Ariyani mengemukakan, dalam tahun 2024 ini pertumbuhan investasi ditarget Rp 1,9 triliun, tetapi angka ini meningkat dibanding dua tahun sebelumnya
BANJARMASIN,KP – Kendati sudah membuka peluang dan memastikan memberikan kemudahan perizinan, namun sektor pariwisata di Banjarmasin belum menarik minat pihak swasta untuk menanamkan investasinya di Kota Banjarmasin.
“ Harus diakui sektor pariwisata di Banjarmasin belum menarik minat swasta dalam menanamkan investasinya di Kota Banjarmasin,” kata Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Satu Pintu (DPMPSP) Kota Banjarmasin, Ariyani kepada {KP} Rabu (3/4/2024.
Ariyani mengemukakan, dalam tahun 2024 ini pertumbuhan investasi ditarget Rp 1,9 triliun. Angka ini meningkat dibanding dua tahun sebelumnya.
Pada tahun 2023 mencapai Rp 1,7 triliun atau mengalami kenaikan dibanding tahun 2022 yaitu sebesar Rp 1,3 triliun.
Menurutnya, terus naiknya pertumbuhan investasi ini membuktikan masuknya investasi sebagai salah satu upaya menggenjot pertumbuhan ekonomi Kota Banjarmasin cukup tinggi.
Ia memaparkan, terus meningkatnya pertumbuhan investasi di Banjarmasin tidak terlepas dari kemudahan dikeluarkannya perizinan yang dimohonkan pihak investor.
Seperti ungkapnya, investasi yang masuk kebanyakan pada sektor jasa dan perdagangan.“ Selain itu kita juga banyak memberikan perizinan dibidang manufaktur dan pergudangan pada kawasan yang telah ditentukan,” ujarnya.
Dikatakan, cukup banyaknya rumah sakit dan hotel, cafe serta rumah makan cukup memberikan dampak meningkatnya investasi.
Disebutkan, selain manufaktur dan pergudangan di bidang IT telekomunikasi dimana sepanjang tahun 2023 ada sekitar delapan investor yang sudah menanamkan investasinya di Banjarmasin.
Ariyani memaparkan, besarnya minat investor menanamkan investasinya di bidang telekomunikasi ini sehubungan dibangunnya Ibu Kota Negara (IKN) di Kalimantan Timur (Kaltim).
Lebih jauh Ariyani menandaskan, menyusul dipindahkannya Ibu Kota Negara (IKN) ke Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) diyakini akan berdampak positif bagi Kota Banjarmasin.
“Menyadari dampak positif itu menuntut Kota Banjarmasin mempersiapkan diri terhadap masuknya investor. Masalahnya, karena kota ini akan menjadi pintu gerbang IKN.,” tutup Ariyani. (nid/K-3)