Oleh : CAKRAWALA BINTANG
Perkembangan budaya dan peradaban adalah sebuah cara hidup manusia untuk hidup yang lebih baik lagi Karena itu dalam sejarah perkembangan Islam pada sebuah negara adakalanya sukses, namun ada pula yang punah, serta beralih sistim pemerintahannya. Oleh karena itu, perkembangan budaya dan peradaban di Saudi Arabia, serta perkembangan Islam lainnya di dunia ini memang selalu berhubungan. Islam itu sebenarnya tidak terpecah-pecah. Pada hakikatnya adalah satu jua, walaupun jalan-jalan atau thariqat nampak berbeda-beda. Apakah itu Iran, yang dulunya kerajaan, namun berganti dengan sistim Republik Islan Iran. Perjuangan yang sangat berat, namun mereka mampu. Ini merupakan sejarah terbesar pada abad-19.
Begitu juga Indonesia ini, juga seperti kapal yang berjalan di atas air yang tenang, kemudian ada yang berangin dan berombak, badai di tengah lautan, juga terhempas di tepi pantai. Namun masalahnya, kemungkinan penghuni kapal yang masih hidup juga tetap melakukan perjalanan kembali, walaupun dengan kapal baru. Itu adalah sebuah perjalanan yang pasti, untuk menghampiri Pencipta. Maka perbandingan sejarah pada bangsa-bangsa itu menjadi penting. Mengapa ada negara yang mampu untuk bertahan dengan Islam, tetapi ada pula yang tidak mampu, bahkan Islam menjadi hilang pada negara itu?
Semua pertanyaan itu sebenarnya kembali pada pribadi-pribadi muslim yang ada di negara Republik Indonesia ini. Dimana gempuran ombak kehidupan bisa membuat seseorang patah semangat untuk bertahan dengan keyakinannya sendiri. Ternyata, bila melihat perbandingan bangsa seperti Republik Islam Iran, maka hingar bingar kehidupan itu tercermin di sana. Dimana budaya Barat dan Timur ikut mewarnai, untuk selalu mencari dukungan agarb budayanya tumbuh subur. Timur memang ada Islam, tetapi tidak hanya Islam yang tumbuh di Timur. Bahkan semua aliran agama itu muncul dari Timur.
Karena itu, bagi yang mencintai ilmu pengetahuan dengan baik dan benar, tentunya tidak hambar atau patah semangat hanya karena banyaknya aliran mazhab serta sekte-sekte di dalamnya. Dimana yang lebih penting Islam itu sebenarnya adalah satu jua. Cuma keterbatasan manusia untuk merangkum semuanya yang membuat seseorang itdak mengerti akan makna semua itu. Jika melihat sebenarnya seperti surat An-Nur ayat 35, mengenai pohon yang tidak tumbuh di Barat ataupun Timur, pohon yang memberi penerangan pada seluruh alam semesta. Bagi mereka yang ingin melihat “Nur sejati, Nur di atas Nur”. Ayat ini sring menjadi slogan perjuangan mujahidin Iran dalam perkembangan sejarahnya.
Jika berbicara negara, negara boleh punah dan hilang, namun hukum Islam tidak akan hilang. Karena tanpa negara, ternyata hukum Islam itu bisa membentuk masyarakat yang teratur. Sempurna sejak akar sampai daunnya, untuk itu cahaya matahari, yang berasal dari An-Nur itu akan menyinari pohon itu sejak dahulu dan akan selanjutnya.
Memang untuk membicarakan orang yang beriman, serta orang tidak beriman, yang sebenarnya adalah sama-sama manusia juga. Itu masalah hal yang mengenai “Petunjuk Allah” adalah merupakan hal privat bagi semuanya. Manusia tidak mampu membuat seseorang itu beriman, hanya berusaha.