Banjarmasin, KP – Kadin Provinsi Jateng, Kadin Kota Semarang bersama Kadin Kalsel melakukan kunjungan ke Pelabuhan Perikanan Banjarmasin di Jalan Barito Hulu Kawasan Pelambuan Kota Banjarmasin, Rabu (22/2) malam.
Kunjungan untuk melihat potensi perikanan di Kalsel (Kalimantan Selatan) sekaligus menjajaki kerjasama bisnis dengan pengusaha perikanan yang ada.
Terlebih, kerjasama sektor perikanan yang terjadi selama ini sangat baik, berupa penyediaan stok ikan beku untuk Kalsel.
Dari jenis ikan kembung, ikan layang dan ikan tongkol, yang diambil dari Kawasan Juwana, Pati, Jawa Tengah.
Kerjasama bisnis antar pengusaha Jateng (Jawa Tengah) dan Kalsel, mampu menjaga stok ikan di pasaran dalam kondisi cukup.
Walau kondisi cuaca buruk dan gelombang tinggi akibat musim angin barat.
Ketua Umum Kadin Kalsel, Shinta Laksmi Dewi mengatakan kerjasama bisnis perikanan pengusaha Jawa Tengah di Pelabuhan Perikanan Banjarmasin mampu memasok kebutuhan ikan untuk Kalimantan Selatan hampir 90 persen, sementara sisanya sekitar 10 persen dipasok oleh pengusaha lokal.
Dalam pertemuan dengan Dinas Kelautan dan Perikanan Kalsel serta pengusaha perikanan di Pelabuhan Perikanan Banjarmasin.
Sejumlah pengusaha perikanan asal Jawa Tengah ini tertarik untuk melakukan kerjasama dan investasi dalam pembangunan pabrik es dan cold storage.
Hal ini karena kapasitas pabrik es yang ada sebesar 10 ton hanya cukup untuk keperluan pengiriman jalur darat hasil tangkapan nelayan dan satu kapal nelayan saja.
Pihak UPT Pelabuhan Perikanan menyarankan untuk membangun pabrik es dan cold storage di lingkungan Pelabuhan Perikanan karena kemudahan ijin dan biaya investasi yang rendah.
Biaya investasi untuk pabrik es dan cold storage seperti yang beroperasi di Pelabuhan Perikanan Banjarmasin diperkirakan sebesar 1,6 milyar rupiah dengan kapasitas produksi sekitar 200 balok es.
Ketua Umum Kadin Jateng, Hari Nuryanto Soediro mengatakan dirinya bersama anggota lainnya sengaja datang untuk menjajaki kerjasama bisnis yang menguntungkan.
Kunjungan diharapkan mampu mempererat perdagangan ikan yang selama ini terjadi antara pengusaha perikanan, termasik sektor pertanian, kedua daerah. (mat/K-2)
