Iklan
Iklan
Iklan
OPINI

Memerdekakan Listrik di Kalimantan Selatan

×

Memerdekakan Listrik di Kalimantan Selatan

Sebarkan artikel ini

Oleh : Muhammad Fauzi Fadilah
Pemerhati Masalah Ekonomi

PT PLN (Persero) terus menyalurkan energi ke penjuru negeri, salah satu melalui Unit Induk Pembangunan Kalimantan Bagian Timur (UIP KLT), mereka membangun dua Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) 150kV di Kalimantan Selatan, diantaranya Batulicin–Tarjun dan Selaru–Sebuku.

Android

Gardu Induk (GI) listrik juga mereka bangun. Dari kabar UIP KLT kepada ANTARA, tujuan pembangunan ini adalah untuk menciptakan ekosistem investasi, pertumbuhan ekonomi daerah, hingga listrik yang berkeadilan untuk masyarakat.

Dari hari ke hari, hingga saat ini pihaknya terus berproses untuk menyukseskan pembangunan infrastruktur listrik. Melancarkan misi itu, mereka tidak sendirian, UIP KLT bekerjasama dengan seluruh pihak, diantaranya TNI, Polri, BIN, badan pertanahan, kejaksaan, pemerintah hingga masyarakat terdampak pembangunan.

Saat ini beberapa tahapan berjalan lancar tanpa hambatan yang berarti. Misalnya, pengadaan dan sertifikasi lahan, pembangunan infrastruktur hingga kompensasi jalur SUTT.

Terbaru ini, pihaknya mengabarkan untuk GI 150kV dan SUTT 150 kV Batulicin-Tarjun sudah berhasil menerima tegangan (energize) dan sudah bisa memberikan suplai listrik.

Proyek pembangunan ini memiliki porsi Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) hingga 75,87 persen. Serapan tenaga kerja baru pada proyek ini dihitung UIP KLT yaitu 711 orang.

SUTT Batulicin-Tajun ini memiliki panjang 85,34 kilometer sirkuit (kms) ditopang 123 tower. Proyek dimulai sejak Januari 2021 lalu.

Keberhasilan energize proyek ini juga menjadi salah satu pendukung untuk penyediaan sistem kelistrikan yang andal dalam rangka pembangunan Ibukota Negara Nusantara di Kalimantan Timur.

PT PLN menyatakan, dasar dukungan itu bisa terlaksana mengingat saat ini sistem kelistrikan di Kalimantan Timur sudah interkoneksi dengan sistem di Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah.

Hasil dari kesuksesan itu sekarang juga sudah bisa mendukung pergerakan PT Indocement Tunggal Prakarsa (ITP), Tbk. Perusahaan semen ini menjadi pihak yang pertama kali mencicipi konsumsi listrik bertegangan tinggi di Kalimantan.

Salah satu produsen semen terbesar di Indonesia ini kebetulan juga membangun satu kompleks pabrik di Tarjun, Kabupaten Kotabaru, Kalsel.

Selain di daerah maritim Kalsel itu, PT ITP juga memiliki 12 pabrik di wilayah Jawa Barat. Total serapan kerja mencapai 5.000 orang, dan produksi tahunan sebesar 25,5 juta ton semen kata Direktur Utama Indocement melalui Direktur & Corporate Secretary, Antonius Marcos melalui keterangan resmi.

Industri semen Tiga Roda ini mendapatkan pasokan daya listrik sebesar 50.000 kVA. Daya listrik sebesar itu, sesuai komitmen perjanjian antar PT ITP dan PT PLN pada November 2019 lalu.

Antar pulau

Pekerjaan PLN yang sedang dalam proses penyelesaian, yaitu SUTT 150kV Selaru-Sebuku saat sedang berproses menyeberang selat di Kotabaru, dari Pulau Laut ke Pulau Sebuku.

Proses pembangunan pondasi tower di Selat Sebuku ANTARA/HO-PT PLN UIP KLT Annisa BihaMasih UIP KLT sebagai ujung tombak pembangunan infrastruktur listrik ini.

