oleh: Cakrawala Bintang
BAHWA memang tidak bisa dipungkiri jika pengetahuan dalam Islam sudah tercatat ada 25 Rasul. Itu merupakan “rantai kenabian” yang tidak boleh terputus. Dimana tranformasi informasi harus berjalan sesuai dengan prosesnya, tidak boleh menyimpang daripada essensinya.Apalagi jika nabi telah tecatat sebanyak 124.000 orang yang di utus ke muka bumi ini untuk memberikan kabar gembira dan peringatan pada semua manusia. Jangan sampai informasi itu hanya terhenti pada kaum Nabi Isa saja, atau Nabi Musa saja. Informasi itu semestinya memang harus berjalan dari Nabi Adam dan Hawa sampai mengikuti rel zamannya,kemudian sampai kepada Nabi Muhammad SAW.
Kebenaran dan keyakinan pada Nabi Adam serta Hawa nampaknya tidak terjadi perbedaan,apakah itu pada kaum Musa atau Isa. Namun yang sangat menjadi perbedaan itu ketika dari zaman Nabi Musa, dimana terjadi penyimpangan arah, kemudian datang pula Nabi Isa. Kedatangan Nabi Isa itu jelas sekali juga meninjau ajaran yang benar dari Musa, kemudian juga mengabarkan jika ada lagi utusan Allah yang akan setelahnya. Namun ternyata Nabi Isa juga mengalami pemberontakan iman daripada kaumnya, yang mana berita kedatangan nabi yang berikutnya itu ternyata dihapuskan dan hilang daripada ajaran Nabi Isa, bahkan mengalami penyimpangan dengan nama-nama yang berbeda sangat jauh.
Hal itu dapat dilihat jika Al-Qur’an sebagai ajaran yang terakhir dari Nabi Muhammad SAW, juga telah melihat balik pada ajaran Nabi Musa dan Isa serta keterlibatan para banyak nabi sebelumnya. Sehingga jika dibuktikan pada kenyataannya, atau diperbandingkan, maka penyimpangan daripada ajaran Isa juga terjadi sangat parah.
Pesan dari 25 Rasul dan 124 ribu nabi adalah, “Jangan sampai ada manusia yang protes dengan Tuhan, jika Tuhan menzalimi hambaNya”. Tuhan itu sudah sangat adil dan bijaksana, jika informasi tentang akhirat itu harus sampai pada seluruh manusia, sebelum terjadinya “hari pengadilan”. Juga wajib sampai informasi itu, dimana ada manusia yang masuk syurga dan ada manusia masuk neraka. Oleh karena itu informasi itu haruslah obyektif, tranparan, serta mengandung nilai keadilan. Karena Tuhan itu Maha Adil. Oleh karena itu sudah disampaikan secara jelas dan nyata, melalui nabi dan Rasul, sebanyak 25 rasul dan sebanyak 124 ribu nabi bahwa manusia yang telah nyata berbuat zalim ada hari pengadilannya. Jika pada hari pengadilan itu ternyata manusia tidak bisa menjawab dengan baik dan benar pada kesalahan yang dituduhkan padanya, maka manusia itu tidak bisa berkelit untuk dibawa ke neraka.
Sebaliknya juga informasi yang lain adalah jika manusia yang sabar serta percaya pada ketentuan Allah SWT, serta melakukan amal shaleh yang telah diajarkan oleh Tuhan melalui para nabi dan Rasul,maka sudah selayaknya jika manusia memasuki surgaNya Allah SWT. Karena telah berpegang teguh dengan ajaran dan informasi tentang hari akhirat, yang telah diajarkan dan dipesankan sejak Nabi Adam dan Hawa, sampai kepada nabi akhir zaman, Muhammad SAW. Karena itu patut juga dipertanyakan pada seluruh ummat manusia, informasi apa lagi yang belum dikabarkan, tentang hari akhir? Sepatutnya manusia sudah harus bersikap tentang dirinya, untuk menyikapi hari akhir itu. Akan ke mana manusia ini nantinya, karena iman dan takwa itu haruslah dipupuk dan dibesarkan serta dipelihara sejak di dunia ini. Sebelum dunia dan alam semesta ini hancur lebur karena umurnya.