Oleh : Siti Aseanti
Bidan
Stunting menjadi salah satu topik yang menarik perhatian banyak pihak selama beberapa tahun ke belakang. Diantaranya sejumlah masalah kesehatan di negeri ini, stunting atau kekerdilan mendapat sorotan besar. Di era pemerintahan saat ini, stunting merupakan masalah kesehatan yang diupayakan penurunan angkanya secara serius. Kolaborasipun dilakukan antar kementerian dan lembaga.
Angka stunting di Indonesia saat ini tergolong masih tinggi. Karena itu, peran tenaga kesehatan seperti bidan sangat penting guna menjaga 1.000 hari pertama kehidupan/HPK (golden age) demi menyelamatkan ibu dan anak serta dapat menentukan masa depan bangsa.
Stunting adalah kondisi tinggi badan anak lebih pendek dibanding tinggi badan anak seusianya. Di Indonesia, kasus stunting masih menjadi masalah kesehatan dengan jumlah yang cukup banyak. Saat ini, angka stunting di Indonesia masih cukup tinggi. Berdasarkan hasil Studi Status Gizi Balita Indonesia (SSGBI) tahun 2019, prevalensi stunting di Indonesia masih sebesar 27,67 persen.
Stunting juga berdampak pada kerugian ekonomi yang besar, dimana Kementerian Kesehatan Indonesia memperkirakan bahwa prevalensi stunting merugikan negara 2-3 persen dari Produk Domestik Bruto, atau sekitar Rp260 triliun hingga Rp390 triliun per tahun.
Berita baiknya, stunting bisa dicegah namun butuh banyak upaya yang harus dilakukan jika ingin mencapai target menurunkan angka stunting di Indonesia dari 27,7 persen pada 2019 menjadi di bawah 20 persen pada 2024.
Apa itu stunting?
Pengertian stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak yang ditandai dengan tinggi badan anak di bawah rata-rata untuk usianya.
Stunting merupakan bentuk kekurangan gizi kronis berkepanjangan. Anak Indonesia pada umumnya tidak kekurangan makan, tetapi rendahnya kesadaran akan gizi seimbang mengakibatkan mereka hanya mendapat asupan makanan pokok dengan sedikit protein atau sayuran. Banyak orang tua juga tidak memahami pentingnya air susu ibu (ASI), sebaliknya mengandalkan susu formula bagi bayi.
Penyebab stunting dimulai saat anak di dalam kandungan, karena pola makan ibu yang buruk, tetapi gejalanya biasanya muncul setelah anak berusia sekitar dua tahun, yang ditandai dengan anak tersebut tidak tumbuh secepat yang seharusnya.
Di beberapa daerah, kurangnya air bersih untuk sanitasi, kebersihan pribadi, serta akses terbatas ke layanan kesehatan dapat memperburuk masalah.
Jadi Masalah Serius?
Stunting mengakibatkan kerugian besar dari segi ekonomi. Penderita memiliki sistem kekebalan yang lemah, lebih rentan terhadap penyakit seperti diabetes dan kanker, serta cenderung meninggal lebih awal daripada orang yang normal.
Perkembangan otak juga terdampak, penderita juga memiliki IQ yang lebih rendah dan penurunan pendapatan setelah mereka dewasa. Menurut penelitian WHO, anak-anak stunting saat usia dua tahun, akan menyelesaikan sekolah lebih lama setahun dan memperoleh pendapatan lebih kecil 20 persen dari yang tidak.
Hal ini juga berdampak pada perekonomian negara. Pemerintah telah menetapkan target untuk menjadi kekuatan ekonomi terbesar kelima di dunia pada tahun 2045, yang didukung adanya bonus demografi dengan banyaknya usia produktif dalam beberapa dekade mendatang. Tetapi jika stunting tetap pada level saat ini, lebih dari seperempat dari angkatan kerja tersebut akan kurang sehat dan produktif daripada yang seharusnya. Hal ini menghambat pembangunan bangsa dan mengakibatkan jutaan orang di bawah kemiskinan yang seharusnya bisa dihindari.
Peranan Bidan Cegah Stunting
Pemerintah telah meluncurkan Gerakan Masyarakat 1.000 Hari Kehidupan Pertama pada 2013 yang berfokus pada pemenuhan nutrisi untuk anak-anak dari fase kehamilan (270 hari) hingga usia dua tahun (730 hari).
Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2019 tentang Kebidanan, pasal 46 menjelaskan bahwa tugas bidan meliputi pelayanan kesehatan ibu dan anak, reproduksi perempuan, dan keluarga berencana. Anak yang dinyatakan sehat dalam proses tumbuh kembang pada awal kehidupannya, adalah anak yang tidak mengalami stunting. Pada ranah inilah, peran bidan menjadi lebih luas, karena ia adalah figur fasilitator bagi keluarga untuk melakukan pencegahan dan penanganan stunting sejak dini.
Sebagai bagian integral dari tenaga kesehatan, bidan memang memiliki peran yang strategis dalam mempercepat penurunan angka stunting demi mewujudkan generasi yang sehat, cerdas dan berkualitas.
Masa Depan Bangsa kelak berada di tangan generasi mendatang. Oleh karena itu marilah kita selamatkan generasi mendatang dari ancaman stunting.