Kalimantan Post - Aspirasi Nusantara
Baca Koran
Space Iklan
Space Iklan
Iklan
Opini

PERLUNYA BERSUCI

×

PERLUNYA BERSUCI

Sebarkan artikel ini

Oleh : CAKRAWALA BINTANG

Dalam ringkasan Ihya’Ulumuddin dijelaskan pentingnya bersuci, dimana Nabi Muhammad SAW bersabda, “Wudlu itu adalah sebagian daripada iman”. Jika dihubungkan dengan hadist lain, Rasulullah SAW bersabda, “Agama didirikan di atas kebersihan”. Kemudian, Beliau bersabda, Kunci (pembuka shalat) ialah dengan bersuci”. Juga ditegaskan dalam Al-Qur’an, “Di dalamnya ada orang-orang yang ingin bersuci (membersihkan diri)”. (QS. At Taubat :108).

Baca Koran

Oleh karena itu, bersuci itu ada empat tingkatan, yakni : 1). Membersihkan hadast dari anggota badan; 2). Membersihkan angota tubuh dari kejahatan dan dosa-dosa; 3). Membersihkan hati dari akhlak yang tercela; 4). Menyucikan batin dari selain Allah SWT.

Sebagaimana penyucian para nabi serta siddiqin, bersuci merupakan pengosongan yang bermakna, juga ada pengisian pada sisi lainnya. Maka, pengosongan atau pembersihan adalah separuh daripada amal. Karena sisi lainnya, juga tergantung daripada, penyucian yang telah dipersiapkan sebelumnya. Jika menganalisa surat Al-An’am ayat 91, “Katakanlah! Allah-lah (yang menurunkannya), kemudian (sesudah kamu menyampaikan) Al-Qur’an kepada mereka, biarkanlah mereka bermain-main dalam kesesatan”.

Imam Al-Ghazali menjelasakan ayat di atas ucapan-Nya, “Kemudian biarkanlah mereka”, bermakna pengosongan dari selain Allah SWT. Jika hati juga haruslah dikosongkan dari akhlak tercela. Kemudian diisi dengan akhlak terpuji. Al-Ghazali juga mengumpamakan mengenai anggota tubuh, ia haruslah dikosongkan daripada dosa masa lalu yang kemudian di isi dengan ketaatan, dimana masing-masing tingkatan ini merupakan syarat untuk masuk ke dalam tingkatan yang selanjutnya. Untuk itu urutan dalam hal bersuci, dimulai dengan penyucian lahir, lalu penyucian ruh, kemudian dilanjutkan hati, dan penyucian batin.

Al-Ghazali menyebutkan, jika bersuci, sudah selayaknya adalah menganggap yang dimaksud bersuci adalah penyucian bukan lahir saja, itu akan menjadikan tidak sampai kepada sasaran yang dimaksudkan. Untuk itu janganlah engkau menyangka tindakan lahir saja, yang kemudian dapat menerapkan pada batin tanpa usaha yang benar-benar terjadi. Sebab bisa jadi, dalam usaha hidupmu, hanya dapat mencapai separuhnya saja.

Baca Juga :  MBG, Tanggung Jawab Keluarga yang Diambil Negara

Rasullah SAW bersabda, “Tidaklah memelihara wudlu, kecuali orang Muslim”. Jika dikaitkan dengan pendapat Al-Ghazali tentu saja, itu maknanya adalah juga memelihara batin dari dosa dan kotoran, sehingga makna yang ada pada lahir adalah juga sampai pada makna batin itu. Tekanannya jika berwudlu itu hendaklah menyebut dengan nama Allah SWT, sesuai sabda Rasulullah SAW, “Tiada wudlu (sempurna) bagi siapa yang tidak menyebut nama Allah SWT”. Serta berdoa, “Aku berlindung kepada-Mu dari godaan syetan serta aku berlindung kepada-Mu, wahai Tuhanku, dari kehadiran mereka kepadaku”. Juga dengan doa, “Ya Allah, aku memohon kepada-Mu keberuntungan dan berkah dan aku berlindung dengan-Mu dari kesialan dan kebinasaan”.

Bersuci adalah membersihkan diri, serta hati untuk menghadap kepada Allah SWT.

Iklan
Iklan