Kalimantan Post - Aspirasi Nusantara
Baca Koran
Space Iklan
Space Iklan
Iklan Utama
Ekonomi

Prospek Ekonomi Kalimantan Selatan Tetap Terjaga

×

Prospek Ekonomi Kalimantan Selatan Tetap Terjaga

Sebarkan artikel ini
Hal 8 3 Klm Bima scaled
PROSPEK EKONOMI- Inilah Bimo Epyanto Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Kalimantan Selatan saat menyampakan proses ekonomi kedepan. (KP/Narti)

Banjarmasin, KP – Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPwBI) Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel) menyelenggarakan Pertemuan Tahunan Bank Indonesia (PTBI) 2022, di Mahligai Pancasila, Rabu, (30/11/2022)

PTBI diselenggarakan secara rutin setiap akhir tahun dengan menyampaikan pandangan Bank Indonesia mengenai kondisi perekonomian terkini, tantangan dan prospek ke depan, kata Bimo Epyanto Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Kalimantan Selatan.

Baca Koran

Pertemuan tahun ini mengangkat tema “Sinergi dan Inovasi Memperkuat Ketahanan dan Kebangkitan Menuju Indonesia Maju” dan dihadiri Sekretaris Daerah Provinsi Kalimantan Selatan, Forkopimda Provinsi Kalimantan Selatan, Bupati/Walikota, pimpinan perbankan, akademisi, serta stakeholders lainnya.

Tema yang diangkat dalam PTBI 2022 di tengah dinamika tantangan eksternal dan domestik, perekonomian Kalsel masih melanjutkan kinerja positif sebagaimana ditunjukkan oleh perekonomian yang tumbuh melebihi kinerja tahun 2021. Pertumbuhan ekonomi Kalsel pada Triwulan III 2022 tercatat sebesar 5,59% (yoy) dan secara keseluruhan tahun 2022 pertumbuhan ekonomi Kalsel diprakirakan akan berada pada rentang 4,80% – 5,20% (yoy) dengan semua sektor ekonomi memberikan kontribusi positif.

Pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi membawa konsekuensi terhadap inflasi. Inflasi Kalsel pada 2022 diprakirakan lebih tinggi dibandingkan tahun 2021 dan berada di atas rentang target 3% ± 1% terutama berasal dari supply shock sejalan dengan peningkatan aktivitas ekonomi dan daya beli masyarakat yang masih terjaga.

Sehubungan dengan hal tersebut, Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kalimantan Selatan bersama dengan Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Kalimantan Selatan menyatukan gerak langkah untuk mengendalikan inflasi, salah satunya melalui program unggulan Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP).

Berbagai inisiatif yang dilakukan dalam payung GNPIP terbukti memberikan hasil positif terutama dalam mengantisipasi dampak dari penyesuaian harga BBM pada Triwulan III 2022.

Baca Juga :  Gencarkan Sosialisasi ODOL, Polda Kalsel Berharap Penindakan Hukum Bisa Dihindari

Dalam kaitannya dengan pengembangan UMKM, Bank Indonesia secara konsisten terus memperluas dan memperkuat program pengembangan UMKM melalui 3 (tiga) pilar yaitu (i) korporatisasi, (ii) peningkatan kapasitas, dan (iii) pembiayaan guna mewujudkan UMKM yang produktif, inovatif, dan adaptif. Korporatisasi dilakukan melalui penguatan kelembagaan dan perluasan kemitraan dengan pelaku usaha lainnya untuk meningkatkan skala ekonomi.

Sementara itu, peningkatan kapasitas UMKM dilakukan secara end-to-end dan difokuskan pada digitalisasi untuk mendorong peningkatan produksi, pengelolaan keuangan, dan perluasan akses pasar. Bank Indonesia turut mendorong ekspor produk UMKM dengan menerapkan push strategy dan pull strategy.

Push strategy dilakukan melalui kurasi serta fasilitasi peningkatan kapasitas dan pendampingan kepada UMKM untuk pemenuhan kualitas, kuantitas, dan kontinuitas produk. Sementara itu, pull strategy dilakukan dengan mendorong keikutsertaan UMKM pada berbagai event promosi perdagangan dan pameran serta fasilitasi business matching dengan potential buyers.

Terkait hal tersebut, sinergi kebijakan yang kuat telah dilakukan oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kalimantan Selatan dengan Pemprov Kalsel bersama Kementerian dan Lembaga terkait dalam penyelenggaraan Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia (GBBI) Kalimantan Selatan di Banjarmasin dan Program Akselerasi UMKM Berorientasi Ekspor (PAMOR) Borneo 2022 di Jakarta dan Jepang.

GBBI diikuti oleh lebih dari 600 UMKM peserta expo dengan nilai transaksi lebih dari Rp 600 juta baik secara offline maupun online. Sementara itu, nilai transaksi yang dihasilkan dari kegiatan Pamor Borneo baik di Jakarta dan Jepang mencapai Rp 8,14 miliar. (nau/K-1)

Iklan
Iklan