PALANGKA RAYA, Kalimantanpost.com – Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng) masih aman dan masuk 10 besar inflasi terendah di Indonesia dan stok beras cukup aman.
“Pemprov Kalteng berupaya mempertahankan inflasi dengan mengikuti arahan pusat dan juga arahan Bapak Gubernur Kalteng, yaitu dengan melaksanakan Pasar Murah dan Pasar Penyeimbang secara terus menerus, serta gerakan tanam seperti sayuran dan cabai,” kata Staf Ahli (Sahli) Gubernur Kalteng Bidang Ekonomi, Keuangan dan Pembangunan Yuas Elko usai mengikuti Rapat Koordinasi (Rakor) Pengendalian Inflasi Daerah Bersama Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian secara virtual dari Kantor Gubernur Kalteng, Senin (18/3/2024).
Selain itu, sambungnya, ketersediaan pangan seperti beras juga penting untuk membantu masyarakat dalam memenuhi kebutuhan pangan.
“Stok beras kita masih banyak, ada 5.184 ton di Bulog, dari segi ketersediaan aman’ ucapnya.
Sementara itu, menteri Dalam Negeri Tito Karnavian Rapat Koordinasi (Rakor) Pengendalian Inflasi Daerah Bersama mengatakan permasalahan inflasi ini harus dijadikan atensi, karena sangat penting untuk menjaga situasi ekonomi dan membantu masyarakat.
“Kita harus bersyukur pertumbuhan ekonomi Indonesia di atas 5 persen, dan diakui oleh dunia pertumbuhan ekonomi kita bagus,” ujarnya.
Tito menambahkan, inflasi di bulan Februari 2,75 persen (Y-o-Y) naik dibandingkan bulan sebelumnya yakni 2,57 persen (Y-o-Y).
“Adanya Pemilu dan libur panjang menjadi penyebab transportasi banyak yang libur, itu salah satu yang mempengaruhi inflasi kita naik,” imbuhnya.
Tito menyebut, dengan adanya kenaikan beberapa komoditas harga barang dan jasa, perlu diimbangi dengan kemampuan daya beli.
Karena seandainya harga naik sementara daya beli kecil dan tidak meningkat, itu juga akan memberatkan masyarakat.
“Salah satu upaya dari Pemerintah untuk memperkuat daya beli adalah dengan membantu masyarakat melalui beberapa program seperti bantuan sosial, prakerja, dan lain-lain,” ungkap Tito.
Sementara itu, Plt Kepala Badan Pusat Statistik Amalia Adininggar Widyasanti mengemukakan komponen bergejolak pada Februari 2024 memberikan andil yang relatif besar dibandingkan komponen lainnya.
“Waspada inflasi komponen harga bergejolak yang berpotensi berlanjut pada Maret 2024 sebagai dampak kenaikan demand pada momen Ramadan,” ucapnya.
Dijelaskan, kenaikan Indeks Perkembangan Harga (IPH) di Luar Pulau Jawa dan Sumatera terjadi di Kabupaten Bone Bolango dengan nilai IPH 10,64 persen.
“Komoditas penyumbang andil kenaikan IPH terbesar di sepuluh wilayah tersebut didominasi oleh cabai rawit, beras, dan cabai merah,” sebut Amalia.
Mendampingi Yuas Elko, hadir unsur Forkopimda dan Kepala Biro Ekonomi Setda Kalteng Said Salim, serta instansi terkait.(drt/KPO-3)