Pelaihari, KP – Mencegah penularan penyakit mulut dan kuku (PMK) yang menyerang hewan ternak seperti sapi. Pemerintah Kabupaten Tanah Laut untuk sementara menutup pasar hewan Saranghalang yang diberlakukan sejak Senin (16/5/2022).
Namun pada hari ini penyakit mulut dan kuku (PMK) ternyata terdeteksi menginfeksi ternak sapi di Tanah Laut.
Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (Disnakkeswan) Tala H Iwan Persada mengakui, secara klinis memang telah terdeteksi sapi yang berciri seperti terpapar penyakit yang disebabkan oleh virus PMK.
“Jumlahnya lima ekor sapi di Desa Bumijaya, Kecamatan Pelaihari. Itu milik dua orang yakni Pak Musliman dan Pak Mistar. Air liur ternak itu berlebih hingga berbusa yang merupakan ciri PMK. Itu terjadi sejak beberapa hari yang lalu,” jelas Iwan.
Guna memastikan apakah sapi tersebut memang terpapar PMK, pihaknya telah mengirim sampel ke Balai Veteriner Banjarbaru.
“Hari ini kami kirim sampelnya, mudah-mudahan Rabu sudah ada hasilnya,” tandas Iwan.
Pihaknya juga telah melakukan penanganan terhadap kelima ekor sapi tersebut seperti melalui pemberian obat-obatan, antibiotik, vitamin, dan penyuntikan.
“Alhamdulillah sekarang sudah mulai pulih. Semula tak mau makan, sekarang sudah bisa,” sebutnya.
Lebih lanjut ia mengatakan pihaknya terus melakukan pemantauan terhadap sapi di Bumijaya tersebut. Pihaknya mengimbau peternak lainnya meningkatkan kebersihan kandang dan hewan ternak masing-masing.
“Jika ada sapi yang sakit segera sampaikan kepada kami. Langkah awal, peternak dapat mengisolasi atau memisahkan sapi yang sakit dengan yang sehat. Ini penting agar risiko penularan dapat dicegah karena semua penyakit juga harus diwaspadai, tak cuma PMK,” pungkasnya.
Gejala penyakit ini ditandai dengan adanya pembentukan vesikel/lepuh dan erosi di mulut, lidah, gusi, nostril, puting, dan di kulit sekitar kuku. (Rzk/KPO-1)