Kalimantan Post - Aspirasi Nusantara
Baca Koran
Space Iklan
Space Iklan
Iklan
Opini

Pendekatan Sistem Dan Kontingensi Manajemen Dalam Perspektif Islam

×

Pendekatan Sistem Dan Kontingensi Manajemen Dalam Perspektif Islam

Sebarkan artikel ini

Achmad, Mahasiswa Doktoral Universitas PTIQ Jakarta.

ahmad
Ahmad

Manajemen telah menjadi salah satu elemen penting dalam mengatur dan mengarahkan organisasi menuju tujuan yang ingin dicapai. Dalam perkembangannya, muncul berbagai pendekatan yang menawarkan cara pandang berbeda mengenai bagaimana organisasi dikelola, salah satunya adalah Pendekatan Sistem dan Pendekatan Kontingensi. Pendekatan Sistem memandang organisasi sebagai sebuah entitas yang terdiri dari berbagai bagian yang saling terkait dan bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama. Sebaliknya, Pendekatan Kontingensi menekankan bahwa tidak ada satu pendekatan manajemen yang cocok untuk semua situasi, melainkan pengambilan keputusan harus disesuaikan dengan kondisi spesifik yang dihadapi.

Dalam manajemen modern, kedua pendekatan ini menjadi landasan penting dalam pengambilan keputusan dan pengelolaan organisasi yang lebih efektif. Pendekatan Sistem memberikan panduan untuk memahami organisasi sebagai keseluruhan yang saling terhubung, sehingga interaksi antar bagian dapat dioptimalkan untuk menciptakan sinergi. Sementara itu, Pendekatan Kontingensi memungkinkan organisasi untuk tetap fleksibel dalam menghadapi perubahan lingkungan eksternal yang dinamis. Dengan demikian, kedua pendekatan ini memberikan kerangka berpikir yang komprehensif bagi para manajer dalam mengelola berbagai tantangan yang dihadapi organisasi.

Baca Koran

Dalam perspektif Islam, kedua pendekatan ini juga menemukan relevansinya dalam nilai-nilai dasar yang diajarkan oleh agama. Pendekatan Sistem dapat disandingkan dengan konsep ukhuwah atau persaudaraan, di mana setiap individu dalam organisasi memiliki tanggung jawab untuk bekerja sama dan menjaga keharmonisan. Di sisi lain, Pendekatan Kontingensi sejalan dengan ajaran Islam yang menganjurkan fleksibilitas dan adaptasi dalam pengambilan keputusan, sebagaimana yang tercermin dalam konsep ijtihad atau usaha untuk menemukan solusi yang sesuai dengan situasi yang dihadapi.

Untuk membahas lebih dalam bagaimana kedua pendekatan ini dapat diterapkan dalam manajemen modern dengan memperkuatnya melalui nilai-nilai Islam. Dengan mengintegrasikan perspektif Islam dalam pendekatan sistem dan kontingensi, diharapkan manajemen dapat menjadi lebih beretika dan berorientasi pada kesejahteraan bersama. Lebih lanjut, dalam kesempatan ini akan mengkaji berbagai teori dan praktik manajemen serta kaitannya dengan prinsip-prinsip etika Islami untuk memberikan panduan yang lebih holistik dalam pengelolaan organisasi. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi terhadap pengembangan manajemen yang lebih efektif dan berkelanjutan, khususnya dalam organisasi Islam.

Baca Juga :  Gonta-ganti Kurikulum Karakter Generasi Semakin Baik?
  1. Perbandingan Pendekatan Sistem dan Kontingensi
  2. Pendekatan Sistem dalam Manajemen

Pendekatan sistem dalam manajemen memandang organisasi sebagai keseluruhan yang terdiri dari berbagai komponen yang saling berinteraksi. Pendekatan ini menekankan pentingnya hubungan antar bagian dan bagaimana setiap elemen berkontribusi pada tujuan keseluruhan organisasi. Dalam Islam, pendekatan sistem dapat dilihat dari cara pengelolaan umat dan interaksi sosial. Sehingga setiap individu memiliki peran dalam menciptakan keseimbangan dan keharmonisan dalam masyarakat.

