TURKI, Kalimantanpost.com – Ekspremen dilakukan pelatih Tim Nasional (Timnas) Indonesia, Shin Tae-yong dengan membagi pemain dalam dua tim dalam pertandingan uji coba pertama melawan Libya Selasa (2/1/2024) lalu gagal total.
Taktik yang dijalankan baik di tim pertama yang turun di babak pertama maupun grup kedua tak sesuai dengan skenario dibuat pelatih asal Korea Selatan ini hingga kalah 0-4 atas Libya.
Di uji coba kedua melawan Libyabdi Stadion Titanic Mardan, Turki, Jumat (5/1/2024) pukul 19.30 WIB, Shin Tae-yong sudah pasti tak ingin mau lagi berekspremen dalam menyusun pemain.
Pelatih asal Korea Selatan ini sudah pasti akan menurunkan pemain terbaiknya agar meraih kemenangan sekaligus mengembalikan kepercayaan pecinta sepak bola tanah. Apabila kembali kalah, nasib Shin Tae-yong sebagai arsitek pasukan Garuda akan berada diujung tanduk.
Selain itu, mental pemain akan terganggu sebelum bertarung di Piala Asia yang sudah di depan mata dan peringkat Indonesia bakal kembali turun karena terdaftar di FIFA.
Tak ingin kehilangan muka, melawan Libya nanti malam, diperkirakan Shin Taeyong akan memasang Ernando Ari dari Persebaya Surabaya di bawah mistar gawang.
Cukup menarik dinanti, apakah pelatih berusia 53 tahun akan tetap menurunkan tiga center back andalannya, Rizky Ridho (Persija), Elkan Baggott (Ipswich Town, Inggris) dan Jordi Amat (JDT, Malaysia) sebagai starter. Pasalnya, dalam tiga kali main, Jordi Amat melakukan blunder dan kemungkinan Shin Tae-yong akan membangkucadangkan untuk memulihkan kepercayaan dirinya.
Jika pemain yang pernah berkiprah di La Liga Spanyol dan Liga Primer Inggris dibangkucadangkan, sebagai gantinya memasang Justin Hubner (Wolverhampton, Inggris) di center back bersama Ridho dan Elkan.
Di bek kanan, bila anak ‘kesayangan’ Shin Tae-yong yakni Asnawi Mangkualam masih cedera, yang dipasang Sandy Walsh (KV Mechelen Belgia) di Kanan dan Shayne Pattynama (Viking FK, Norwegia) atau Pratama Arhan di kiri.
Di posisi gelandang cukup banyak pilihan bagi Shin Tae-yong, bisa menurunkan Ivar Jenner (Jong Utrech, Belanda) bersama Mark Klok (Persib Bandung) atau Ricky Kambuaya.
Namun, dalam pertandingan melawan Irak maupun Libya, penampilan Kambuaya jauh dari harapan. Pemain klub Dewa United FC, tak berani memegang bola dan tidak membantu dalam bertahan. Akibatnya, antara lini belakang dan tengah menjadi putus, sehingga Justin Hubner, Rizky Ridho maupun Jordi Amat kebingungan memberikan umpan.
Alternatif lainnya di lini tengah dengan memasang gelandang muda Marselino Ferdinan. Pemain yang saat ini membela KMSK Deinze, Belgia cukup berani memegang bola, hanya saja umpan-umpan kurang akurat dan terlalu mengandalkan skill individu hingga sering kehilangan bola.
Di posisi second striker cukup banyak pilihan, adan Egy Maulana Vikri, Witan Sulaiman, Saddil Ramdani dan Rafael Struick.
Melihat dipertandingan sebelumnya, komunikasi yang cukup bagus bermain satu dua sentuhan antara Shayne dan Sandy Walsh dalam menyerang adalah Witan Sulaiman atau Egy Maulana dan Rafael Struick.
Baik Witan, Egy maupun Rafael cukup paham apa yang dimaui Sandy Walsh, Shayne maupun umpan terobosan Jordi Amat, Elkan, Justin Hubner maupun Ivar Jenner yang dibangun dari bawah untuk membuka peluang mencetak gol.
Namun, problem sekarang di lini depan tidak ada striker Timnas Indonesia yang mumpuni baik itu Dimas Drajat, Dendy Sulistyawan, Hokky Caraka maupun Ramadhan Sananta. Keempatnya kurang bisa membuka ruang kosong dan menyelinap menerima umpan-umpan terobosan. Keempatnya sering menunggu bola dulu baru bergerak, sehingga dengan mudah dipatahkan lawan.
Kemungkinan Shin Tae-yong akan menurunkan satu striker Dendy atau Dimas untuk memancing bek Libya yang dikawal …
Bila mengalami kebuntuan, barulah mendorong Rafael sebagai striker dibantu Witan, Egy atau Saddil di lini depan.
Diharapkan dengan tampil dengan kekuatan penuh, timnas Indonesia mampu menaklukkan kiper Libya yang dikawal Murad Al-Wuheeshi.
Indonesia pun tetap berhati-hati menghadapi serangan balik cepat Libya melalui sang kapten Ahmed Ekrawa, Fadel Mansyur maupun Omar Al Khoja.
Tim yang menempati peringkat 126 FIFA ini akan kembali bermain pressure ketat ke lini belakang Indonesia untuk mengganggu dan membuat kesalahan passing agar bisa merebut bola dan mencetak gol.
Apabila Timnas Indonesia mampu meminimalisasi kesalahan passing dan lebih dulu melakukan pressure ketat, kemenangan atas Libya bukan perkara sulit.
Walau pun peringkat Indonesia di bawah Libya, secara kualitas materi pemain Indonesia lebih unggul karena sebagian besar bermain di Liga Eropa.
Saatnya pembuktian pasukan Garuda untuk menunjukkan ketajamannya dengan menumbangkan Libya sekaligus sebagai modal bertarung di Piala Asia yang digulir 12 Januari 2024 di Qatar. (ful/KPO-3)