Kalimantan Post - Aspirasi Nusantara
Baca Koran
Space Iklan
Space Iklan
Iklan Utama
Ekonomi

Gagal Panen Sebabkan Harga Cabai Mahal

×

Gagal Panen Sebabkan Harga Cabai Mahal

Sebarkan artikel ini
8 3klm 1
MAHAL - Harga cabai masih mahal di Banjarmasin. Faktor cuaca dan gagal panen sering menjadi alasannya. (KP/Opiq)

Untuk cabai hijau besar, lanjut Sidi, sekarang harganya Rp 30 ribu, normalnya Rp 18 ribu sampai Rp 20 ribu per kilogram. Sedangkan cabai keriting sekarang Rp 70 ribu, turun dibandingkan sebelumnya Rp 80 ribu per kilogram. Normalnya di kisaran Rp 50 ribuan per kilonya.

BANJARMASIN, KP – Harga beberapa jenis cabai di sejumlah daerah kompak naik, termasuk di Banjarmasin. Faktor cuaca, gagal panen dan kurangnya pasokan ditengarai jadi penyebab.

Baca Koran

Seperti diungkapkan Sidi, pedagang cabai di Pasar Sentra Antasari, jika harga cabai dipengaruhi pasokan dari daerah penghasil.

“Tergantung pasokannya, kalo lagi kosong pasti harganya naik. Tapi, kalo stoknya banyak harganya pun turun. Saat ini yang sedang naik cabai rawit lokal, harganya bisa sampai Rp 120 ribu. Normalnya antara Rp 70 ribu sampai 80 ribu,” ungkap Sidi, Selasa (14/6).

Jenis lainnya, bilang Sidi juga mahal, seperti cabai tiung pioner dengan tangkai Rp 80 ribu per kilogram, jika tanpa tangkai harganya Rp 100 ribu. Normalnya berkisar Rp 50-60 ribu per kilogram.

Kemudian jenis tiung miawa pakai tangkai Rp 90 ribu, jika tanpa tangkai Rp 120 ribu. Biasanya, saat normal harganya di kisaran Rp 60-75 ribu per kilonya.

“Cabai merah besar sekarang Rp 65 ribu sebelumnya sempat Rp 85 ribu per kilogram. Padahal normalnya sekitar Rp 40 ribu sampai Rp 50 ribu,” imbuhnya.

Untuk cabai hijau besar, lanjut Sidi, sekarang harganya Rp 30 ribu, normalnya Rp 18 ribu sampai Rp 20 ribu per kilogram. Sedangkan cabai keriting sekarang Rp 70 ribu, turun dibandingkan sebelumnya Rp 80 ribu per kilogram. Normalnya di kisaran Rp 50 ribuan per kilonya.

Baca Juga :  Hingga 25 Februari Penerimaan Pajak Atas Usaha Ekonomi Digital Rp 33,73 Triliun

Menurut Sidi, naik turunnya harga cabai dipengaruhi oleh ketersediaan dan pasokan dari daerah penghasil. Pasalnya, kurangnya pasokan akan menyebabkan kekosongan stok di pasaran dan melonjaknya harga.

“Harga cabai naik karena saat ini panen sedikit di daerah penghasil seperti dari pulau Jawa dan Sulawesi. Kalau di Kalsel daerah penghasil cabai bisa dari Barabai dan Kandangan,” katanya.

Selain itu, tambah Sidi, petani gagal panen juga sering terjadi, makanya stok kadang kosong. Belum lagi harga pupuk dan obat anti hama yang mahal, sehingga banyak petani yang rugi.

“Modal petani 100 juta belum tentu balik modal. Belum lagi tenaga yang dikeluarkan. Petani mengeluh karena saat panen hasilnya kurang maksimal. Salah panen juga bisa menyebabkan cabai cepat busuk,” pungkasnya.

Harga komoditas lainnya, yakni tomat juga terus mengalami kenaikan. Saat ini harganya mencapai Rp 18 ribu per kilogram. (Opq/K-1)

Iklan
Iklan