Banjarbaru Kalimantanpost.com – Dinas Perkebunan dan Peternakan (Disbunnak) Kalsel, menyadari dalam membangun sektor perkebunan dan peternakan tak bisa seorang diri. Diperlukan sumbangsih semua pihak.
“Program tak bisa hanya mengandalkan pemerintah tapi juga melibatkan lima unsur, yaitu akademisi, swasta, masyarakat atau komunitas.
Semua punya peranan penting dalam mendukung kegiatan pembangunan sektor perkebunan dan peternakan di Kalsel,” kata Kepala Disbunnak Kalsel, Suparmi, Selasa (5/12).
Disbunnak mendorong pertumbuhan sektor perkebunan dan peternakan berbasis multipihak atau Pentahelix.
Diharapkan dengan pelibatan semua pihak, program sektor perkebunan dan peternakan itu dapat berdampak nyata kesejahteraan pekebun maupun peternak.
Menurut Suparmi, saat ini ada empat program inovasi bidang perkebunan dan peternakan yang gencar dikembangkan Disbunnak Kalsel.
Yaitu program atau inovasi Siskaku Intip, Bang Sibun Bekaret, Bang Kodim dan Siti Hawalari.
Program Siskaku intip (Sistem Integrasi Kelapa Sawit-Sapi Berbasis Kemitraan Usaha Ternak Inti Plasma) terus berkembang di Kalsel.
Hingga kini sudah memiliki 22 klaster peternakan sapi di areal kebun sawit perusahan.
Program Siskaku Intip yang kini jadi role model nasional, merupakan upaya optimalisasi lahan perkebunan sawit untuk ternak sapi, bertujuan meningkatkan produksi daging dan kesejahteraan pekebun.
Sektor perkebunan karet, Disbunnak Kalsel mengembangkan program Bang Sibun Bekaret (pengembangan koperasi pekebun berbasis kawasan karet).
Program ini untuk menyangga ekonomi para petani karet saat harga karet turun dan produksi rendah.
Kemudian ada program bang Kodim yaitu pengembangan tanaman kopi terintegrasi.
Terakhir adalah pengembangan plasma nutfah Itik Alabio baik lahan rawa maupun lahan kering dengan inovasi yang dinamakan Siti Hawalari.
“Selain melibatkan masyarakat khususnya para pekebun dan peternak, program perkebunan dan peternakan yang dikembangkan juga melibatkan pemanfaatan tehnologi dan milenial,” kata Suparmi.(mns/K-2)