BAHRAIN, kalimantanpost.com – Tim bola voli Indonesia, Jakarta Bhayangkara Presisi akan kembali bertemu klub juara asal Jepang, Suntory Sunbirds dalam final Asian Volleyball Championship (AVC) Bahrain 2023 yang berlangsung di Isa bin Rashid Volleyball Hall Bahrain, Minggu (21/5/2023 ) pukul 23.00 WIB.

Bhayangkara Presisi lolos ke partai puncak Kejuaraan Antar Klub Voli se Asia usai mengalahkan Police Team Sports dari Qatar 3-1 (11-25, 29-27, 25-23 dan 25-23) dalam pertandingan semifinal Minggu (21/5/2023) dinihari.

Sementara juara Jepang, Suntory Sunbirds menaklukkan klub asal Iran, Shahdab Yazd 3-1, 25-22, 23-25, 34-32 dan 25-12).

Pertemuan antara Bhayangkara Presisi melawan Suntory Sunbirds merupakan ulangan pertarungan babak delapan besar Grup E Jumat (19/5). Farhan dan kawan-kawan secara menyakitkan kalah telak 0-3 (24-26, 15-25 dan 18-25).

Di duel tersebut, runner up Pro Liga Indonesia 2023 itu hanya mampu memberikan perlawanan di gim pertama, dua game berikutnya tak bisa mengimbangi permainan cepat dan serangan di atas blok dilakukan Dmitry Aleksandrovich Muserskiy.

Di partai final nanti, tantangan bagi pelatih Jeff Jiang Jie bagaimana mematikan smesh di atas blok Dmitry yang tingginya 218 sentimeter serta kecepatan maupun variasi serangan pemain-pemain Jepang.

Perlunya diantisipasinya Dmitry, mengingat pemain bola voli Rusia keturunan Ukraina ini syarat pengalaman. Pemain berusia 34 tahun tersebut merupakan anggota tim nasional Rusia, juara Olimpiade 2012, pemenang Piala Dunia 2011, juara Eropa 2013, dan beberapa peraih medali Liga Dunia. Dmitry merupakan salah satu atlet tertinggi di dunia.

Berkaca dari pertemuan sebelumnya, selain pemain Dmitry, serangan Suntory Sunbirds sangat variasi melalui quick, back attack maupun jump smash seperti Kenya Fujinaka, Alain Jr De Armas dan lain-lain hingga mampu menembus pertahanan Bhayangkara Presisi. Ini tak lepas kecerdikan setter Masaki Oya yang mampu membagi bola dan mengatur serangan.

Sebaliknya, Farhan Halim yang dipertandingan sebelumnya tampil ‘menggila’, sepertinya tak bisa berbuat banyak menghadapi blok Dmitry. Jump smash nya banyak terblok dan harus lebih cerdik lagi, apakah memukul bola keluar tapi sebelumnya mengenai pemain lawan atau bola pelan tapi ke tempat kosong.

Disisi lain, setter Nizar Zulfikar harus mampu mengatur serangan tidak hanya mengandalkan jump smash
Daudi Okello asal Uganda dan pebola voli Iran, Mohammad Javad Manavi juga memaksimal pemain quick, Hernanda Zulfi dan Hendra Kurniawan serta Rendy Tamamilang.

Apabila serangan terlalu monoton, sama dengan dipertemuan pertama, dengan mudah dipatahkan bloking-bloking pemain Suntory Sunbirds.

Keinginan mengukir sejarah menjadi juara Kejuaraan Voli Antar Klub se Asia sekaligus berlaga di event lebih tinggi, Kejuaraan Antar Klub dunia pun akan terkubur. (Mau/KPO-3)

Pemain Jakarta Bhayangkara Presisi