Martapura, Kalimantanpost.com – Bimbingan Teknis Tematik budidaya bawang merah diselenggarakan Tim Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Sungai Pinang. Bimtek ini diikuti 25 petani lokal yang sangat antusias mempelajari teknologi dan teknik baru budidaya tersebut di Desa Kahelaan, Kecamatan Sungai Pinang, Senin (23/09/2024).
Dibuka Ferynando Marbun selaku Koordinator BPP Sungai Pinang yang menekankan pentingnya peningkatan kapasitas petani guna menghadapi tantangan pertanian modern, khususnya di tengah semakin meningkatnya permintaan pangan seiring pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN).
“Desa Kahelaan, sebagai salah satu daerah penopang pangan IKN, memiliki potensi besar memproduksi komoditas bawang merah, sehingga Bimtek ini dianggap sangat relevan dan strategis,” ujarnya.
Penyampaian materi inti dibawakan Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) Sungai Pinang, yang mengupas tuntas perbedaan metode tanam bawang merah menggunakan True Shallot Seed (TSS) dan umbi.
Dijelaskannya, metode TSS menawarkan beberapa keunggulan, seperti bibit lebih tahan penyakit dan produktivitas lebih tinggi, meski membutuhkan teknik khusus penyemaiannya. Sebaliknya, metode tanam umbi yang lebih tradisional, masih banyak diterapkan petani karena lebih mudah, namun memiliki beberapa kekurangan, seperti rentan hama dan penyakit.
Selain itu, peserta juga diajarkan cara efektif mencegah dan menangani hama, seperti ulat grayak, thrips serta penyakit seperti layu fusarium dan bercak ungu yang sering menyerang bawang merah.
Penyuluh juga memberi informasi penggunaan pestisida hayati dan kimia secara tepat serta penerapan teknik budidaya organik yang ramah lingkungan, seperti rotasi tanaman dan penggunaan agen hayati.
Hal ini diharap mampu meminimalisir risiko serangan hama penyakit, sehingga hasil panen lebih optimal.
Setelah sesi teori, petani diajak langsung mempraktekkan teknik telah dipelajari, mulai pengolahan lahan, penyemaian bibit, hingga penanaman bawang merah secara benar. Dengan panduan PPL, praktek ini diharap meningkatkan keterampilan petani dan memastikan mereka bisa menerapkan teknologi tanam lebih efektif di lapangan. (Wan/K-3)