Banjarmasin, KP – Forum Koordinasi Pencegahan Teroris (FKPT) Kalsel merilis kegiatannya sepanjang tahun 2022 dan program ke depan di tahun 2023 yang dikemas dalam kegiatan refleksi akhir tahun bersama insan pers, dengan mengangkat tema ‘Wujudkan Indonesia Damai dan Harmoni’ di Taher Square Banjarmasin, Sabtu (17/12) sore.
Ketua FKPT Kalsel, Aliansyah Mahadi, mengatakan, sebagai kepanjangan tangan dari Badan Nasional Penanggulan Terorisme (BNPT) RI, selama tahun 2022 ini pihaknya melaksanakan 2 sumber kegiatan. Yakni, kegiatan yang bersumber dari BNPT, dan kegiatan dari FKPT Kalsel sendiri.
“Kami berharap hubungan FKPT Kalsel dan awak media dalam upaya bersama-sama melakukan upaya pencegahan terorisme kita selalu tetap bergandengan tangan. Tentunya peran awak media sangat luar biasa bagi kami,” ujar Aliansyah, didampingi jajaran pengurus lainnya.
Untuk tahun 2023 nanti, kata dia, FKPT Kalsel akan lebih fokus kepada generasi muda. Karena berdasarkan penelitian dan data yang ada, mereka lebih rentan terpapar terorisme.
“Dari data yang ada saat ini, memang potensi radikal mulai 2017 sampai 2020 mulai turun. Namun, kita tetap tidak boleh lengah. Artinya, early warning sistem kita harus sama-sama kita jaga,” ucapnya.
“Begitu masuk 2023 nanti kita akan langsung start ke generasi-genarasi muda. Kita akan menyasar kepada kampus dan mungkin pondok pesantren begitu kita start nanti,” tambah Aliansyah.
Selain itu, lanjutnya, FKPT Kalsel akan terus bersinergi dengan tokoh-tokoh masyarakat, tokoh pemuda, tokoh perempuan dan tak kalah penting adalah menjalin komunikasi dengan Polda, Densus dan Korem, serta seluruh stakeholder yang ada.
“Ini sebagaimana kebijakan yang diambil oleh BNPT, dimana ada strategi yang namanya pentahelix, yang melibatkan multi pihak dalam menanggulangi paham terorisme ini,” sebut Aliansyah.
Dia juga mengungkapkan, FKPT Kalsel mengutuk keras atas peristiwa bom bunuh diri di Polsek Astana Anyar, Bandung. Karenanya, Didit mengajak semua pihak untuk meningkatkan kewaspadaan dan kepekaan agar peristiwa serupa tidak akan pernah terjadi di Banua.
“Bom bunuh diri ini menjadi ancaman, terutama menjelang momen Nataru ini, dan juga pesta politik di tahun 2024 mendatang,” tandasnya.
Aliansyah juga berharap, pemberitaan di media tidak menimbulkan dampak ketakutan masyarakat terhadap terorisme. Atau bahkan, pemberitaan media tentang terorisme malah membuat teroris makin besar kepala dan memicu aksi-aksi susulan.
“Mari kita bangun kepekaan dan kepedulian kita bersama untuk menangkal paham terorisme ini,” tuntasnya. (Opq/KPO-1)