Rantau, KP – Dalam rangka menurunkan angka kematian ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) di Kabupaten Tapin, Dinas Kesehatan bersama Tim Penggerak PKK menggelar workshop tantangan dan strategi dalam menurunkan risiko Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) di Kabupaten Tapin tahun 2023 bertempat Aula Sekretariat PKK Kab Tapin, Selasa, (11/7/2023).
Workhop dikuti Pengurus Tim Penggerak PKK Kabupaten Tapin, Kepala SOPD Lingkup Tapin, Camat Se Tapin, Lurah dan Kepala Desa Se Tapin serta Kepala Puskesmas Se Tapin.
Ketua Tim Penggerak PKK Tapin Hj Ratna Ellyani dalam sambutannya mengatakan, hingga saat ini untuk angka kematian ibu (aki masih di kisaran 305 per 100.000 kelahiran hidup di indonesia, belum mencapai target yang ditentukan yaitu 183 per 100.000 kelahiran hidup di tahun 2024 dan untuk kalsel 137 per 100.000 kelahiran hidup. Demikian juga bayi dan balita yang masih harus kita selamatkan dari kematian
“Berdasarkan laporan dari Dinas Kesehatan Kabupaten Tapin yang bersumber dari pelaporan di puskesmas dan rumah sakit yaitu untuk tahun 2022 Angka Kematian Ibu (AKI) 334 per 100.000 kelahiran hidup dan Angka Kematian Bayi (AKB) 13 per 1.000 kelahiran hidup,“ katanya.
Tingginya kematian ini disebabkan oleh berbagai faktor risiko yang terjadi mulai dari fase sebelum hamil yaitu kondisi wanita usia subur yang anemia, kurang energi kalori, obesitas, mempunyai penyakit penyerta seperti tuberculosis dan lain-lain. Pada saat hamil ibu juga mengalami berbagai penyulit seperti hipertensi, perdarahan, anemia, diabetes, infeksi, penyakit jantung dan lain-lain.
Adapun target kematian ibu dan anak dilakukan melalui intervensi spesifik yang dilakukan saat dan sebelum kelahiran. Berdasarkan data sampling registration system (srs) tahun 2018, sekitar 76 persen kematian ibu terjadi di fase persalinan dan pasca persalinan dengan proporsi 24 persen terjadi saat hamil, 36 persen saat persalinan dan 40 persen pasca persalinan. Yang mana lebih dari 62 persen kematian ibu dan bayi terjadi di rumah sakit. Artinya akses masyarakat mencapai fasilitas pelayanan kesehatan rujukan sudah cukup baik.
Berharap kepada para peserta workshop tantangan dan strategi dalam menurunkan risiko Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) di kabupaten tapin tahun 2023 ini dapat saling bekerjasama, bersinergi dan berkolaborasi.
“Sehingga upaya penurunan Angka Kematian Ibu (aki) dan Angka Kematian Bayi (AKB) khususnya yang ada di Kabupaten Tapin dapat diturunkan secara signifikan dan bisa mencapai dibawah target nasional,“ harapnya.
Kepala Dinas Kesehatan Kab Tapin Alfian Yusuf mewakili Sekretaris Daerah Tapin mengatakan, menyambut baik diadakannya workshop dalam upaya menurunbkan angka kematian ibu dan angka kematian bayi di Kabupaten Tapin. Ini merupakan tugas negara yang harus kita lakukan karena ini merupakan ukuran bagi kemajuan kesehatan suatu negara, khususnya berkaitan dengan masalah kesehatan ibu dan anak.
“Kesehatan ibu adalah persoalan utama pembangunan di indonesia. Namun faktanya, diantara banyak target pencapaian millenium development goals di indonesia, target kesehatan ibu masih jauh tertinggal dan perlu perhatian khusus. Angka kematian ibu di indonesia masih dianggap sebagai salah
satu yang tertinggi di kawasan asia tenggara (who,2014),“ jelasnya.
Oleh karenanya komitmen ini diwujudkan dengan mencantumkan kesehatan ibu menjadi salah satu target MDgS. Kematian ibu 99 persen terjadi di negara berkembang.
Menurut data unescap (organisasi di bidang ekonomi dan sosial di asia pasifik) angka kematian ibu di indonesia adalah angka kematian tertinggi keempat (220/100.000 kelahiran hidup) diantara beberapa negara di asia timur selatan. Selain itu jumlah kematian ibu di indonesia adalah yang tertinggi diantara negara-negara asia timur dalam kurun waktu 10 tahun terakhir.
Upaya menurunkan angka kematian ibu (aki) dan angka kematian bayi (akb), dengan memastikan bahwa setiap ibu memiliki akses dalam memperoleh pelayanan kesehatan yang berkualitas, yang meliputi pelayanan kesehatan ibu hamil, pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan terlatih, perawatan masa nifas bagi ibu dan bayi, perawatan khusus dan rujukan apabila terdapat komplikasi, serta pelayanan KB.
Berharap dengan kegiatan workshop ini, kita semua memiliki kometmen bersama menjadikan Kabupaten Tapin angka kematian ibu (aki) dan angka kematian bayi (akb) turun sehingga menjadikan daerah yang sehat dan zero kasus tersebut. (abd/K-6)