BANJARMASIN, Kalimantanpost.com – Komunitas Cluster Bungas Langkar menggelar aksi sosial dan dialog ke masyarakat yang di Jalan Simpang Sungai Bilu Kelurahan Sungai Bilu Banjarmasin, Kalimantan Selatan (Kalsel).
Kegiatan Komunitas Bungas Langkar yang dilaksanakan pada tanggal 1 Februari 2025 lalu dengan rangkaian kegiatan diantaranya membersihkan Mushola maupun Masjid dan Lingkungan di RT 06 kampung Biru dan RT 07 Kampung Hijau Jl Simpang Sungai Bilu Kelurahan Sungai Bilu Banjarmasin Timur
Selanjutnya senam bersama,
Senam Bersama, Dldialog dengan tema ” “Merawat Alam Menurut Pandangan Agama-Agama dan Membangun Toleransi Kolaboratif Pro-Eksistensi”.
Juga ada pembagian bibit tanaman dan Suvenir utk RT.05, 06, Kampung biru RT 07 dan RT 05 Kampung Hijau Secara Simbolis, perwakilan Gereja Katolik dan Wihara
Panitia
Sebagai Puncak dari kegiatan ini adalah Ekspo dan Seminar Nasional yang direncanakan akan diadakan setelah hari raya idul Fitri.
Ketua Panitia Pelaksana
pelaksanaan kegiatan Kluster Langkar Bungas Hj Pateriana mengatakan tujuan kesini ingin berbaur bersama dan silaturahmi dengan komunitas lintas agama.
“Juga saling berbagi dan bekerjasama menanamkan nilai-nila budaya dan keragaman beragama,” ujar Pateriana yang juga Ketua Komunitas Langkar Bungas, Kamis (20/2/2025).
Ditambahkannya, kegiatan Cluster Bungas Langkar ini melibatkan dua Kelurahan di Banjarmasin yaitu Kelurahan Melayu dan Kelurahan.
Saat acara dihadiri Lurah Melayu Muhammad Rifqi dan Lurah Sungai Bilu Aswin Hermawan, S.Kom. Juga melibatkan 4 RT RT 05 Kampung Hijau Kel. Sunagi bilu Ibu Nurul Husna, RT 05 Kampung Biru Bapak Hujri, Ketua RT 06 Kampung Biru Ibu Isnawati, Ketua RT 07 Kampung Hijau Bapak Gusti Rafii. Dari 4 RT ini melibatkan 40 orang.
Sementara itu, fasilitator Dr Fatrawati Kumari M Hum mengatakan kegiataan ini dimulai dengan penguatan akidah di masing-masing agama
“Juga mempelajari sedikit tentang agama orang lain. Kegiatan ini adalah pembuktian dari apa yang dipahami kawan-kawan dari masing-masing agama tentang toleransi.l dalam bentuk kolaborasi atau kerjasama,” ujarnya.
Terpisah Lurah Melayu Muhammad Rifqi mengucapkan terima kasih atas kolobarasinya. “Mudah-mudahan dengan adanya kegiatan ini mempermudah aksn memberikan pemahaman-pemahaman tentang tenggang rasa, pola hidup sehat,” harapnya.
Sementara itu terbentuknya Komunitas Cluster Bungas Banjar dilatari belakangi pemerintah dan berbagai lembaga dan para tokoh telah mengupayakan peningkatan toleransi dan harmoni di Indonesia.
Diungkapkan Ketua Kluster Langkar Bungas Banjarmasin Hj Pateriana, berbagai inisiatif telah banyak dilakukan dalam berbagai tingkatan l, namun masih bermunculan peristiwa-peristiwa penolakan terhadap agama dan madzhab lain dalam masyarakat.
Menghindari hal-hal tidak diinginkan pemerintah dituntut untuk berperan aktif dalam hal ini, melalui jalur non-hukum maupun, khususnya jika situasinya telah cukup mengkhawatirkan, secara hukum.
Resolusi Dewan HAM PBB digunakan sebagai kerangka program karena menjadi kesepakatan seluruh anggota PBB, termasuk Indonesia, Saudi Arabia, Iran, Vatikan, Amerika Serikat, Inggris, Eropa, Afrika, Amerika Latin. Uniknya, sponsor resolusi ini adalah Organisasi Kerjasama Islam (OKI) yang beranggotakan 57 negara Muslim dan Amerika Serikat.
Penggunaan Resolusi ini dapat meminimalisir kecurigaan, terutama umat Muslim, bahwa program dan kegiatan ini berasal dari Barat yang seringkali dipandang sebagai intervensi terhadap umat Muslim.
