Oleh : Muhammad Aufal Fresky
Penulis buku Empat Titik Lima Dimensi
Ada satu aktivitas, disadari atau tidak, telah menyita dan menyedot waktu dalam setiap harinya. Aktivitas tersebut yaitu berselancar di media sosial (medsos). Scorolling Tiktok, Instragram, Facebook, dan semacamnya, telah mencuri dengan halus waktu luang. Seolah menjadi candu yang tidak bisa dipisahkan dalam gerik-gerik. Berjam-jam tiba-tiba telah berlalu begitu saja hanya dengan menontot, mengamati, dan membaca postingan-postingan orang di dunia maya. Medos seolah menjelma menjadi penyihir yang membuat terlena dan terlelap dalam kesenangan semu. Memang, banyak hal positif yang bisa didapatkan dengan berselancar di medsos. Mulai dari membangun jejaring, menonton video motivasi, mencari informasi beasiswa, lowongan kerja, dan semacamnya. Tapi nyatanya, waktu-waktu dirampas begitu saja bukan untuk hal-hal yang berdampak pada pengembangan diri. Lebih-lebih anak muda, yang memang sangat kuat keterikatannya dengan medsos. Bahkan, sebagian dari kita mengunggah hal-hal yang bersifat privasi hanya untuk mendapatkan v
alidasi. Jumlah like, komen, dan share menjadi tujuan utama dalam setiap postingan.
Di medsos, sebenarnya bisa melakukan dan mendapatkan banyak hal. Di medsos pula kita bisa belajar kepada siapa pun, kapan pun, dan di mana pun. Limpahan informasi bisa diakses di medsos tanpa membuka website media online. Ibarat pedang bermata dua, medsos ternyata tidak sepenuhnya berpengaruh negatif pada penggunanya. Semua bergantung pada kita sendiri sebagai user. Dalam hal ini, pengetahuan terkait literasi media sangat diperlukan juga oleh kita. Terutama generasi muda. Tentu agar tidak terpapar oleh berita-berita palsu alias hoaks yang bisa membuat kita mudah terbaka emosinya dan gampang diadu domba. Catatan ini saya khususkan kepada generasi muda yang memang menjadi pengguna terbanyak media sosial. Baik itu Generasi Milenial (Gen Y), Gen Z, dan Generasi Alpha (Gen Post Z). Apalagi kita ketahui bersama bahwa anak-anak muda mendominasi jumlah populasi di negeri ini.
Jumlah pemuda yang sangat melimpah tersebut merupakan potensi besar dalam mengakselerasi beragam pembangunan nasional. Melalui kecakapan, kreativitas, dan inovasi dalam memanfaatkan teknologi digital, diharapkan mampu menawarkan alternatif jalan keluar dari beragam persoalan yang mendera bangsa ini. Terutama dalam memanfaatkan medsos, pemuda mesti menyadari betul, bahwa gagasan/ide cemerlang kita bisa disebarluaskan lewat medsos untuk mencerahkan masyarakat. Bukan sebaliknya, hanya bisa mencibir, berkeluh kesah, ghibah, adu domba, dan menjadi provokator. Pemuda jangan sampai menjadi biang keladi terjadinya keresahan dan kerusuhan di tengah publik. Sebab, kitalah yang sedang dinantikan perannya. Kita diharapkan menjadi ‘Pendobrak’ tembok ketidakmungkinan dan kemustahilan dalam menggapai cita-cita besar bangsa. Sebab itu, sudah saatnya pemuda mengambil peran sebagai inisiator, konseptor, dan aktor beragam perbaikan di tengah masyarakat.
Kembali lagi terkait medsos, jangan sampai terjebak dan terjerembap dalam berselancar. Di sinilah kita dituntut untuk membatasi diri agar waktu-waktu produktif kita tidak digunakan untuk menjelejahi sesuatu hal yang tidak berfaedah. Saya pribadi selaku penulis, sedang berupaya untuk menangkal semaksimal mungkin agar pikiran ini tidak terjajah oleh medsos. Sebab, kadang waktu luang ‘dirampok’ begitu saja ketika kita tak mampu mengendalikan diri dalam bermain medsos. Medsos telah bertanformasi bukan sekadar menajdi sarana membangun networking. Namun juga hiburan yang membuat penggunanya terlelap dalam dunia maya. Bahkan, secara tidak sadar kita disuguhi bacaan dan tontonan yang kita sendiri tidak berniatan untuk membaca dan menontonnya. Padahal, bacaan dan tontonan tersebut belum tentu mengandung asupan nurtisi ilmu dan pengetahuan bagi kita. Sebab itulah, kita perlu memiliki kemampuan dalam memilah dan memilih mana bacaan dan tontonan di medsos yang berfaedah dan mana yang tidak. Kemampuan menyaring informasi juga perlu kita miliki. Sebab, tidak semua berita di medsos itu valid. Lagi-lagi, daya kritis kita sebagai kaum muda perlu ditingkatkan.
Sekali lagi, hemat saya, dalam menggunakan medos ini perlu direncanakan betul. Baik tujuan dan waktunya. Sebab, biasanya kita hanya iseng-iseng buka medsos, entah untuk membuat postingan, melihat story, balas komen, memperoleh informasi, dan semacamnya. Namun, yang awalnya hanya ingin buka sebentar saja, jadinya kita tenggelam dalam lautan medsos. Dampaknya adalah waktu luang kita terkuras begitu saja. Padahal, waktu luang tersebut bisa kita manfaatkan untuk beragam kegiatan produktif. Seperti halnya membaca buku, jurnal, ikuti kursus atau seminar online, menulis, berorganisasi, dan semacamnya. Namun sayang seribu sayang, sebagian dari kita lalai. Padahal, waktu yang telah pergi tak dapat diulangi lagi. Waktu terus berlari cepat meninggalkan siapa saja yang tak pandai menggunakannya.
Mari segera tetapkan rencana, tujuan, skala prioritas, dan durasi waktu yang akan kita gunakan dalam berselancar. Jika untuk mencari hiburan, berapa durasinya? Jika untuk membuat postingan berapa durasinya? Untuk apa membuka medsos? Tetapkan skala prioritas terlebih dahulu. Mana yang lebih mendesak dan penting. Mana yang bisa ditunda terlebih dahulu. Jangan sampai medsos mengendalikan akal pikiran kita. Menjajah intelektualitas kita. Membuat hidup kita laksana robot yang bisa diremote oleh medsos. Efek candu ini harus segera ditangkal dan dihilangkan. Medsos akan berdampak positif jika kita lihai, cekatan, dan cerdas dalam memanfaatkannya. Jadilah agen pencerahan, agen pembangunan, dan agen peradaban lewat postingan-postingan di medsos. Percayalah, anak-anak muda bisa menjadi inspirasi yang membangkitkan spirit nasionalisme dan patriotisme. Mari satukan tekad membangun bangsa dan negara tercinta ini lewat postingan yang inspiratif dan edukatif. Jadikan medsos sebagai sarana pengembangan diri. Jadikan medsos sebagai sarana membangun mentalitas bangsa. Saya percaya betul, anak-anak muda bukan hanya mampu mengguncangkan dunia. Namun juga bisa menggetarkan alam semesta. Sebab itu, jadikan medsos sebagai salah satu alat untuk mewujudkan hal itu.
Scorolling dan reading
Waktu luang
Pengembagan diri
Tidak sadar
Urgensi edukasi
Menyedot perhatian dan menyita pikiran