Kalimantan Post - Aspirasi Nusantara
Space Iklan
Space Iklan
Iklan
Banjarmasin

Ketua STKIP PGRI Banjarmasin Ikuti ACT di Malaysia

×

Ketua STKIP PGRI Banjarmasin Ikuti ACT di Malaysia

Sebarkan artikel ini
IMG 20230917 WA0024
Ketua STKIP PGRI Banjarmasin Dr Hj Dina Huriaty, MPd bersama 155 anggota Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) mengikuti 37th Asean Council of Teacher (ACT) +1 Convention dengan tema Leading the Future od Ecucator di Putrajaya, Malaysia, 15-17 September 2023. (Kalimantantanpost.com/Istimewa)
Iklan

BANJARMASIN, Kalimantanpost.com – Ketua STKIP PGRI Banjarmasin Dr Hj Dina Huriaty, MPd bersama 155 anggota Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) mengikuti 37th Asean Council of Teacher (ACT) +1 Convention dengan tema Leading the Future od Ecucator di Putrajaya, Malaysia, 15-17 September 2023

ACT adalah perkumpulan organisasi guru di kawasan Asia Tenggara. Pendirian ACT diprakarsai Indonesia pada tahun 1978, melalui organisasi guru PGRI pada masa kepemimpinan Ketua Umum PB PGRI, Basyuni Suriamiharja.

Baca Koran

Organisasi guru yang menghadiri kegiatan ini, yaitu Brunei Malay Teachers Association (Brunei Darussalam), Korean Federation Teachers Association (Korea Selatan), National Union of The Teaching Profession Malaysia atau Kesatuan Perkhidmatan Perguruan Kebangsaan Malaysia (Malaysia).

Lalu, Singapore Teacher’s Union (Singapura), Philippine Public School Teachers Association (Filipina), KHURUSAPHA, The Teacher’s Council of Thailand (Thailand), Myanmar Teachers Federation (Myanmar), Vietnamese Teachers Association (Vietnam) dan Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI).

Agenda kegiatan ini terdiri dari pertemuan ketua organisasi setiap negara yang membahas mengenai isu-isu Pendidikan.

Pembicara utama oleh Dr. Ahmad Rafee bin Che Kassim (Deputy Director General of Malaysia Education) menyampaikan Pendidikan menjadi pondasi bagi kemajuan sebuah bangsa.

Rafee menjelaskan, pendidikan yang bermutu akan dapat menghasilkan generasi-generasi yang dapat menyelesaikan berbagai macam persoalan di masa-masa mendatang.

Dalam diskusi panel, perwakilan PGRI menyampaikan makalah tentang Hybrid Education oleh Prof. Ricardus Eko Indrajit.

Ricardus menjelaskan, hybrod ecucation merupakan penggabungan antara tatap muka (luring) dan online (daring), sehingga kendala jarak antara guru dan siswa yang sempat terjadi saat pandemii COVID-19 dapat diatasi.

“Keduanya saling melengkapi satu sama lain sehingga menjadi salah satu solusi dalam pembelajaran dalam kondisi darurat,” ujarnya.

Baca Juga :  Pemprov Kalsel Serahkan Penghargaan Adipura dan ProKlim 2024

Ketua STKIP PGRI Banjarmasin, Dr Hj Dina Huriaty, M.Pd. menjelaskan, selain diskusi panel juga ada diskusi paralel, di sana perwakilan Indonesia bergabung dengan perwakilan Filipina.

“Dikegiatan ini juga ada parade budaya setiap negara dan ditutup dengan penandatanganan resolusi bersama oleh pimpinan organisasi guru yang ikut dalam ACT+1. ACT+1 tahun 2024 disepakati akan diselenggarakan di Thailand,” ujarnya.

Pada kesempatan ini, Dina juga berkesempatan membicarakan kemungkinan kerja sama dengan Perguruan Tinggi di negara ASEAN. Hal ini diapresiasi oleh ketua umum PB PGRI, Prof. Dr. Unifah Rosyidi, yang rencananya akan difasilitasi melalui simposium di awal tahun 2024. (Mau/KPO-3)

Iklan
Iklan