BANJARMASIN, Kalimantanpost.com – Ditengah akhir jabatan Bupati Tanah Laut (Tala) H Sukamta yang akan digantikan Pelaksana Tugas (Plt) Syamsir Rahman cukup mengagetkan. Petinggi Tala justru berhasil merilis film lokal Kalimantan Selatan dengan judul Film ‘Tala, When Love Calls From Bottom of Borneo’ diputar perdana di XXI Duta Mall Banjarmasin, Sabtu (16/9/2022) sore.
Pemutaran film tersebut langsung dihadiri Bupati Tanah Laut, Sukamta bersama Sekretaris Daerah, Dahnial Kipli.
Seperti yang diketahui, ‘Tala, When Love Calls From Bottom of Borneo’ sendiri diproduksi untuk mempromosikan wisata setempat tak hanya nasional tapi Go Internasional.
Bupati Tala Sukamta mengatakan jika promosi film ini nantinya akan dilakukan dengan beberapa strategi, salah satunya dengan mengikuti festival film nasional yang mana pada Oktober nanti, film Tala akan terdaftar di deretan film Indonesia dan benar-benar melibatkan kearifan lokal.
“Alhamdulillah film ini sudah selesai dan sudah kita launching. Tentu sudah kita lakukan skenario untuk melakukan promosi diantaranya dengan mengikuti festival-festival. Nanti di Oktober kita sudah terdaftar di film Indonesia, mudah mudahan ini menginspirasi kita semua” ucapnya.
Proses syuting film Tala ini diakui seluruhnya bertempat di Kabupaten Tanah Laut. Terlihat beberapa scene diambil di wisata kenamaan baik itu air terjun Bajuin, pantai Takisung, hingga danau ITB, juga kearifan lokal semua ditonjolkan dalam film layar lebar ini.
“Selain pariwisata juga tadi ditampilkan hasil kerajinan kita, kerajinan purun. Ini bagian dari kita menampilkan ekonomi kreatif kita. Ada juga andalan kita madu kelulut, dan semua kearifan lokasi dan lokasi wisata daerah diangkat dalam film ini,” imbuhnya.
Selain Sukamta, Sekda Dahnial Kipli juga memberi apresiasi atas penayangan perdana film ‘Tala, When Love Calls From Bottom of Borneo’.
Menurutnya, 80 persen pemeran dalam film itu diisi warga lokal, sisanya artis kenamaan yakni Michel Candrawinata, Amara Angelica, Bella Devita, serta Jamal Mirdad.
“Film ini untuk promosi wisata, tapi ada kita muat bertema asmara,” ungkap Dahnial.
Sejumlah pengunjung yang berhadir dalam premiere, mengaku cukup terpukau dengan peran dan alur cerita yang disajikan film yang melibatkan petinggi daerah tetapi sama sekali tak tampak dan semua cerita tampak mengalir.
Bahkan, menurutnya kendala bahasa yang mana dalam film tersebut menggunakan bahasa dari bahasa Inggris, Bahasan Indonesia hingga campuran Banjar dapat teratasi dengan baik semua pemainnya saling mendukung, sehingga tampak natural kalau ditontonkan.
“Film yang memotret dan visualisasi keindahan alam dari Kabupaten Tala yang merupakan promosi pariwisata. Plot skenario dibikin untuk bisa menggambarkan keindahan tersebut. Dengan komposisi pemain yang lebih banyak orang lokal, kendala bahasa teratasi, sehingga semua jadi lebih natural. Karena film ini lebih menguatkan aspek promosi pariwisata dan kearifan lokal, sehingga plot cerita hanya sebagai penguat untuk hal tersebut,” katanya.
Demikian dokumentasi digital yang ditampilkan film ini juga menurutnya patut diacungi dua jempol. Film ini dinilai mampu mengumpulkan pundi-pundi rupiah dan menambah pendapatan asli daerah.
“Begitu juga kreatifitas daerah, dalam membungkus promosi pariwisata dalam sebuah film, yang menjadi aset daerah dan bahkan berpotensi mendapatkan keuntungan komersial patut diacungi jempol. Menjadi banyak keuntungan dari sisi dokumentasi digital sebagai aset dan peluang menambah PAD,’’ demikian Sukrowardi usai menonton Film Layak Lebar produksi Pemkab Tala bekerja sama dengan pemain profesional. (Nau/KP0-1)