Kalimantan Post - Aspirasi Nusantara
Baca Koran
Space Iklan
Space Iklan
Iklan
Ekonomi

Adaro Kejar Target, Tiap Tahun Reklamasi 250 Hektar

×

Adaro Kejar Target, Tiap Tahun Reklamasi 250 Hektar

Sebarkan artikel ini
IMG 20220413 012144 scaled

Tanjung, KP – PT Adaro Indonesia yang merupakan perusahaan tambang batubara yang berlokasi di Kabupaten Tabalong dan Balangan, Kalimantan Selatan ternyata setiap tahun berhasil melakukan reklamasi seluas 250 hektar.

Baca Koran

“Reklamasi pasca tambang ini merupakan bentuk tanggung jawab dan implementasi dari Peraturan Pemerintah Nomor 78 Tahun 2010 dan Peraturan Menteri Energi Dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Nomor 26 Tahun 2018,’’ ucap Departemen Head Community Relation and Mediatio PT Adaro Indonesia, Joko Soesilo kepada Perwakilan Pengurus PWI saat berkunjung di PT Adaro Paringan dan Tanjung, Senin (11/04/2022).

Hal itu diungkapkan dihadapan Pengurus PWI Kalimantan Selatan saat dibawa ke lahan pasca tambang Paringin. Di lokasi yang sudah dinyatakan final dari operasi penambangan itu sama sekali tidak seperti pernah ada aktivitas penambangan.

Didampingi Humas Adaro, Kadarisman Joko mengatakan, total reklamasi yang sudah diselesaikan PT Adoro dan sudah berhasil memang belum banyak dan baru 1500 hektar dari 8000 hektar konsesi tambang yang dimiliki.

Jadi memang perlu proses yang bertahun-tahun agar reklamasi itu bisa benar- benar bisa dilakukan dan hasilnya mendekati hutan semula dengan memastikan lahannya tersebut sudah tidak lagi diproduksi untuk pertambangan baru bisa dilakukan reklamasi,” ucapnya, Senin (11/4).

Dipaparkan, tidak hanya melakukan reklamasi tetapi juga pasca tambang, dimana lahan tersebut pun dipastikan sudah dapat dimanfaatkan.

“Kita manfaatkan sebagian sebagai kolam budidaya ikan dan sisanya dimanfaatkan sebagai model hutan konservasi keanekaragaman hayati,” papar Joko.

Selanjutkan, kata Joko dengan dibuatnya lahan bekas tambang menjadi hutan konversi otomatis akan menjadi habitat hidup burung- burung dan bekantan. Saat ini lahan tersebut ditanami tiga jenis tumbuhan  yakni, cover crops (rerumputan), fast growing, dan sisipan.

Baca Juga :  Per 1 Februari Harga Pertamax Naik Sebesar Ini

Selanjutnya lahannya yang berbukit ditumbuhi hutan lebat dengan jejeran pohon dengan beragam ukuran. Di lembah hutan reklamasi itu terdapat danau yang cukup jernih. Beberapa spesies ikan tawar hidup dengan jumlah ribuan di kolam tersebut.

Tentunya, jika tak dijelaskan, tak akan menyangka lokasi tersebut merupakan lahan bekas lokasi tambang batu bara. Maklum jenis Ikan Nila, Pipih, Gurame dan Papuyu hidup dalam jumlah yang besar di danau ini. PT Adaro Indonesia menunjukan bahwa penanganan reklamasi yang baik memulihkan lahan eks tambang batu bara.

“Agar kualitas air danau bisa sebaik ini, maka area tangkapan hujan di sekitar danau mesti dalam kondisi baik. Sehingga limpasan air ketika hujan tidak merusak kualitas air danau,” jelas Deputy Division Head QHSE PT Adaro Indonesia.

Bahkan, PT Adaro Indonesia salah satu kontraktor Perjanjian Karya Pengusahaan Pertambangan Batubara (PKP2B) yang melakukan kegiatan eksplorasi dan penambangan batubara di Kabupaten Balangan dan Kabupaten Tabalong, Propinsi Kalimantan Selatan, tampak dalam kegiatan pertambangannya telah melakukan upaya produktif di lahan eks tambang dengan melakukan reklamasi dan memanfaatkannya menjadi wilayah ekowisata.

“Kita manfaatkan sebagian kolam budidaya ikan dan sisanya dimanfaatkan sebagai model hutan konservasi keanekaragaman hayati,” ucap Djoko Soesilo Devision Head Community Relations and Mediation PT Adaro Indonesia saat mendampingi kunjungan Pengurus PWI Kalsel tersebut.

Selain itu, rombongan juga dibawa mengunjungi Nursery PT Adaro Indonesia yang masih berada di dalam kawasan tambang. Tempat itu merupakan laboratorium dan pembibitan sejumlah pohon yang merupakan vegetasi asli kawasan tersebut.

Mereka membaginya ke dalam dua kelompok, yakni fast growing seperti pohon Pinus, Akasia, Sengon, Mahoni, Trembesi dan lainnya. Kemudian low growing yang antara lain terdiri dari Pohon Ulin, Meranti dan sebagainya.

Baca Juga :  Menkeu Keluarkan Surat Perintah Efisiensi 16 Pos Belanja

“Untuk di Nursery ini saja misalnya, kita ada 3000 ribu bibit Pohon Ulin yang berusia 5 hingga 8 tahun. Sedangkan yang kita tanam sudah ada 100 pohon lebih. Belum lagi di 3 Nursery lain yang berada di bawah PT Adaro Indonesia,” jelasnya.

Bahkan, ujarnya, hanya untuk di Nursery yang didatangi Pengurus PWI Kalsel pihaknya membiarkan 50 jenis tanaman dengan total mencapai 250.000.

Terkadang, ujarnya mucul pertanyaan, kenapa tambang seluas PT Adaro Indonesia tidak direklamasi semua. Jawabannya, ialah karena saat ini PT Adaro Indonesia masih dalam masa operasi.

Sehingga ujarnya disatu sisi mereka tetap melakukan penambangan batu bara. Di sisi lain mereka juga terus berupaya melakukan reklamasi.


Padahal, menurutnya, seyogyanya reklamasi dilakukan pada saat masa operasi berakhir. Namun Adaro memilih melakukan reklamasi bersamaan dengan masa operasi.

Rombongan juga diajak berkeliling area reklamasi lain di wilayah Kabupaten Tabalong. Sepanjang jalan laksana menembus hutan rimbun Hinga mencapai puncak elevasi tertinggi.

Di puncak reklamasi seluas 150 hektar itu juga terdapat danau kecil yang bersanding dengan lapangan golf. Tersedia beberapa stik golf di sana untuk sekadar membuang penat.

Sementara itu Ketua PWI Kalsel, Zainal Helmie yang memimpin rombongan mengatakan cukup mengapresiasi sejumlah langkah yang dilakukan oleh PT Adaro Indonesia untuk memulihkan ekosistem pasca tambang.


Ia berharap hal itu dilakukan secara serius sehingga tidak meninggalkan kerusakan bagi generasi mendatang. Menurutnya sangat jarang perusahaan tambang batu bara begitu terbuka sama media, kecuali Adaro. (nau/KP0-1)

Iklan
Iklan