Kalimantan Post - Aspirasi Nusantara
Baca Koran
Space Iklan
Space Iklan
Iklan Utama
Opini

Pendekatan Sistem Dan Kontingensi Manajemen Dalam Perspektif Islam

×

Pendekatan Sistem Dan Kontingensi Manajemen Dalam Perspektif Islam

Sebarkan artikel ini

Achmad, Mahasiswa Doktoral Universitas PTIQ Jakarta.

ahmad
Ahmad

Dari Ibn Abbas, Rasulullah SAW bersabda: “Sesungguhnya kalian akan dihadapkan dengan berbagai masalah, maka jika salah satu dari kalian tidak mengetahui, maka tanyakanlah kepada orang yang lebih berilmu.” (HR. Abu Dawud). Hadits ini menekankan pentingnya mencari nasihat dan memahami konteks dalam pengambilan keputusan. Dalam pendekatan kontingensi, manajer diharapkan untuk merespons situasi yang kompleks dengan mencari solusi yang paling sesuai, yang berarti mereka harus memahami kondisi di sekitarnya dan tidak ragu untuk meminta bantuan dari orang lain yang lebih berpengalaman. Ini menggarisbawahi perlunya fleksibilitas dan keterbukaan dalam pengambilan keputusan.

  • Tabel Perbandingan Pendekatan Sistem dan Kontingensi dalam Manajemen
AspekPendekatan SistemPendekatan Kontingensi
FokusMengedepankan integrasi dan interaksi antar elemen dalam organisasi. Pendekatan ini berusaha menciptakan sinergi di antara berbagai komponen, termasuk struktur, proses, dan budaya organisasi.Menekankan bahwa strategi manajemen harus disesuaikan dengan kondisi spesifik yang dihadapi oleh organisasi. Tidak ada pendekatan tunggal yang cocok untuk semua situasi.
KeterhubunganMelihat organisasi sebagai sebuah entitas utuh di mana semua elemen saling berhubungan dan mempengaruhi satu sama lain. Prinsip ini mencerminkan pandangan Islam tentang ‘ukhuwah’ (persaudaraan) yang mendorong kerjasama dan saling pengertian.Mengakui bahwa setiap situasi memiliki karakteristik unik yang memerlukan pendekatan berbeda. Prinsip ini sejalan dengan ajaran Islam yang mengajarkan kebijaksanaan dan adaptasi terhadap lingkungan.
ImplementasiMemerlukan struktur yang jelas dan prosedur yang terdefinisi dengan baik. Dalam konteks Islam, ini mencerminkan pentingnya tata kelola yang baik dan transparansi dalam pengambilan keputusan.Fleksibel dan adaptif, memungkinkan organisasi untuk merespons perubahan dengan cepat. Pendekatan ini mendorong inovasi dan kreativitas, sesuai dengan prinsip ‘ijtihad’ dalam Islam.
Prinsip IslamMengedepankan prinsip kesatuan dan kerjasama. Dalam perspektif Islam, hal ini tercermin dalam banyak ayat dan hadis yang mengajak umat untuk bersatu dan bekerja sama demi kebaikan bersama.Menyiratkan pentingnya hikmah (kebijaksanaan) dalam menghadapi situasi. Ini tercermin dalam sikap Rasulullah SAW yang selalu beradaptasi dengan kondisi dan situasi yang berbeda.
Contoh AyatQS. Al-Baqarah ([2]: 30): ” Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat, “Aku hendak menjadikan khalifah di bumi”…” Ayat ini menekankan peran manusia sebagai khalifah di bumi, yang memiliki tanggung jawab untuk mengelola dan memelihara bumi.QS. Al-Anfal ([8]: 61): “Tetapi jika mereka condong kepada perdamaian, maka terimalah dan bertawakallah kepada Allah….” Ayat ini menunjukkan pentingnya menyesuaikan strategi dengan kondisi yang ada.
Contoh HaditsHadits: “Seorang pemimpin adalah penggembala bagi rakyatnya, dan dia akan diminta pertanggungjawaban atas apa yang dipimpinnya.” (HR. Bukhari dan Muslim). Hadits ini menunjukkan bahwa seorang pemimpin harus memahami peran dan tanggung jawabnya dalam mengelola organisasi atau masyarakat.Hadits: “Sesungguhnya kalian akan dihadapkan dengan berbagai masalah, maka jika salah satu dari kalian tidak mengetahui, maka tanyakanlah kepada orang yang lebih berilmu.” (HR. Abu Dawud). Hadits ini menekankan pentingnya mencari nasihat dan memahami konteks dalam pengambilan keputusan.
KeunggulanMenciptakan efisiensi, sinergi, dan kolaborasi yang lebih baik dalam organisasi. Pendekatan ini dapat menghasilkan kinerja yang lebih tinggi ketika semua bagian bekerja sama dengan baik.Memberikan kemampuan untuk menghadapi dan beradaptasi dengan perubahan lingkungan, sehingga organisasi tetap relevan dan mampu bertahan di tengah ketidakpastian.
KeterbatasanPendekatan ini bisa menjadi kaku dan tidak responsif jika tidak ada penyesuaian dengan kondisi nyata di lapangan. Terkadang, fokus pada struktur dapat mengabaikan faktor manusia yang lebih dinamis.Pendekatan ini mungkin membingungkan dan sulit diterapkan tanpa adanya kerangka kerja yang jelas. Kelebihan fleksibilitas bisa menyebabkan ketidakpastian dalam pengambilan keputusan.
  • Penguatan Pendekatan Sistem dan Kontingensi Manajemen Melalui Nilai-nilai Islam
Baca Juga :  KINERJA LEGISLATID DI DAERAH