General Manager PT PLN UIP KLT Josua Simanungkalit. Lelaki ini bertanggung jawab memimpin tim PLN dalam pengawasan pembangunan proyek masif ini.

Di masa depan, bila berhasil namanya dan seluruh pihak yang terlibat menyukseskan proyek tersebut kemungkinan akan tercatat dalam sejarah “listrik Kalimantan”.

Pada Juli lalu, PT PLN melalui UIP KLT memulai pembangunan enam pondasi tower di Selat Sebuku, untuk menghubungkan SUTT 150 kV Selaru – Sebuku.

“Pembangunan konstruksi tower di perairan selat ini merupakan yang pertama kali dilaksanakan di Pulau Kalimantan,” ujar Josua.

Dari semua tower, ada tiga yang spesial karena memiliki tinggi di atas tower standar. Setelah SUTT di selat selesai, tiga tower tersebut berfungsi mengakomodir lalu lintas kapal laut yang melakukan mobilitas di wilayah kemaritiman Kalsel itu.

Satu masalah teratasi, proyek yang memiliki tantangan tinggi ini pun dilanjutkan demi mengalirkan listrik antar pulau.

Pasang surut air laut dan juga cuaca yang tidak menentu jadi tantangan pembangunan. Atas dasar potensi masalah itu, Josua pastikan pihaknya memberikan perhatian serius di setiap proses kerja, terlebih pada saat melakukan konstruksi pondasi.

“Saya akui, pembangunan pondasi enam tower (T.82 – T.87) ini penuh dengan tantangan,” ujarnya.

SUTT 150kV Selaru-Sebuku ini memiliki panjang 74,92 kilometer sirkit (kms), saat ini terus berproses pembangunan 111 tower. Hingga saat ini, perkembangan pembangunan proyek strategis nasional ini (PSN) sudah mencapai 69,989 persen.

Proyek yang dipastikan UIP KLT mendapatkan dukungan penuh dari masyarakat ini, ditarget selesai di akhir 2022. Pihak PLN optimistis.

Ada dua target yang menjadi dasar utama proyek itu wajib selesai. Pertama untuk kebutuhan industri tambang biji besi dan kedua untuk 1.981 pelanggan PLN yang hingga kini masih menyantap listrik 12 jam per hari.

Pada 2021 di Jakarta, PLN dan PT Sebuku Iron Lateritic Ores (SILO) melakukan penandatanganan Surat Perjanjian Jual Beli Tenaga Listrik (SPJBTL).

Josua mengatakan melalui jalur SUTT 150kV Selaru-Sebuku PT PLN penuhi kebutuhan suplai daya hingga 75 mega volt ampere (MVA), sebagai dukungan pengembangan bisnis PT SILO di Pulau Sebuku itu.

Sedangkan untuk ribuan masyarakat yang tidak bisa maksimal menggunakan listrik untuk kebutuhan hidup sehari hari. Letak geografis pulau menjadi penyebabnya, maka hanya bisa disuplai oleh Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD).

Menyusul SUTT itu selesai, maka listrik 24 jam akan bisa dinikmati masyarakat. “Misi pembangunan SUTT, ini jelas untuk mewujudkan konsumsi listrik yang berkeadilan bagi seluruh masyarakat,” ujarnya.

Josua yakin, jika SUTT tersebut beroperasi, maka pembangunan daerah sekitar akan meningkat karena didukung sistem kelistrikan yang lebih andal, hingga berimbas pada peningkatan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat.

Begitulah, dua proyek strategis yang dikerjakan PT PLN UIP KLT di Kalimantan Selatan. Mereka sudah teruji mampu bekerja dengan baik.

UIP KLT ini ternyata menjadi salah satu unit yang meraih skor Key Performance Indicator (KPI) tertinggi di UIP di wilayah Sumatera, Kalimantan, dan Sulawesi.

Penghargaan itu terima saat acara Performance Dialogue secara internal yang dilaksanakan 24-25 Februari 2022 melalui platform video conference yang diinisiasi dari PT PLN (Persero) Direktorat Mega Project Divisi Konstruksi Sumatera, Kalimantan dan Sulawesi.

Iklan
Iklan