Banjarmasin, KP – Masyarakat Banjarmasin yang belakangan dihantui oleh ancaman banjir akhirnya bisa bernafas lega. Pasalnya, ketinggian air di Sungai Martapura diketahui masih dalam keadaan normal.
Kepala Bidang (Kabid) Sungai, Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kota Banjarmasin, Hizbul Wathoni menjelaskan, kondisi sungai terbesar di Ibukota Provinsi Kalimantan Selatan ini diprediksi masih relatif stabil dalam beberapa bulan kedepan.
Alhasil, banjir rob seperti yang terjadi pada awal Desember 2021 dan Januari 2022 lalu kemungkinan besar tidak akan kembali terulang.
“Dari hasil ukur telemetri yang kita miliki selama 2-3 Bulan kedepan, Insyaallah tinggi air sungai Martapura masih kisaran normal,” ucapnya saat ditemui awak media belum lama tadi.
Kendati demikian, ia memprediksi, permukaan air Sungai Martapura bakal kembali meninggi pada Mei nanti yang ketinggiannya berkisar 2,5 hingga 2,6 Meter Diatas Permukaan Laut (MDPL). Atau sama dengan yang terjadi pada Desember 2021 kemarin.
Saat itu juga, status kebencanaan di Kota Banjarmasin yang saat ini masih Siaga Darurat sudah berakhir. Pasalnya, sesuai Surat Keputusan (SK) Wali Kota yang berakhir pada Maret 2022.
“Tapi karena kami prediksi pada bulan Mei itu curah hujannya rendah, Insyaallah dampaknya tidak seluas seperti awal Desember 2021,” jelasnya.
“Ini berbeda dengan kejadian Desember 2021, banjir rob dan intensitas curah hujannya sama-sama tinggi. Insyaallah tidak terulang kejadian banjir seperti awal tahun lalu,” sambungnya.
Karena itu, mitigasi bencana terus dilakukan oleh pihaknya. Misalnya di Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) yang selalu memantau kondisi sungai dan upaya normalisasi sungai.
Benar saja, di Bidang Sungai PUPR, pihaknya menurut Thoni telah mengoptimalkan pasukan turbo untuk membersihkan saluran drainase.
“Drainase kita ini kalau pasang air cepat masuk, sedangkan surutnya lambat. Karena memang kondisinya yang flat dan hanya mengandalkan gravitasi. Sehingga sedikit saja pasang, maka air lambat turun,” pungkasnya.
Untuk penanganan kedepan, pihaknya telah melakukan pertemuan dengan Balai Wilayah Sungai Kalimantan II, yang siap memback up Pemko Banjarmasin.”Terutama penanganan kawasan Veteran,” imbuhnya.
Disamping itu, juga ada sekitar 22 sungai yang akan dinormalisasi jajarannya pada tahun ini. Terutama sungai yang ada di wilayah Banjarmasin Timur. Dengan tujuan menghindari dampak banjir kiriman.
Adapun anggaran yang disediakan untuk pengerjaan normalisasi sungai tahun ini sekitar Rp8 M. Atau hampir sama dengan anggaran yang disediakan tahun lalu.
“Seperti di Sungai Lulut, sungai Simpang Brahman, dan Simpang Limau. Memang dari 294 sungai yang ada, sebanyak 60 persen yang urgent kita tangani,” tuntasnya.
“Memang kendala kita sungai-sungai kecil di tengah permukiman, karena sulit membawa alat berat. Jadi cara lain kita mengamankan sungai-sungai di daerah luar. Harapannya sungai kecil juga bisa aman dan kita tangani dengan cara manual,” tutupnya. (Zak/K-3)