Kalimantan Post - Aspirasi Nusantara
Space Iklan
Space Iklan
Iklan
Opini

Harga Kebutuhan Pokok Melangit, Rakyat Kian Menjerit!

×

Harga Kebutuhan Pokok Melangit, Rakyat Kian Menjerit!

Sebarkan artikel ini

Oleh: Rusmiatun
Pemerhati sosial Masyarakat

Harga kebutuhan pokok di pasar yang terus naik di tengah kondisi ekonomi makin sulit tidak sebanding dengan penghasilan masyarakat membuat masyarakat makin tak berdaya. Mayoritas harga komoditas pangan rata-rata nasional hari ini turun. 21 komoditas terdapat enam komoditas naik dan 12 komoditas turun. Komoditas yang naik harga yaitu bawang merah, daging sapi murni, jagnung tk peternak, ikan tongkol, dan tepung terigu kemasan (non-curah). Sementara, harga beberapa komoditas seperti beras premium, kedelai biji kering (impor), bawang putih bonggol, cabai merah keriting, dan cabai rawit merah menurun dibandingkan dengan harga sebelumnya. Komoditas bawang merah melonjak paling tinggi Rp170 (0.55%) menjadi Rp30.860 per kg. Adapun harga cabai merah keriting turun paling dalam Rp420 (1.42%) menjadi Rp29.200 per kg. Badan Pangan Nasional (Bapanas) pada Kamis (31/10/2024)

Baca Koran

Mayoritas masyarakat adalah keluarga berpenghasilan menengah ke bawah. Ada kenaikan sedikit saja pada komoditas kebutuhan pokok, tentu akan menyusahkan mereka.Tidak hanya konsumen, para pedagang juga mengeluhkan hal yang sama. Saat harga belum naik, pasar sudah mengalami penurunan pembeli. Apalagi ketika harga naik dan musim tidak ada panen, pasar menjadi sepi.Bawang merah adalah komoditas strategis yang ditetapkan sebagai bahan pangan pokok selain beras, jagung dan kedelai sebagai bahan pangan pokok yang tidak tergantikan bawang merah juga merupakan komoditas holtikultura yang paling banyak diuasahakan oleh masyarakat. Komoditas tersebut seharusnya menjadi perhatian serius pemerintah karena memberikan andil yang cukup signifikan dalam menentukan inflasi.

Berdasarkan informasi dari Asosiasi Bawang Merah Indonesia (ABMI) secara umum kenaikan harga bawang merah saat ini di duga karena adanya penurunan pasokan sebagai dampak dari curah hujan tinggi yang mengakibatkan banjir di beberapa daerah. Kondisi tanaman bawang merah khususnya di wilayah Brebes dan sekitarnya sebagai sentra bawang merah mengalami kerusakan akibat banjir sehingga produksi menurun dan kualitas hasilnya yang kurang baik. Disini jelas sangat urgen adanya kebijakan seputar bawang merah dalam rangka menjaga kontinuitas produksi, keterpenuhan pasokan dan stabilisasi harga bawang merah di pasaran. Produksi bawang merah nasional dalam satu tahun sebenarnya sudah melebihi kebutuhan konsumsi namun masih sering ditemukan kekurangan suplai dan terjadi fluktuasi harga yang disebabkan adanya kesenjangan suplai antar waktu maupun kesenjangan antar wilayah. Maka perlu adanya peran aktif penguasa untuk terjun langsung mengurusi urusan rakyatnya. Hal ini agar segala aspek penunjang ketersediaan bawang merah selaku komoditas strategis tidak harus tersendat dan terhambat harga untuk sampai dalam jangkauan masyarakat.