Nilai-nilai Islam memberikan kerangka etis dan moral yang kuat yang dapat memperkuat kedua pendekatan manajemen, yaitu pendekatan sistem dan kontingensi. Berikut adalah beberapa cara di mana nilai-nilai Islam berkontribusi terhadap efektivitas masing-masing pendekatan:

Baca Koran
  1. Keadilan dan Kesetaraan

Nilai keadilan dalam Islam merupakan pilar penting dalam manajemen. Dalam pendekatan sistem, keadilan mendorong manajer untuk menciptakan struktur dan proses yang adil bagi seluruh anggota organisasi. Dengan menerapkan prinsip ini, setiap individu merasa dihargai dan memiliki peran penting dalam mencapai tujuan bersama. Hal ini sejalan dengan firman Allah dalam Surah An-Nisa (4:58):

۞ اِنَّ اللّٰهَ يَاۡمُرُكُمۡ اَنۡ تُؤَدُّوا الۡاَمٰنٰتِ اِلٰٓى اَهۡلِهَا ۙ وَاِذَا حَكَمۡتُمۡ بَيۡنَ النَّاسِ اَنۡ تَحۡكُمُوۡا بِالۡعَدۡلِ ؕ اِنَّ اللّٰهَ نِعِمَّا يَعِظُكُمۡ بِهٖ ؕ اِنَّ اللّٰهَ كَانَ سَمِيۡعًۢا بَصِيۡرًا٥٨

Sesungguhnya Allah memerintahkan kamu untuk menyampaikan amanah kepada yang berhak dan apabila kamu menetapkan hukum di antara manusia, maka hendaklah kamu menetapkannya dengan adil.” (QS. An-Nisa [4]: 58)

Keadilan ini tidak hanya menciptakan kerjasama yang efektif, tetapi juga meningkatkan loyalitas dan motivasi karyawan. Dalam konteks pendekatan kontingensi, prinsip keadilan membantu manajer untuk mempertimbangkan faktor sosial dan budaya dalam pengambilan keputusan, sehingga kebijakan yang diambil lebih relevan dan diterima oleh semua pihak.

Iklan
Iklan