Kalimantan Post - Aspirasi Nusantara
Baca Koran
Space Iklan
Space Iklan
Iklan Utama
BanjarmasinTRI BANJAR

Dewan Minta Gencarkan Sosialisasi ASI Cegah Stunting

×

Dewan Minta Gencarkan Sosialisasi ASI Cegah Stunting

Sebarkan artikel ini
Hal 10 1 Klm H Arufah Arif 1
H Arufah Arif

Stunting atau akibat kurangnya asupan gizi yang bisa mengakibatkan terganggunya pertumbuhan pada anak menjadi urusan wajib bagi setiap pemerintah daerah

BANJARMASIN, KP – Pemko Banjarmasin diminta terus meningkatkan sosialisasi dalam rangka memberikan pemahaman dan pengetahuan kepada masyarakat untuk mencegah kekurangan gizi (stunting) terhadap anak.

Baca Koran

Memberikan pengetahuan dan pemahaman sangat penting karena para orang tua lah yang setiap hari mengurus dan mengawasi pertumbuhan anaknya.

Untuk itu Pemko diminta melalui SKPD terkait seperti Dinas Kesehatan bersama Dinas Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Masyarakat (DPPKBPM) memberikan sosialisasi kepada masyarakat terkait betapa pentingnya menjaga kebutuhan gizi terhadap anak.

” Selain kebutuhan gizi juga pemberian Air Susu Ibu (ASI) agar balita tumbuh sehat dan terhindar dari Stunting,” kata Wakil Ketua Komisi IV DPRD Kota Banjarmasin Arufah Arif, kepada {KP} Jumat (22/9/2023).

Pada kesempatan itu, ia juga meminta agar pihak terkait lainya dalam upaya Percepatan Penurunan Stunting (PPS) seperti penyuluh KB, Kader Posyandu, Tim Pendamping Keluarga (TPK) dan pengurus PKK tak hentinya mengedukasi masyarakat.

Arufah menandaskan , stunting atau akibat kurangnya asupan gizi yang bisa mengakibatkan terganggunya pertumbuhan pada anak menjadi urusan wajib bagi setiap pemerintah daerah.

Berdasarkan data kata wakil ketua komisi diantaranya membidangi kesehatan ini, hampir di seluruh daerah di Indonesia masalah stunting masih tergolong cukup tinggi dan menjadi isu nasional yang harus dituntaskan.

Arufah menyebutkan, dari hasil rapat kerja komisi IV dengan DPPKBPM beberapa waktu lalu angka stunting di Kota Banjarmasin berdasarkan hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) berada di atas angka 20 persen.

Ia juga mengakui terkait masih tingginya angka itu Pemko Banjarmasin sudah menargetkan menurunkan stunting berada di angka 14 persen yang diharapkan tercapai pada tahun 2024 nanti,.

Baca Juga :  Peringati Hari Lingkungan Hidup, PT Pelabuhan Indonesia Regional 3 Sub Regional Kalimantan Tanam 5000 Pohon Mahoni

” Target yang diinginkan ini sesuai dengan target nasional untuk pembangunan Generasi Emas,” ujarnya.

Kembali ia mengemukakan, untuk menekan angka tersebut masyarakat perlu memahami faktor apa saja yang menyebabkan stunting.

Diketahui stunting , merupakan kondisi gagal pertumbuhan pada anak (pertumbuhan tubuh dan otak) akibat kekurangan gizi dalam waktu yang lama. Sehingga, anak lebih pendek dari anak normal seusianya dan memiliki keterlambatan dalam berpikir.

Kekurangan gizi dalam waktu lama itu bisa saja terjadi sejak janin dalam kandungan sampai awal kehidupan anak (100 Hari Pertama Kelahiran).

Penyebabnya lainnya adalah, karena rendahnya akses terhadap makanan bergizi, rendahnya asupan vitamin dan mineral, dan buruknya keragaman pangan dan sumber protein hewani.

Faktor ibu dan pola asuh yang kurang baik terutama pada perilaku dan praktik pemberian makan kepada anak juga menjadi bisa penyebab anak stunting. Itu apabila ibu tidak memberikan asupan gizi yang cukup dan baik.

Selain itu, ibu yang masa remajanya kekurangan nutrisi, bahkan saat kehamilan, juga sangat berpengaruh pada masa pertumbuhan serta kecerdasan anak.

” Yang paling perlu diwaspadai adalah balita atau anak yang kekurangan asupan ASI sampai mengalami stunting bisa berakibat fatal yaitu bisa menyebabkan kematian,” tutup Arufah Arif. (nid/K-3)

Iklan
Iklan