Kalimantan Post - Aspirasi Nusantara
Baca Koran
Space Iklan
Space Iklan
Iklan Utama
Banjarmasin

Animator Kelas Dunia Buka Sekolah Animasi di Banjarmasin

×

Animator Kelas Dunia Buka Sekolah Animasi di Banjarmasin

Sebarkan artikel ini
Hal 10 3 Klm Animasi
ANIMASI- Inilah Enspire School of Digital Art (ESDA), yang merupakan Sekolah yang didirikan oleh sang animator handal, yakni Andre Surya yang siap memberikan ilmu tentang desain animasi 3D kepada para siswanya. (KP/Zakiri)

Banjarmasin, KP – Industri yang bergerak di bidang seni virtual alias desain digital yang sekarang sangat berkembang pesat dan maju, menjadi ketertarikan tersendiri bagi pencinta animasi.

Bahkan tak orang tua yang ingin mengembangkan bakat anaknya untuk memanfaatkan peluang tersebut bingung, bagaimana dan dimana tempat yang tepat untuk menyalurkan bakat yang dimiliki buah hatinya.

Baca Koran

Beruntung, kali ini di Kota Banjarmasin sudah hadir Enspire School of Digital Art (ESDA). Sekolah yang didirikan oleh sang animator handal, yakni Andre Surya ini siap memberikan ilmu tentang desain animasi 3D kepada para siswanya.

Dalam seminar yang digelar oleh 3D Artist International asal Indonesia itu, banyak orang tua yang sengaja datang untuk mendaftarkan anaknya agar bisa masuk ke ESDA.

Pasalnya, sosok Andre Surya sendiri sudah tak asing di mata para pecinta film yang menggunakan teknologi animasi.

Ia pernah terlibat dalam pembuatan 10 film Box Office Hollywood, seperti misalnya film Iron Man 1 dan 2, Star Trek, Terminator Salvation, Indiana Jones, Transformers Revenge of the Fallen, The last Airbender, dan Rango.

Sekolah animasi ESDA memulai pembelajaran untuk usia minimal 7 tahun. Metode pembelajaran menggunakan kurikulum e-learning khusus yang dibuat Andre sendiri. Keterlibatan calon animator sejak usia dini bagi Andre jadi pertanda masa depan yang cerah.

Untuk menjadi animator profesional, menurut Andre, bisa ditempuh dengan waktu empat bulan saja. Saat ini, sudah ada 250 orang lulusan ESDA yang sudah mengembangkan karier sebagai digital artist profesional.

Karena itulah, Andre mengatakan, sekolah animasi yang ia dirikan ini tujuannya tidak lain adalah untuk mencetak talenta animator Indonesia kelas global.

Karena itulah, ia mengaku ingin mendirikan cabang ESDA pertama di Kalsel. Dan sekolah animasi yang berada di Kota Banjarmasin ini adalah cabang ke 43 dari seluruh Indonesia.

Baca Juga :  Sinergi Kemenkum Kalsel dan Pemko Banjarmasin: Sungai Jingah Cetak Sejarah Jadi Kawasan KI Pertama di Kalsel

“Tidak hanya di kota-kota besar saja, tetapi kita juga akan masuk seperti kota Makassar, Papua dan ke pulau yang lain agar bisa mencetak animator yang bagus,” ujar Andre, kepada wartawan.

Ia menilai, sambutan para animator atas dengan berdirinya sekolah animasi miliknya ini sangat bagus, sehingga hal tersebut membuat dirinya percaya dan yakin bahwasanya kota seribu sungai ini bisa ikut andil dalam memajukan industri animasi.

“Untuk target sasaran kita untuk Banjarmasin mulai umur 7 tahun hingga dewasa,” ungkapnya.

“Syarat utama adalah ngerti apa itu 3D, suka main game, nonton film dan gambar-gambar. Dan untuk pendaftaran sendiri dari mulai lima ratus ribu, yang berlokasi di Jalan pramuka, ” katanya.

Ia menekankan, bahwa sekolah animasi 3D ini sendiri tidak ada paksaan bagi yang ingin belajar, dan dalam setiap proses pembelajaran selalu dalam pengawasan guru. “Bagi yang ingin turun satu minggu satu kali silahkan, atau setiap hari bisa juga,” pungkasnya.

Di sisi lain, Andre menceritakan, dunia digital artist di Indonesia tidak akan berjalan baik jika problematika kekurangan SDM masih saja terjadi. Padahal banyak peluang proyek-proyek animasi yang datang dari luar negeri.

Ia bahkan pernah menolak beberapa proyek tersebut karena memang mengalami kekurangan animator yang bekerja di studio miliknya, Enspire Studio.

Siswa ESDA juga diberi kesempatan membuat animasi sendiri dan terlibat dalam pembuatan serial kartun Korea Selatan yang populer. Andre menceritakan anak-anak lulusan ESDA bikin proyek secara mandiri dengan melahirkan Intellectual Property (IP) mereka sendiri.

“Makanya Academy ESDA ini digenjot untuk dapat pekerjaan. Kalau enggak dapat kerjaan, kita kembalikan duitnya. Animator ini di dunia sangat sedikit, tapi sangat dibutuhkan. Yang gajinya Rp 30 juta atau Rp 40 juta, itu hal yang tidak aneh di sini,” imbuh Andre.

Baca Juga :  Bangunan Ditambah, Puskesmas Cempaka Putih Hanya Layani Rawat Jalan

Andre, anak didiknya di ESDA bisa meraih mimpi menjadi digital artist terkenal di luar negeri dengan usaha yang berproses, tidak hanya ingin cepat. Ia punya angan-angan: Ada salah satu lulusan sekolah animasinya meraih penghargaan Oscar di kategori Best Animation.

Bersama dengan talenta-talenta muda penerusnya, Andre berkeinginan Indonesia memiliki karakter animasi yang terkenal dan khas, seperti layaknya Spiderman, Superman, dan Iron Man yang dimiliki oleh perusahaan Amerika Serikat.

“Jadi jangan sampai kita membangga-banggakan produk luar. Jadi mimpi saya produk Indonesia ini, misalnya Gatotkaca, bisa seperti Spiderman. Karena tokoh Gatotkaca itu justru yang penting banget. Jadi itu yang membuat bukan hanya merangsang industri animasi, tetapi itu akan merangsang semua industri,” ucapnya, semangat. (Kin/K-3)

Iklan
Iklan