Lama tak terdengar, pembangunan jembatan Pulau Laut Kotabaru yang mangkrak, kini mulai berdengung lagi. Jembatan yang sedianya menghubungkan Pulau Kalimantan dan Pulau Laut tersebut kembali direncanakan untuk diteruskan. Tetapi dengan berbagai modifikasi agar efisien dalam pembiayaan.
Rencana dilanjutkannya mega proyek yang digagas sejak tahun 2014 dan dimulai pembangunannya pada tahun 2015, lalu mangkrak, terbuka kembali peluangnya. Seiring dengan ditetapkannya pemindahan Ibu Kota Negara (IKN) ke Kalimantan Timur dan ditetapkannya Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Setangga di Kabupaten Tanah Bumbu, Kalsel.
Pemerintah Provinsi Kalsel kini melaksanakan tahapan pembangunan jembatan sepanjang 6,3 kilometer berbiaya Rp 3,6 triliun tersebut. Pada tahun 2024, dianggarkan pada APBD Kalsel sebesar Rp 500 miliar. Pendanaan tersebut salah satunya untuk review desain jembatan, seiring dengan disetujuinya penurunan tinggi clearance dari 50 meter ke 30 meter pada Agustus 2023 lalu.
Penurunan tinggi clearance tersebut akan menghemat biaya dan memastikan rasa aman bagi pengendara yang melintas di jembatan tersebut saat beroperasi kelak.
Perkembangannya, tahap lelang review desain sudah dimulai sejak November 2023. Setelah tuntas, desain baru akan diajukan ke Komisi Keamanan Jembatan dan Terowongan Jalan (KKJTJ) untuk mendapatkan rekomendasi. Tahap berikutnya, barulah dilakukan lelang pekerjaan fisik jembatan.
Publik Banua sudah lama menunggu perkembangan rencana pembangunan jembatan Pulau Laut Tersebut. Sejak dimulai pada tahun 2015, proses pembangunan fisik sudah dimulai.
Dua titik pondasi sebenarnya sudah dikerjakan. Satu di wilayah Tanah Bumbu, satunya lagi di Kotabaru.
Bahkan, sharing pembiayaan antara Kabupaten Tanah Bumbu, Kotabaru, Pemerintah Provinsi, dari masing-masing APBD sempat digelontorkan. Namun, akhirnya pekerjaan pembangunan jembatan terhenti.
Salah satu penyebab, karena bentang tengah jembatan masih diperlukan studi kelayakan, karena rentan berimbas pada faktor keselamatan pengendara yang melintas.
Padahal, jembatan tersebut diprediksi akan memberikan multiefek bagi Provinsi Kalsel, khususnya untuk Tanah Bumbu dan Kalsel. Dua kabupaten tersebut terpisah oleh sebuah Selat Laut. Selama ini, dua wilayah hanya bisa diakses dengan transportasi air.
Pertumbuhan ekonomi, pasti akan bergerak jika dua daerah terhubung langsung. Gerak transportasi, baik orang maupun barang, akan semakin cepat. Konektivitas masa depan pun akan tersambung ke IKN di Kalimantan Timur.
Kita berharap, langkah yang ditempuh Pemprov Kalsel lancar dan tak ada hambatan. Sehingga, idam-idaman warga Banua tentang jembatan Pulau Laut dapat terwujud.