowardi. (nid/k-3)