Banjarmasin, KP – Kerukunan Keluarga Bakumpai (KKB) Pusat menggelar buka puasa bersama pada 21 Ramadan 1443 H / Jumat (22/4/2022). Kali bersama dengan para pengurus KKB Kecamatan Banjarmasih Timur dan Banjarmasin Barat.
Seperti sebelumnya, kegiatan digelar di Sekretariat KKB Pusat, Jalan Perdagangan, Kelurahan Alalak Utara, Kecamatan Banjarmasin Utara.
Dimulai dengan salat ashar berjamaah, kemudian tadarus dan khataman Alquran oleh
Grup Tadarus Lembaga Pengajian dan Pengkajian Alquran UIN Antasari.
Pada kesempatan itu, tausyiah jelang berbuka puasa disampaikan oleh Ustad Ilham Masykuri Hamdi. Kemudian dilanjutkan dengan pembacaan do’a dan wirid.
Ustad Ilham Masykuri Hamdi dalam tausyiahnya mengemukakan 3 tingkatan orang-orang yang berpuasa. Dikatakannya, tingkatkan berpuasa setiap orang berbeda-beda sesuai tingkat keimanannya.
“Imam Al Ghazali di dalam kitabnya lhya’ulumiddin, mengemukakan tiga tingkatan orang-orang yang berpuasa. Yaitu, puasa jasmani (jasad) , nafsani (jiwa) dan ruhani (ruh),” urainya.
Menurut dosen di UIN ini, tingkatan pertama adalah puasa jasmani atau puasa orang awam. Dimana puasa yang dilakukan di level ini sebatas menahan haus dan lapar serta hal-hal lain yang membatalkan puasa secara syariat.
Kedua, lanjutnya disebut sebagai puasa nafsani (jiwa).
Mereka berpuasa lebih dari sekadar untuk menahan haus, lapar dan hal-hal yang membatalkan. Tapi mereka juga berpuasa untuk menahan pendengaran, penglihatan, lisan, tangan, kaki dan segala anggota badannya dari perbuatan dosa dan maksiat. Mulutnya bukan saja menahan diri dari mengunyah, tapi juga menahan diri dari menggunjing, bergosip, apalagi memfitnah.
Dan level yang paling tinggi menurut klasifikasi Imam Al-Ghazali, kata Ustad Ilham Masykuri Hamdi adalah puasa rohaniah (ruh).
Mereka tidak saja menahan diri dari maksiat, tapi juga menahan hatinya dari keraguan akan hal-hal keakhiratan. Menahan pikirannya dari masalah duniawiyah, serta menjaga diri dari berpikir kepada selain Allah.
Standar batalnya puasa bagi mereka sangat tinggi, yaitu apabila terbersit di dalam hati dan pikirannya tentang selain Allah, seperti cenderung memikirkan harta dan kekayaan dunia.
Bahkan, di level ke 3 ini puasa dapat terkurangi nilainya dan bahkan dianggap batal apabila di dalam hati tersirat keraguan, meski sedikit saja, atas kekuasaan Allah.
“Puasa orang di tingkat tertinggi ini, setiap mereka melakukan semua perbuatan baik, dia tidak merasa itu perbuatan dia, melainkan kehendak Allah. Hakikat hidupnya hanya bergantung kepada Allah SWT,” papar Ketua Umum Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Provinsi Kalsel ini.
Ustad Ilham Masykuri Hamdi juga mengajak untuk terus meningkatkan amal ibadah memasuki 10 hari terakhir di bulan Ramadan ini. Karena di antara malam-malam ada malam Lailatul Qadar yang lebih baik dari seribu bulan. Menjadi malam ampunan, diterimanya amal, dan dijauhkan dari api neraka.
“Pada malam itu malaikat tumpah ke bumi dipimipin oleh malaikat Jibril untuk memohonkan ampunan bagi umat Islam yang berpuasa dan mengerjakan ibadah. Mari kita tingkatkan ibadah kita di malam 10 terakhir ini,” ajaknya.
Sementara itu, Ketua Umum KKB Pusat, Yuni Abdi Nur Sulaiman, melalui Ketua Harian, Hairudinor, menyampaikan, kegiatan ini adalah program KKB setiap bulan Ramadan
“Setiap bulan Ramadan kita isi dengan amal ibadah untuk lebih mendekatkan diri kepada Allah SWT, seperti tadarusan dan khatam Alquran,” ungkapnya.
Selain itu, kata dia, juga menjalin silaturahmi, bersama-sama menyambut kemuliaan dan keberkahan Ramadan bersama warga Bakumpai.
“Semoga silaturahmi di bulan Ramadan ini juga menjadi ibadah bagi kami di KKB khususnya, dan seluruh warga Bakumpai pada umumnya,” imbuhnya. (Opq/KPO-1)