Banjarmasin, KP – Agar mampu berkomunikasi serta memiliki dalam menghadapi berbagai keberagaman yang ada, baik lingkup individu, kelompok, maupun masyarakat global, untuk itu pentingnya tujuan utama mempelajari komunikasi antar budaya, selain bisa mempelajari komunikasi antar budaya juga dapat meminimalisir konflik atau kesalah pahaman yang mungkin terjadi.
Hal tersebut dikatakan Dekan Fakultas Ilmu Farmasi Universitas Islam Kalimantan (Uniska) Muhammad Arsyad Albanjari Dr. Didi Susanto, M.I. Kom., M.Pd, usai nota kesepahaman dengan International Cultural Communication Center Malaysia (ICCCM) dalam beberapa bidang.
“Pada dasarnya komunikasi antar budaya adalah proses komunikasi antar manusia dengan berbagai konteks budaya atau latar belakang budaya berbeda yang hakikatnya menciptakan keselarasan dan kebersamaan,” katanya, Rabu (15/11/2023).
Menurut Didi, ICCCM merupakan pusat komunikasi budaya internasional yang menyelenggarakan pelatihan dan pertukaran pendidikan untuk dosen maupun mahasiswa.
“Melalui jalinan kerja sama ini akan mengembangkan kapasitas dosen maupun mahasiswa Uniska. Dan diharapkan dapat menjangkau semua bidang terutama bidang pendidikan dan juga praktik mengajar,” ucapnya.
Ditambahkannya pula mempelajari komunikasi antarbudaya ialah menciptakan relasi yang memuaskan, di mana manusia dari berbagai latar belakang budaya saling memahami, mengerti, menghormati, menghargai, dan hidup bertoleransi.
“Intinya kerjasama ini akan membawa dampak yang positif terutama dalam meningkatkan kemajuan di Uniska,” ujar Dekan yang low profile ini.
Sementara, Regional Director ICCCM, Loo Hui Ann mengungkapkan bahwa kerja sama ini memberikan kesempatan bagi mahasiswa dan dosen di Uniska dalam penunjang karir dan pendidikan pada skala nasional maupun Internasional.
“ICCCM juga aktif dalam mempromosikan siswa dan dosen dari negara-negara Asia Tenggara sebagai pertukaran,” pungkasnya. (fin/KPO-1)
