Banjarbaru, KP – Kebakaran hutan dan lahan (karhutla) mulai muncul di sebagian titik di Kalsel.
Terkahir, lahan seluas tiga hektare di Cempaka, Banjarbaru, terbakar.
Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kalsel, mulai siaga. Fungsi sumur bor dan skat kanal Sumur pompa dan skat kanal yang mulai dicek.
“Kemarau panjang seperti sekarang resikonya karhutla.
Peran penting kami pencegahan melalui beberapa kegiatan.
Seperti membangun infrastruktur pembasan skat kanal dan sumur pompa, terakhir kami bangun sumur pompa di dekat Bandara Syamsudin Noor kapasitas lumayan besar karena kondisi rawan kebakaran,” kata Kepala DLH Kalsel, Hanifah Dwi Nirwana, Selasa (16/5).
Dikatakan Hanifah, melalui tugas pembantuan restorasi gambut telah dibangun sumur bor sebanyak 382 yang bisa operasional.
Sumur pompa tersebar di Barito Kuala 53, Hulu Sungai Selatan 27, Hulu Sungai Utara 252 sumur, Tabong 13 sumur, dan Banjarbaru 1 sumur.
“Di Banjarbaru meskip satu tapi sumurnya besar dan permanen.
Sumur bor penting dicek karena saat penggunaan jangan sampai tidak ada airnya,” bebernya.
Disebutkan, ancaman kebakaran sudah di depan mata.
Sesuai prediksi puncak kemarau bulan Agustus.
Karena itu, lanjutnya, harus benar-benar siap siaga dengan mengecek sumur bagaimana kondisinya, apakah masih berfungsi, jika ada kendala maka diperbaiki.
“Skat kanal lebih kepemeliharaan yang ada, karena sudah terpenuhi air,” ucapnya.
Ia menambahkan, selain memastikan fungsi infrastruktur pihaknya juga telah membentuk masyarakat peduli api (MPA). Jumlahnya 27 tim yang tersebar di enam kabupaten di Kalsel yang masuk kawasan hidrologis gambut.
“Mereka akan memelihara infrastruktur pembasahan, sekat kanal dan mereka dapat honor dari kami,” kata Hanifah.
Untuk melakukan pembasahan lahan, harus memenuhi satu dari beberapa syarat yang ada.
Antara lain lima hari tanpa hujan, laporan potensi kebakaran dan melalui data tingginya permukaan air.
“Jika salah satu syarat ini terpenuhi, maka mereka akan membasahi lahan dengan pompa air maupun menggunakan air yang ada di sekat kanal.
Peran kami lebih kepada pencegahan dan pemulihan.
Adapun penanggulangan intensif dilakukan oleh BPBD,” pungkasnya. (mns/K-2)