Kalimantan Post - Aspirasi Nusantara
Baca Koran
Space Iklan
Space Iklan
Iklan Utama
BanjarmasinTRI BANJAR

Dua Kelurahan di Banjarmasin Bebas Stunting

×

Dua Kelurahan di Banjarmasin Bebas Stunting

Sebarkan artikel ini
Hal 9 3 KLm Wakil Walikota BJM
TPS- Wakil walikota Banjarmasin, H Ariffin Noor selaku Ketua Tim TP2S yang menetapkan 2 kelurahan nol kasus Stunting. (KP/Mardianto)

Penanganan stunting terbaik adalah dengan menghapuskan angka kemiskinan ekstrim sebanyak 9043 kepala keluarga

BANJARMASIN Kalimantanpost.com – Dua Kelurahan di Kota Banjarmasin Ditetapkan nol kasus Stunting, dari 22 Kelurahan yang ditetapkan Walikota Banjarmasin sebagai locust atau lokasi penanganan Stunting.

Baca Koran

Kedua Kelurahan tersebut adalah kelurahan Telawang dan Kelurahan Mawar di Kecamatan Tengah dengan jumlah kasus mencapai 10 hingga 16 kasus anak stunting.

Kepala Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Masyarakat (DPPKBPM) Kota Banjarmasin, M Helfiannoor mengatakan penetapan nol kasus ini karena angka kasus yang sangat kecil dan kasus anak stunting bisa diatasi.

Penetapan nol kasus ini agar tim Terpadu Penanggulangan Stunting (TP2S) bisa lebih fokus pada penanganan stunting di locust lainnya.

Disebutnya TP2S telah melakukan intervensi dengan memberikan makanan tambahan dari kader KB sebesar 20.000 per hari selama 6 bulan, yang anggarannya menggunakan dana DAK sebesar 4 milyar rupiah dan APBD Kota Banjarmasin sebesar 3 milyar rupiah.

Selain itu, menggunakan dana yang berasal dari SKPD lainnya di Pemko Banjarmasin untuk penanganan stunting mulai dari pelayanan kesehatan, perbaikan sanitasi hingga perbaikan gizi balita dan ibu hamil.

Sumber anggaran juga dari program ASN peduli dan Bazis Kota Banjarmasin.

“Targetnya kita mencapai angka di 14 persen sesuai target nasional kalau bisa jauh lebih kecil lagi dibawah 14 persen” tutur Helfiannoor.

Sementara, Wakil Walikota Banjarmasin sekaligus Ketua Tim TP2S, Ariffin Noor mengatakan bertekad untuk mencapai target nasional 14 persen di tahun 2024 mendatang.

Audit program yang dilakukan saat ini untuk memastikan program dan keuangan telah berjalan sesuai dengan target penurunan stunting di Kota Banjarmasin.

Menurutnya penanganan stunting terbaik adalah dengan menghapuskan angka kemiskinan ekstrim sebanyak 9043 kepala keluarga.

Baca Juga :  Semangat Rajut Silaturahmi, YN'S Center Buka Puasa bersama Golkar Banjarmasin Selatan

Keluarga dengan penghasilan dibawah 10.000 per hari ini dalam beberapa kasus sangat rentan untuk menghasilkan anak rentan stunting bahkan gizi buruk.

Hal ini karena penghasilan mereka untuk mencukupi kebutuhan gizi saat anak belum lahir hingga masa balita.

Selain itu, yang menjadi perhatian adalah usia menikah yang terlalu muda dan pengetahuan tentang gizi, kesehatan dan sanitasi. (mar/K-3)

Iklan
Iklan