Baca Juga :  KURANG KREATIF

Islam dengan akidah Islam mewajibkan seorang pemimpin sebagai pelayan rakyat. Mereka menjalankan amanah sesuai pandangan syara. Jadi, ketika mengambil keputusan bukan karena alasan kerjasama, keuntungan materi serta dalam pengaruh oligarki, atau demi keuntungan sendiri. Banyak sekali langkah untuk mencapai tata kelola pertanian secara shahih khususnya untuk tanaman bawang merah. Langkah-langkah tersebut tentu berbeda dengan seluruh aspek menurut kacamata kapitalisme dalam memandang dan mengelola komoditas bawang merah. Pandangan sistem pemerintahan Islam seorang pemimpin adalah pengurus dan ia akan bertanggung jawab terhadap rakyatnya karena akan dimintai pertanggungjawaban terhadap urusan rakyatnya di akhirat kelak.

Demikian sebagai bagian tata kelola sektor pertanian yang berperan urgen bagi ketersediaan pangan yang tidak lain adalah kebutuhan primer rakyat maka seorang pemimpin (kepala negara) selaku pelaksana sistem syariat sangat berkepentingan untuk mengurus dan mengakomodasi urusan bawang merah ini secara paripurna dari hulu hingga hilir. Diaspek hulu sistem pemerintahan Islam berperan memastikan ketersediaan benih yang berkualitas bagus, termasuk riset berupa rekayasa genetika untuk menghasilkan benih bawang merah yang tahan hama dan cuaca. Di dalam sistem pemerintahan Islam juga memastikan ketersediaan alat – alat mekanis pertanian serta sarana prasarana irigasi.Sementara pada aspek hilir sistem pemerintahan islam akan menjamin proses distribusi ke seluruh lapisan masyarakat yang membutuhkan bawang merah, baik untuk rumah tangga maupun sektor bisnis. Pada saat yang sama sistem islam mengawasi rantai pasok di pasaran sehingga mencegah peluang terjadinya permainan harga, penimbunan, maupun monopoli oleh pedagang nakal.

Dalam sistem Islam juga memberikan perlindungan terhadap resiko bencana dan cuaca demi menjaga stabilitas harga. Hal ini penting di lakukan agar resiko tersebut tidak berdampak parah pada melambungnya harga tetapi sebaliknya masyarakat tetap dapat menjangkau harga tersebut. Disamping itu sistem islam juga akan memberikan fasilitas penyimpanan/ gudang yang memadai bagi para petani yang tanamannya siap panen tanpa harus menahan panen tersebut. Dengan fasilitas tersebut petani tidak perlu khawatir jika para pedagang masih belum sepenuhnya kembali aktif menyerap bawang merah di pasar. Langkah ini juga dalam rangka menjaga ketersediaan stok bawang merah di pasar agar tidak terjadi kelangkaan.

Baca Juga :  Guru, Tanpamu Apa jadinya Aku

Islam juga memiliki sistem sanksi yang tegas bagi pengusaha yang melanggar kebijakan negara, dengan memberikan tindakan tegas. Selain itu, Islam juga tidak membiarkan para oligarki tumbuh subur dan pada akhirnya mencekik rakyat dengan harga melambung. Islam juga memiliki kebijakan untuk orang yang tidak mampu. Yakni mereka yang tergolong delapan orang yang menerima zakat akan dipenuhi haknya hingga tidak termasuk dalam kelompok itu. Salain itu, negara juga memberikan modal bagi para petani yang masih kekurangan modal atau membuka lapangan kerja bagi para pencari kerja sehingga tidak ada para laki-laki yang menganggur karena tidak ada lapangan pekerjaan bagi mereka.

Demikianlah pardigma kehidupan Islam yang telah hilang pada peradaban sekuler kapitalistik hari ini hingga rakyat jelata jauh dari kata sejahtera. Oleh karenanya menghadirkan kembali peradaban Islam menjadi PR bersama umat Islam bukan saja karena urgen, tetapi karena hidup dengan Islam merupakan sebuah kewajiban. Allah SWT berfirman, “Wahai orang-orang yang beriman! Penuhilah seruan Allah dan Rasul, apabila dia menyerumu kepada sesuatu yang memberi kehidupan kepadamu, dan ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah membatasi antara manusia dan hatinya dan sesungguhnya kepada- Nyalah kamu akan dikumpulkan”. (QS. Al-Anfal : 24).

Iklan