Rantau, KP – Pemerintah Kabupaten Tapin akan kembali mengembangkan kaolin menjadi bahan baku untuk kerajinan berupa keramik yang dapat dijadikan produk khas tapin seperti souvenir dan lain-lainnya.
Hal itu disampaikan Penjabat Bupati Tapin Muhammad Syarifuddin saat melakukan peninjauan langsung tempat proses pembuatan kaolin Desa Tatakan Kecamatan Tapin Selatan baru-baru tadi.
Saat memasuki rumah pembuatan kaolin menjadi keramik, Pj Bupati Tapin diperlihatkan produk-produk keramik yang sudah dibuat oleh pengrajin seperti patung, gantungan kunci, vas bunga, mug, kotak tisu, kotak pensil, asbak dan lain-lain terpampang dimeja.
“Potensi kaolin kita sangat baik dan berkualitas sangat baik serta menjanjikan setelah melihat langsung barang yang sudah dibuat oleh pengrajin,“ ungkap Pj Bupati Tapin.
Kedepan kata Kadis Pariwisata Prov Kalsel ini, tinggal bagaimana pengembangan produk-produk yang dihasilkan menjadi lebih baik yang bisa di pasarkan ke luar mencirikan khas daerah tapin dan dijadikan sentra kerajinan keramik.
Namun kata Dinas Perindustrian bahwa ketika zaman covid melanda di seluruh dunia termasuk Tapin, terjadi kevakuman untuk mengerjakannya sehingga sampai saat ini tidak berjalan, dikarenakan ada peralatan yang tidak bisa digunakan.
Pihak dinas perindustrian nantinya akan merevitalisasi alat tersebut untuk diremajakan kembali, sehingga kerajinan tangan berbahan kaolin bisa kembali ekses di Kabupaten Tapin.
Sementara Kepala Dinas Perindustrian Tapin H Yustan Azidin mengatakan, bahwa kaolin berpotensi cukup menjanjikan untuk dikembangkan, kemungkinan mungkin hanya ada di Tapin bahan bakunya karena memiliki lahan yang luas bisa puluhan tahun hanyar habis.
Bahan kaolin ini selain untuk bahan kerajinan keramik untuk dibuat semacam souvenir dan lainnya juga bisa digunakan bahan kosmetik.
Diakui H Iyut bahwa kerajinan olahan tangan berbahan kaolin yang ada tempat kita ini, tidak berproduksi dikarenakan covid melanda dua tahun, sehingga berimbas pada peralatan yang ada salah satunya peralatan ruang bakar.
“Karena tidak dipakai selama covid melanda dan tidak berproduksi, alat pembakaran mengalami karatan dan lain sebagainya sehingga kalau dipaksakan untuk tetap digunakan bisa tidak maksimal hasil produksinya,“ ujarnya.
Kedepan untuk menghidupkan kembali kerajinan tangan berbahan kaolin ini, pihaknya akan mendata kembali para pengrajin, kemudiaan melakukan peremajaan peralatan pembakaran
“Insha Allah tahun ini akan kita siapkan anggaran untuk peremajaan alat tunggku pembakaran,” katanya.
Berharap dengan dibuatkan tungku pembakaran yang baru nantinya, pengrajin kembali memproduksi , sehingga Tapin kembali ekses memproduksi khas kerajinan berbahan kaolin. (abd/K-6)