BANJARMASIN, Kalimantanpost.com – Sebanyak 46 wisatawan minat khusus dari rombongan Coral Expediston, yang menumpangi kapal pesiar Coral Geographer Australia, menunjukan kepeduliannya terhadap alam dan perubahan iklim, dengan turut berkontribusi menanam bibit pohon mangrove dikawasan Stasiun Riset Bekantan – Pulau Curiak, Kabupaten Barito Kuala, Kalimantan Selatan (Kalsel), Selasa lalu.
Kedatangan wisatawan manca negara ini, disambut langsung oleh Dr.Amalia Rezeki founder dari Stasiun Riset Bekantan Pulau Curiak. Dikatakannya,
wisatawan minat khusus ini pada umumnya, sangat tertarik dengan upaya pelestarian bekantan ( Nasalis larvatus ) yang dilakukan oleh Sahabat Bekantan Indonesia Foundation (SBI), melalui program utamanya pemulihan ekosistem mangrove untuk selamatkan habitat bekantan.
“Untuk pulihkan ekosistem lahan basah ini, kami melakukan penanaman kembali ( restorasi ) pohon mangrove jenis Sonneratia caseolaris, yang merupakan pakan dan tegakan utama bagi habitat bekantan,“ jelas Amel sebutan akrab doktor konservasi bekantan pertama di Indonesia ini, Selasa (14/1/2025).
Sementara itu Dr Gary L.Shapiro – guest lecture – dari coral expedition, yang juga sebagai President and Co-Founder Orangutan Republic Foundation berkebangsaan Amerika Serikat mengatakan dirinya sangat kagum dan mengapresiasi atas upaya yang dilakukan oleh Dr Amalia Rezeki dan timnya dalam merestorasi hutan mangrove untuk selamatkan primata ikonik Kalimantan Selatan ini.
“Untuk itu, saya bersama wisatawan lainnya turut berkontribusi menanam pohon mangrove,” katanya dengan berbahasa Indonesia cukup fasih.
Lebih lanjut katanya, dia senang sekali bisa bertemu dengan orang orang yang bekerja disini dengan semangat yang kuat. “Saya harap banyak orang yang akan datang dan support yayasan ini, dan punya visi yg sama,” ucap Gary.
Disisi lain Oswald Huma, Executive Director at Signature Papua Tours and Travel, yang mendampingi wisatawan Kapal Pesiar Coral Geographer, menyampaikan, “ dirinya terkesan dengan pengelolaan kawasan Pulau Curiak.
“Saya sebagai orang tours and travel sangat berminat menjadikan kawasan ini sebagai destinasi wisata minat khusus secara berkelanjutan,” ungkapnya.
Wisatwan yang berkunjung ke Pulau Curiak, diajak oleh Dr Amalia Rezeki ke green house pembibitan pohon mangrove rambai serta lokasi penanam pohon rambai. Dimana terdapat ribuan bibit pohon rambai yang siap ditanam dikawasan restorasi mangrove. Menurutnya sudah lebih dari 10 ribu bibit pohon rambai yang telah mereka ditanam.
“Yang paling menarik ketika wisatawan mancanegara ini diajak berpartisipasi menanam pohon mangrove. Hampir dipastikan semua dari mereka sangat tertarik ingin ikut menanam pohon mangrove. Hal ini terbukti, dengan antusiasnya mereka mengikuti donasi adopsi bibit pohon mangrove. Mereka sangat senang dilibatkan pada program restorasi mangrove tersebut, dengan menanam secara simbolis di Kawasan Stasiun Riset Bekantan – Pulau Curiak,” jelas Dr Amalia Rezeki.
Kawasan ekosistem mangrove rambai yang dibangun oleh Dr Amalia Rezeki dan timnya, diarahkan sebagai pusat pemulihan ekosistem mangrove rambai, sekaligus dikembangkan menjadi sarana edukasi, riset, laboratorium alam, konservasi dan ekowisata, serta kawasan penyerap karbon dalam rangka mitigasi perubahan iklim, akibat pemanasan global yang bisa memicu bencana iklim. (ful/KPO-3)