PALANGKA RAYA, kalimantanpost.com – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kalimantan Tengah (Kalteng) menetapkan Status Siaga Darurat Bencana Kebakaran Hutan dan Lahan di daerah setempat selama 167 hari, sejak 29 Mei hingga 10 November 2023.
“Penetapan status ini didasarkan pada penetapan status siaga darurat kabupaten/kota, hingga saat ini sudah ada tujuh kabupaten dan satu kota yang menetapkan,” kata Sekda Kalimantan Tengah Nuryakin dalam rapat Koordinasi Pemantapan Rencana Penanganan Darurat Kebakaran Hutan dan Lahan di Wilayah Kalteng Tahun 2023 di Kantor Gubernur, Senin (5/6/2023).
Sekda menambahkan, dari penetapan status siaga darurat karhutla dan pos komando penanganan darurat bencana karhutla, dilakukan sejumlah pemantapan, antara lain terkait dengan rencana penanganan darurat karhutla Kalimantan Tengah.
“Tantangan yang kita hadapi dalam penanganan karhutla 2023 ini lebih berat dibanding tiga tahun terakhir. Karena kemungkinan kemarau lebih panjang dan lebih kering, bahkan ada potensi terjadinya El Nino,” kata Nuryakin.
Sekda pun berharap perlunya sinergisitas dan soliditas dari seluruh anggota Posko penanganan darurat bencana Kahutla dalam pelaksanaan tugasnya.
Sementara itu Plt. Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana dan Pemadam Kebakaran Kalteng Ahmad Toyib mengatakan, berdasarkan data karhutla yang terus dipantau Posko Krisis Karhutla Kalteng ada titik panas berdasarkan data dari hotspot BRIN sebanyak 970 hotspot, yang tersebar pada 14 kabupaten/kota.
“Untuk kejadian karhutla yang dilaporkan kabupaten/kota sebanyak 161 kejadian, yang tersebar pada 11 kabupaten/kota kecuali Barito Timur, Gunung Mas, dan Seruyan,” ucapnya
Ahmad Thoyib menambahkan, di bulan April ada sebanyak 220 hotspot dan bulan Mei 2023 mengalami peningkatan menjadi 375, sedangkan karhutla bulan April sebanyak 16 kejadian dan d Mei meningkatkan menjadi 51 kali.
“Jika memperhatikan prakiraan dari BMKG, wilayah Provinsi Kalimantan Tengah seluruh akan memasuki musim kemarau pada Dasarian II Juni 2023. Ini menjadi peringatan serius bagi kita terhadap kemungkinan peningkatan karhutla,” tandasnya. (Drt/KPO-3).