WAKIL Bupati Habib Idrus Al Habsyi, para habaib, ulama, zuriat Kesultanan Banjar dan jemaah menghadiri Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW sekaligus Haul Sultan Adam Al–Watsiq Billah dan Sultan Suriansyah, di Kubah Sultan Adam, Martapura, pada Minggu (15/9).
Mewakili zuriat kesultanan Banjar, Guru Gt Hurmuji mengucapkan terima kasih atas kehadiran Wakil Bupati Banjar dan jamaah serta kepada semua pihak yang turut membantu suksesnya kegiatan.
Guru Gt Hurmuji juga menceritakan kembali riwayat Sultan Adam yang menerangkan beliau dilahirkan di Karang Anyar, Kesultanan Banjar 1785.
“Beliau merupakan putera tertua dari Sultan Sulaiman dan naik tahta pada tahun 1825 sebagai Sultan Banjar ke 12, memerintah selama 32 tahun dengan pusat pemerintahan di Keraton, Sasaran, Pasayangan Martapura,” jelasnya.
Ditambahkan, Sultan Adam merupakan Sultan Banjar yang menegakkan ajaran Ahlussunnah Wal Jamaah, mengatur lahan pertanian, mendukung kegiatan belajar mengajar di bidang keagamaan, menjaga ekonomi kesultanan dari taktik dagang kerajaan Belanda dan Inggris saat itu.
“Sultan Adam banyak belajar ilmu kepada keturunan Syekh Muhammad Arsyad Al-Banjari (Datu Kalampayan), bahkan tidak menutup kemungkinan beliau juga belajar kepada Datu Kalampayan, mengingat kakeknya bersahabat dengan Datu Kalampayan,” ungkapnya.
Tak hanya sebagai guru, Sultan Adam juga memiliki hubungan kekerabatan dengan Datu Kalampayan.
Karena sepupu dari Sultan Adam yang bernama Ratu Aminah adalah istri dari Syekh Muhammad Arsyad Al-Banjari.
Setelah Datu Kalampayan wafat pun, Sultan Adam tetap berguru kepada Mufti Jamaluddin, anak dari Datu Kalampayan.
Setelah perjuangan panjang di atas tahta, karena sakit keras, beliau meninggal dunia pada 13 Rabiul Awal 1274 H atau 1 November 1857.
Sultan Adam meninggalkan wasiat yang menyatakan cucunya, Pangeran Hidayatullah yang menjadi penggantinya.
Namun, Belanda justru mengangkat Tamjidillah II sebagai Sultan Banjar secara sepihak. (adv/K-2)