Banjarmasin, KP – Walikota Banjarmasin, H Ibnu Sina akhirnya angkat bicara setelah Tim Ahli Cagar Budaya Kota Banjarmasin memastikan
benda kuno yang diangkat di lokasi rehabilitasi Langgar Al Hinduan, bukan meriam kuno tapi sisa ketel dari kapal uap.
“Dipastikan Oleh Tim Ahli Cagar Budaya adalah ketel uap, jenis kapal uap sungai dari temuan bekas jelaga pada dasar ketel” kata Ibnu
Sina saat ditemui di Balaikota Banjarmasin, Selasa (22/08/2023).
“Temuan ini membuktikan ada perahu bermesin yang pernah melintasi Sungai Martapura sekitar tahun 1900, ini bisa menjadi bukti
dokumentasi sejarah transportasi air di Kota Banjarmasin” tutur Ibnu Sina.
Walaupun benda yang ditemukan bukan seperti yang di inginkan dan menjadi perbincangan warga berupa meriam kuno, Ibnu Sina menyatakan
berkomitmen untuk menjaga benda bersejarah dan cagar budaya yang ditemukan di lokasi Langgar Al Hinduan.
“Nanti dibersihkan, dilengkapi, paling tidak diamankan terlebih dahulu, dengan penempatannya bisa di museum atau sekitar lokasi
penemuan” kata Ibnu Sina.
Bahkan lokasi di areal temuan benda bersejarah ini, Wali Kota berencana membuat miniatur dan monumen kapal uap sebagai sarana edukasi
sarana transportasi sungai tempo dulu.
Ibnu Sina menyebutkan jenis kapal ini diduga mirip dengan kapal yang berada di Istana Siak Indrapura, Provinsi Riau.
Kapal uap ini berukuran sedang, buatan Eropa Barat dan biasanya dimiliki oleh orang kaya dan sultan.
“Agar generasi mendatang mengetahui tentang jenis-jenis kapal yang pernah berlayar di Sungai Martapura dan sungai sekitarnya” tutur
Ibnu Sina.
Sementara, Ahli Sejarah ULM, Mansyur bersama Tim Ahli Cagar Budaya Kota Banjarmasin memastikan benda yang diangkat dari Lokasi
rehabilitasi Langgar Al Hinduan adalah Ketel dari Kapal Uap.
Ketel uap ini mirip dengan model Cochran Boiller, produksi sekitar tahun 1885 untuk kapal uap berukuran kecil yang khusus melayari
sungai dengan bahan bakar batubara.
Pertimbangannya adalah hasil penelitian dan pengembangan arkeologi bawah air pada tahun 1997 lalu. Malah dikabarkan dana pembangunan
senilai Rp20 M dari APBD Kota Banjarmasin yang pembangunannya sudah lama didiskusikan dengan para ulama yang tergabung dalam NU di Banjarmasin. (mar/K-3)