Kalimantan Post - Aspirasi Nusantara
Baca Koran
Space Iklan
Space Iklan
Iklan Utama
HEADLINE

Disdag Kalsel Siapkan Langkah atasi Fenomena Pedagang

×

Disdag Kalsel Siapkan Langkah atasi Fenomena Pedagang

Sebarkan artikel ini

Banjarbaru, KP – Para pedagang di beberapa pasar Indonesia belakangan diketahui sedang sepi pembeli.

Salah satunya terpengaruh gempuran pasar online (e commerce).

Baca Koran

Fenomena tersebut telah menggempur pasar grosir terbesar di Indonesia, yaitu Pasar Tanah Abang, Jakarta.

Buntut keluhan para pedagang yang sepi pembeli tersebut, Pemerintah segera menyiapkan aturan mengendalikan e-commerce berbasis media sosial (medsos).

“Ini baru disiapkan, itu kan lintas kementerian dan ini memang baru difinalisasi di Kementerian Perdagangan,” ujar Presiden Joko Widodo (Jokowi) saat meninjau penanganan Inpres Jalan Daerah (IJD) di Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, baru baru ini.

Menurut Jokowi, hal tersebut harus segera diatur karena diyakini Presiden dapat berdampak kepada usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) Indonesia serta aktivitas perekonomian di pasar.

“Karena kita tahu itu berefek pada UMKM, kepada produksi di usaha kecil, usaha mikro, dan juga pada pasar. Ada pasar, di beberapa pasar mulai anjlok menurun karena serbuan,” ungkapnya.

Pedagang di Provinsi Kalsel salah satu daerah yang mengalami sepi pembeli. Lantas bagaimana solusinya?

Menurut Plt. Kepala Dinas Perdagangan (Disdag) Kalsel, Nurul Fajar Desira, pihaknya sudah menyipkan langkah untuk hal tersebut.

Dikatakannya, pedagang sepi pembeli diduga karena dua faktor.

Pertama daya beli masyarakat yang melemah dan kedua karena online shop atau pasar online.

“Dugaan tersebut yang akan kami teliti terlebih dahulu untuk didalami,” ujarnya, Senin (25/9).

Disebut, jika hasil penelitian dikarenakan online shop maka mau tidak mau menyesuaikan dengan kemajuan teknologi.

Fajar menyebut jika memilih melawan arus teknologi adalah sebuah keniscayaan.

“Langkah pertama kami pendataan dulu. Saat ini belum bisa disimpulkan pedagang sepi pembeli apakah karena daya beli masyarakat melemah atau dampak online shop. Dua hal itu yang perlu kita dalami,” bebernya.

Baca Juga :  Pendidikan dan Olahraga Prioritas di APBD-P 2025, Banggar Soroti Rendahnya Serapan Anggaran dari APBD Rp 11,7 Triliun

Diuraikan Fajar, jika penyebabnya daya beli melemah maka harus dibuat kebijakan makro lintas sektor untuk mendorong hal tersebut.

“Jika disebabkan online shop maka solusinya kita memfasilitasi pedagang agar masuk online shop.

Kalau melawan arus teknologi keniscayaan. Jadi, solusinya para pedagang yang belum melek teknologi harus kita dorong agar menyesuaikan dengan kemajuan zaman di bidang perdagangan.

Mereka akan kita latih dan sebagainya,” pungkas Fajar.(mns/K-2)

Iklan
Iklan