Banjarmasin – Di sepanjang tahun 2022 lalu, angka kemiskinan di Kota Banjarmasin terus mengalami peningkatan cukup signifikan.
Terdata angka kemiskinan di bulan Oktober lalu mencapai 77.002 Kepala Keluarga (KK) atau 209.532 jiwa warga miskin yang masuk dalam Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS).
Kemudian di bulan November meningkat menjadi 77.069 KK atau 209.762 jiwa warga miskin. Terakhir di bulan Desember ada sebanyak 77.243 KK atau 210.400 jiwa.
“Kenaikan yang ekstrem itu November dan Desember itu mengalami kenaikan sampai 180 ribu KK angka kemiskinan,” ungkap Kepala Dinas Sosial (Dinsos) Kota Banjarmasin, Dolly Syahbana jumpa press di ruang press room Balai Kota Banjarmasin, Kamis (26/1/2023).
Menurut Dolly, kondisi pandemi Covid-19 berdampak besar pada kenaikan angka kemiskinan di Kota Banjarmasin.
Dolly menuturkan kebanyakan data kemiskinan yang masuk itu berdasarkan laporan warga sendiri kepada Dinsos Kota Banjarmasin.
“Mereka meminta status mereka jadi miskin. Walaupun kita ada tim validasi di lapangan yang cek langsung,” jelasnya.
Dari data setiap bulan yang masuk itu pun lanjutnya, ada sekitar 10 ribu KK dilakukan perbaikan dan validasi.
Menurutnya, banyak data yang tidak valid itu dikarenakan data penerima tidak sesuai dengan data yang ada di DTKS.
Tentunya persoalan kemiskinan jadi tantangan pihaknya di tahun 2023 untuk bisa menurunkan angka kemiskinan itu.
“Kita tidak menargetkan tapi paling tidak bisa turun,” ujarnya.
Tak dipungkirinya, penanganan terhadap kemiskinan memang persoalan yang paling berat dihadapi dan jadi tantangan kota besar seperti Banjarmasin.
Menurutnya walaupun ibu kota Kalimantan Selatan (Kalsel) sudah berpindah. Tetap saja orang menilai peluang kerja sangat besar di Kota Banjarmasin yang merupakan kota dagang.
“Jadi kami tidak banyak berharap, pindahnya ibu kota di Banjarbaru, orang-orang akan pindah kesana untuk bekerja,” katanya.
Maka dari itu, perlu dilakukan penanganan kemiskinan dengan berkolaborasi dari beberapa Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) terkait.
“Tidak bisa dibantu setiap bulan saja. Jadi harus ada solusi agar mereka terlepas dari kemiskinan,” ujarnya.
Paling tidak lanjut Dolly, warga miskin ini harus bisa memiliki keahlian agar bisa membangkitkan perekonomiannya sendiri. Salah satunya program menanggulangi kemiskinan itu adalah Wira Usaha Baru (WUB).
“Persoalan-persoalan lainnya itu akan disesuaikan untuk dikolaborasikan SKPD terkait,” tutupnya. (mar/K-3)