Sebagai contoh, dalam Al-Qur’an Surah Al-Baqarah ayat 30 Allah berfirman;

وَاِذۡ قَالَ رَبُّكَ لِلۡمَلٰٓٮِٕكَةِ اِنِّىۡ جَاعِلٌ فِى الۡاَرۡضِ خَلِيۡفَةً ؕ قَالُوۡٓا اَتَجۡعَلُ فِيۡهَا مَنۡ يُّفۡسِدُ فِيۡهَا وَيَسۡفِكُ الدِّمَآءَۚ وَنَحۡنُ نُسَبِّحُ بِحَمۡدِكَ وَنُقَدِّسُ لَـكَ​ؕ قَالَ اِنِّىۡٓ اَعۡلَمُ مَا لَا تَعۡلَمُوۡنَ‏  ٣٠

Artinya: Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat, “Aku hendak menjadikan khalifah di bumi”. Mereka berkata, “Apakah Engkau hendak menjadikan orang yang merusak dan menumpahkan darah di sana, sedangkan kami bertasbih memuji-Mu dan menyucikan nama-Mu?” Dia berfirman, “Sungguh, Aku mengetahui apa yang tidak kalian ketahui.” (QS. Al-Baqarah [2]: 30)

Ayat ini menegaskan peran manusia sebagai khalifah di bumi, yang memiliki tanggung jawab untuk mengelola dan memelihara bumi. Dalam konteks manajemen, ini menunjukkan bahwa setiap individu dalam organisasi memiliki peran penting dan saling berinteraksi satu sama lain. Pendekatan sistem dapat dilihat dalam ayat ini, di mana setiap individu (sebagai bagian dari sistem) berkontribusi terhadap tujuan bersama. Sebagaimana seorang khalifah harus memahami dan mengelola lingkungan di sekitarnya, manajer juga perlu memahami dinamika sistem yang ada dalam organisasi untuk mencapai hasil yang optimal.

Adapun dalam hadits, Rasulullah SAW bersabda: “Seorang pemimpin adalah penggembala bagi rakyatnya, dan dia akan diminta pertanggungjawaban atas apa yang dipimpinnya.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Baca Juga :  KETELADANAN IBRAHIM

Hadits ini menunjukkan bahwa seorang pemimpin harus memahami peran dan tanggung jawabnya dalam mengelola organisasi atau masyarakat. Pendekatan sistem menekankan pentingnya sinergi dan interdependensi dalam organisasi, yang sejalan dengan pengertian bahwa setiap pemimpin harus mengelola dan memfasilitasi hubungan antar anggota.

  • Pendekatan Kontingensi dalam Manajemen

Pendekatan kontingensi dalam manajemen menekankan bahwa tidak ada satu cara yang benar dalam mengelola organisasi. Sebaliknya, cara terbaik untuk mengelola tergantung pada situasi tertentu yang dihadapi oleh organisasi. Pendekatan ini menyoroti pentingnya fleksibilitas dan adaptasi terhadap berbagai kondisi yang berubah. Dalam perspektif Islam, pendekatan kontingensi dapat terlihat dari prinsip-prinsip fleksibilitas dan adaptasi dalam pengambilan keputusan, yang sangat penting dalam manajemen.

Dalam Surah Al-Anfal ayat 61, Allah berfirman

وَاِنۡ جَنَحُوۡا لِلسَّلۡمِ فَاجۡنَحۡ لَهَا وَتَوَكَّلۡ عَلَى اللّٰهِ​ؕ اِنَّهٗ هُوَ السَّمِيۡعُ الۡعَلِيۡمُ‏ ٦١

Artinya: Tetapi jika mereka condong kepada perdamaian, maka terimalah dan bertawakallah kepada Allah. Sungguh, Dia Maha Mendengar, Maha Mengetahui. (QS. Al-Anfal [8]: 61)

Ayat ini menunjukkan pentingnya menyesuaikan strategi dengan kondisi yang ada. Dalam konteks manajemen, ini berarti bahwa manajer harus mampu beradaptasi dan menyesuaikan pendekatan mereka berdasarkan situasi yang dihadapi. Jika keadaan mengharuskan untuk memilih jalan damai, maka seorang pemimpin harus bersikap fleksibel dan mengutamakan perdamaian. Pendekatan kontingensi sangat relevan saat ini, di mana keputusan manajerial harus didasarkan pada analisis kondisi dan situasi yang spesifik.

Ini juga berhubungan dengan cara Rasulullah SAW dalam menanggapi berbagai situasi yang berbeda selama masa kepemimpinannya.

Iklan
Iklan