PALANGKA RAYA, Kalimantanpost.com – Badan Penanggulangan Bencana dan Pemadam Kebakaran (BPBPK) Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng) mengelar rapat sosialisasi dan rencana penyusunan tabel respon Prakiraan Cuaca Berbasis Dampak / Impact Based Forecast (IBF) Kalteng.
Sosialisasi dilaksanakan secara virtual melalui zoom meeting, yang diikuti oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten/Kota se Kalimantan Tengah di Palangka Raya, Selasa (21/5/2024).
Kepala Pelaksana BPBPK, diwakili Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Alpius Patanan menjelaskan, prediksi cuaca dan prakiraan berbasis dampak merupakan peringatan dini atau bentuk dari respon cepat yang dikeluarkan oleh Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) ke BPBD Kabupaten/Kota dalam memberikan informasi kepada masyarakat.
Alpius mengatakan, peringatan dini dari BMKG ini dapat dicermati bersama sebagai bentuk pengambilan keputusan untuk mencegah dan mengurangi dampak dari kejadian bencana yang terjadi.
Kepala Stasiun Meteorologi Tjilik Riwut Palangka Raya, Agung Sudiono Abadi menambahkan Prediksi Cuaca dikeluarkan ketika salah satu parameter cuaca melebihi ambang batas tertentu dan dapat menyebabkan cuaca yang signifikan.
Disebutkan faktor yang dipertimbangkan adalah bahaya dan kerentanan, informasi tersebut terdiri dari kemungkinan kejadian cuaca signifikan secara numerik dan informasi dikeluarkan secara rutin misalnya per tiga jam, harian dan lain-lain.
Dijelaskan pula, untuk Prakiraan Berbasis Dampak dikeluarkan ketika salah satu parameter cuaca melebihi ambang batas tertentu dan dapat menyebabkan cuaca yang signifikan, faktor yang dipertimbangkan adalah bahaya, kerentanan dan keterpaparan.
Informasi tersebut terdiri dari kemungkinan kejadian cuaca signifikan secara numerik, potensi dampak dan respon/tindakan yang perlu dilakukan. Dan informasi yang dikeluarkan secara rutin namun ketika cuaca signifikan terjadi bahkan memburuk dan prakiraan dibuat sesering yang diperlukan.
“Tujuan prakiraan cuaca berbasis dampak / Impact Based Forecast (IBF) ini yakni merupakan pendekatan baru dalam penerapan prediksi cuaca yang berbasis dampak yang dihasilkan dari perubahan cuaca dan iklim,” ujarnya.
Tidak hanya memberikan infomasi tentang perubahan cuaca, tetapi juga memberikan informasi tentang dampak yang akan terjadi pada masyarakat dan lingkungan dan memberikan informasi yang lebih relevan dan berguna bagi pengambilan keputusan khususnya dalam hal mitigasi bencana alam dan meteorologi.
BMKG akan berkolaborasi cepat, tepat, kompak, kooperatif dan satu kesatuan dalam memberikan infomasi secara berkelanjutan, sehingga keselamatan masyarakat menjadi prioritas bersama.
“Insha Allah jerih payah usaha kita bersama mendapat ridho Nya,” sebutnya. (drt/KPO-3)