TERKAIT konflik antara warga dengan perusahaan sawit PT.Hamparan Masawit Bangun Persada (HMBP) yang ingin menguasai lahan sawit sesuai kesepakatan tahun 2013.
Kapolda Kalteng Irjen Pol Nanang Avianto mengaku sudah menerima informasi tersebut.
Kapolda mengatakan di sela kunjungannya memantau Karhutla di Sampit, Kotim.
“Ya saya sudah menerima laporannya. Kita sedang cek kembali ke lapangan,” tambah Kapolda kepada wartawan, Sabtu (7/10).
Pada bagian lain ditambahkan melalui Kabid Humas Kombes Pol Erlan Monaji, aparat di lapangan sudah melakukan tahapan sesuai prosedur, serta berjanji melakukan investigasi lengkap.
Dia menjelaskan, pasukan personel gabungan TNI dan Polri yang ditugaskan di lapangan tidak dibekali peluru tajam.
Mereka dibekali dengan gas air mata, peluru hampa dan peluru karet.
“Tapi apabila nanti terbukti ada oknum personel anggota yang melakukan penembakan dengan senjata berpeluru tajam, kami akan melakukan investigasi lebih lanjut dalam proses
penyelidikan.
Kita tunggu hasil investigasi internal dan komparatif dari pihak rumah sakit,” tegas Erlan.
Pihaknya meminta masyarakat tidak terprovokasi dengan atas kejadian yang terjadi.
Diakui pihak Kepolisian juga mengamankan 20 pendemo iserta sejumlah barang bukti, dan 5 orang diantaranya positif pengaruh metamvitamin.
Menyikapi jatuhnya korban jiwa dan luka tembak itu.
Sedangkan Pangkalima Tertinggi TBBR menyatakan mengecam keras tindakan aparat keamanan yang dinilai berlebihan dan minta seluruh pasukannya di tanah Boerneo untuk siaga.
Demikian juga dari Aliansi Masyarakat Nusantara (Aman) mengecam keras dan menuntut pengusutan tuntas.(drt/K-2)