PALANGKA RAYA, Kalimantanpost.com – Pasien yang masih bayi meninggal dunia pasca di operasi ususnya, menuai protes dan permintaan penjelasan detil orang tua bayi. Komplin disampaikan dua kali, terakhir dilakukan Rabu (20/3/2024).
Hanya saja komplin bernada protes dilakukan saat pijak manajemen RSUD Doris Silvanus melakukan jumpa pers terkait hal tersebut di ruang umum Administrasi RSUD Doris Silvanus, yang dipimpin langsung oleh Dirut Ady Pradita dan jajarannya.
Afner Yulianto tiba-tiba datang dan terlihat marah-marah kepada tim dokter yang menangani dan memberi penjelasan kepada awak media. “Bukan kepada orang lain seperti wartawan, kepada saya lah dokter memberi penjelasan resmi,” tegasnya.
Menurut dia, ada beberapa kejanggalan dilakukan tim medis pada bayinya, seperti operasi usus karena tidak bisa buang paces oleh dokter yang bukan dokter bedah bayi. Kemudian pasca operasi jantung bayi bolong, dan lambatnya pemasangan ventilator. “Dipasang tapi sudah tak bernapas lagi” keluh Afner dengan nada emosi.
Beruntung sejumlah manajemen sudah siap dan sigap menahan emosi dan membawa yang bersangkutan keluar, disusul sejumlah wartawan mendengar penjelasannya. Padahal seminggu sebelumnya juga terjadi hal yang sama.
Dirut RSUD Doris Silvanus Palangka Raya, Ady, menyatakan pihaknya sudah melakukan tindakan medis yang sesuai dengan ketentuan dan prosedur
yang berlaku.
Sementara itu Anto Fernando yang menjadi penanggung jawab teknis operasi usus bayi Afner itu menjelaskan secara teknis, sebelum operasi pihaknya telah melakukan komunikasi dengan orang tua, untuk mendapat persetujuan.
Menurut dr Anto Fernando, bayi pasien lahir 9 Jan 2024, diluar Doris Silvanus, dan dirujuk ke Doris Silvanus. Lalu setelah diperiksa ditemukan kegagalan buang paces. Laku tanggal 16 Januari di operasi.
Setelah itu kembali ditemukan kejanggalan, sehingga dibutuhkan operasi kedua, setelah hari ke sembilan gagal nafas, lalu diberi nicu, 25 Januari 2024 meninggal dunia.
Terkait laporan orang tua pasien yang melaporkan dugaan malpraktek ke Polda Kalteng, pihaknya sudah diberikan penjelasan dan keterangan resmi oleh tim yang menangani.
Diakuinya, pihaknya selalu terbuka bila ada pertanyaan maupun konfirmasi dari keluarga pasien maupun warga terkait pelayanan.
Dirut RSUD Doris Silvanus Ady Pradita menegaskan adanya ketidak puasan layanan dan penjelasan kepada masyarakat akan terus diperbaiki. “Kami beritikad terus memperbaiki pelayanan dengan libatkan semua tim”, ujar Ady. (drt/KPO3)