Kalimantan Post - Aspirasi Nusantara
Baca Koran
Space Iklan
Space Iklan
Iklan Utama
Olahraga

Manchester City Versus Inter Milan, Adu Kehebatan Tiki Taka Ala Spanyol dan Catenaccio Italia

×

Manchester City Versus Inter Milan, Adu Kehebatan Tiki Taka Ala Spanyol dan Catenaccio Italia

Sebarkan artikel ini
IMG 20230610 WA0025
Pelatih Inter Milan Simone Inzaghi (kalimantanpost.com/Antara/AFP)

TURKI, kalimantanpos.com – Adu kecerdikam menerapkan taktik dan strategi akan terjadi antara pelatih Inter Milan Simone Inzaghi dan arsitek Manchester City, Pep Guardiola dalam pertandingan final UEFA Champions League (UCL) atau Liga Champions yang berlangsung di Ataturk Olympic Stadium Turki, Minggu (11/6/2023) pukul 02.00 WIB.

Inter Milan yang sejak awal tidak diunggulkan, diperkirakan akan memainkan taktik catenaccio atau pertahanan gerendel khas Italia menghadapi tiki taka dan permainan ofensif diperagakan Manchester City dalam pertandingan nanti.

Baca Koran

Indikasi Inter Milan akan menerapkan pertahanan berlapis tersirat dari ucapan sang pelatih Inzaghi.

“Kami akan melakukan segalanya untuk memainkan permainan konsentrasi yang luar biasa.Kami harus membatasi kesalahan kami dan melakukan yang terbaik melawan tim yang sangat kuat,” ucap Inzaghi dilansir dari laman resmi klub, Sabtu (10/6/2023) .

Inter mencapai babak final setelah menyingkirkan rival sekota AC Milan pada babak semifinal dengan agregat 3-0.

Dalam gelaran kompetisi antar klub terakbar di Eropa musim ini, Nerazzurri mencatatkan statistik tujuh kemenangan, tiga imbang, dan dua kekalahan. Adapun, dua kekalahan yang diderita Lautaro Martinez dan kawan-kawan terjadi pada babak penyisihan grup oleh lawan yang sama yaitu Bayern Muenchen.

“City adalah tim terkuat di dunia saat ini, tetapi kami tahu kekuatan kami. Kami bangga bisa sampai sejauh ini,” ujar pelatih kelahiran 5 April 1976 itu.

Laga final menjadi laga spesial bagi pelatih yang merupakan adik dari Filippo Inzaghi tersebut.

Setelah menjuarai Coppa Italia 2022/2023 akhir Mei yang lalu, Inzaghi semakin dikukuhkan sebagai pelatih spesialis laga final. Dari total tujuh final yang terbagi tiga bersama SS Lazio dan empat bersama Inter, pelatih 47 tahun itu menyapu bersih semuanya dengan gelar.

Baca Juga :  Arema FC Ingin Bangkit di Dua Derbi Jatim

Saat masih menangani Biancocolesti, julukan Lazio, ia menyumbang satu gelar Coppa Italia (2018/2019) dan dua gelar Supercoppa Italiana (2017, 2019). Sedangkan bersama tim yang dilatihnya sekarang, Inzaghi menyumbang dua gelar Coppa Italia (2021/2022, 2022/2023) dan dua gelar Supercoppa Italiana (2022, 2023).

Mengomentari statistiknya tersebut, pelatih asal Italia itu tidak merasa lebih diuntungkan jelang final UCL dan menyebut ia hanya beruntung.

“Saya beruntung melatih pemain yang tahu cara memainkan permainan seperti ini. Kami memiliki pemain yang telah memainkan banyak pertandingan penting, juara dunia, dan Eropa yang telah memainkan banyak final,” kata Inzaghi.

Laga final nanti akan menjadi final UCL pertama Inter sejak terakhir kali pada 2009/2010 dimana saat itu di bawah asuhan Jose Mourinho mereka mencapai final dan keluar sebagai juara setelah mengalahkan Bayern Muenchen 2-0 di Santiago Bernabeu.

Pada musim itu juga, Nerazzurri meraih trebel winners atau memenangkan tiga piala dalam satu musim yaitu Liga Champion, Serie A, dan Coppa Italia.

Champions dilontarkan pelatih Manchester City Pep Guardiola dan dirinya bertekad mengincar gelar juara untuk pertama kalinya bagi klub setelah sebelumnya ia berhasil mempersembahkan lima gelar Liga Inggris.

“Perasaan yang saya miliki adalah kami memenangkan lima Liga Premier dan Piala FA. sekarang kami juga memiliki Liga Champions,” kata Guardiola.

Sejak kedatangannya di kota Manchester pada musim 2016/2017, Guardiola belum berhasil mempersembahkan trofi Si Kuping Besar untuk Manchester Biru. Prestasi terbaiknya dalam turnamen terakbar antar klub se-Eropa itu bersama City adalah pada musim 2020/2021 dimana ia berhasil mengantarkan Kevin de Bruyne dan kawan-kawan bermain di partai puncak UCL melawan Chelsea FC.

Baca Juga :  Kalahkan Getafe 1-0, Real Madrid Tempel Ketat Barcelona

Dalam laga itu, Guardiola pulang sebagai yang terbaik kedua setelah dikalahkan The Blues yang saat itu dilatih Thomas Tuchel dengan skor 1-0.

Mantan pelatih Barcelona dan Bayern Muenchen itu bertekad memenangkan trofi Liga Champions untuk membuat klub yang dilatihnya, Manchester City menjadi klub terhebat di Eropa.

“Untuk menjadi salah satu tim terhebat di Eropa, Anda harus memenangkan Liga Champions, jika tidak, mungkin orang akan mengatakan itu tidak lengkap,” kata Guardiola.

Meski bertekad penuh menjuarai Liga Champions, Guardiola akan berlapang dada jika nantinya di partai final timnya dikalahkan oleh Inter dan harus menerima kenyataan bahwa selama tujuh musim melatih klub bermarkas di Etihad Stadium itu gagal mempersembahkan trofi antarklub paling bergensi se-Eropa tersebut.

“Tapi kalau kami tidak bisa melakukannya melawan Inter atau musim depan, apa yang telah kami lakukan luar biasa. Semua orang tahu itu,” ucap Guardiola. (Mau/KPO-3)

Iklan
Iklan