Dengan demikian, kerjasama antara Kalijaga Institute for Justice (KIJ) UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, Ford Foundation, Indonesiaan Consortium for Religious Studies (ICRS)- yang didirikan oleh UGM, UIN Sunan Kalijaga, Universitas Kristen Duta Wacana; serta Leimena Instutute dilandasi prakarsa bersama mengarusutamakan Resolusi tersebut di Indonesia.
Program ini diharapkan akan menjadi model bagi negara-negara lain yang multi-agama dan multikultural.
Ditambahkannya, di Indonesia ada lima kota yang menjadi piloting Penggerak Komunitas yakni Yogyakarta, Banjarmasin, Ambon, Kupang dan Denpasar.
Ada pun tahapan rangkaian kegiatan penggerak Komunitas Banjarmasin diawali sarasehan yang dilaksanakan di hotel Galaxy Banjarmasin pada tanggal 13 Juni 2024, dengan tajuk “Kayuh Baimbai, Gawi Sabumi: Keagamaan, Kebangsaan dan Kebersamaan”
“Kegiatan ini dilaksanakan sebagai tindak lanjut dari dikeluarkannya Resolusi Dewan HAM PBB 16/18 tentang Upaya melawan Intoleransi, Pelabelan Negatif, Stigmatisasi, Diskriminasi berbasis agama dan keyakinan,” paparnya.
Pemerintah Indonesia, melalui Kementerian Luar Negeri dan Dalam Negeri serta Kantor Staf Presiden sangat menghormati Resolusi tersebut dan sudah mengarusutamakannya dalam berbagai kebijakan, diantaranya dilaksanakannya Jakarta Plurilateral Dialog pada bulan Agustus 2023 yang dihadiri oleh lebih dari 50 perwakilan negara, dan program Moderasi Beragama.
Saresehan melibatkan Penggerak komunitas agama berbasis rumah ibadah dan organisasi keagamaan tingkat lokal sebagai penggerak literasi beragama lintas budaya dengan tujuan meningkatkan literasi keagamaan, saling memahami, saling menghormati dan menghargai (Kompetensi Komperatif), saling bekerjaama (Kompetensi Kolaboratif
Tujuannya, lanjut Pateriana, melibatkan pemimpin komunitas agama dalam mendesain kegiatan di tingkat komunitas.
Selanjutnya, mendapatkan informasi dan pandangan tentang kondisi kehidupan beragama di daerah tersebut dan mendapatkan gagasan solutif untuk menegambangkan toleransi pro-eksistensi
Kegiatan pertama kali dilaksankan di hotel Galaxy Banjarmasin pada tanggal 13 Juni 2024. Hasil dari sarasehan ini terbentuk 12 simpul.
Setiap simpul beranggotakan 20 orang, sebagai pengerak Komunitas Banjarmasin Kalimantan Selatan yaitu
Aisyiyah Kota Banjarmasin,
Muslimat Kota Banjarmasin,
Wanita Islam Kota Banjarmasin, Majelis Zikir dan Solawat Rijalul Ansor Banjarmasin, Komunitas Perempuan Interfaith, Pura Jagatnata Hindu, Vihara Theravada Budha, Paroki Kelayan Katolik, GKE Protestan, GPIB Protestan,
PC Bjm Muslimah Abi, Syiah
PC Bjm Lajnah Imaillah, Ahmadiyah
Kegiatan kedua, masing-masing Simpul Komunitas mengadakan Sarasehan offline, untuk mencapai kompetensi peserta ersonal, Waktu pelaksanaan ditentukan jadwalnya oleh perwakilan simpul, dan melaporkannya kepada Pengelola Program KIJ UIN Suka. Diharapkan dengan demikian akan terbentuk 240 orang (12 x 20 orang) kader simpul di kota Banjarmasin.
KIJ akan memberikan subsidi dana untuk pelaksanaan ini (block grant). Materi:
Memahami agamanya sendiri dan hubungan antar agama dalam ajaran agamanya.
Mengidentifikasi pertanyaan-pertanyaan dan prasangka yang lazim muncul terhadap agama lain yang akan digunakan sebagai bahan validasi ‘kompetensi komparasi’.
Selain itu, mengembangkan pendekatan inklusif, konfirmatif dan apresiatif terhadap perbedaan-perbedaan dalam agama lain (Menyusun kisi-kisi tentang inklusif, konfirmatif dan apresiatif)
Kegiatan Ketiga seminar online Literasi Beragama Lintas Budaya. Acara ini diikuti oleh perwakilan lima orang setiap simpul komunitas.
Narasumber: Mengundang tokoh nasional dan internasional tiga agama: Islam, Kristen dan Yahudi.
Tujuannya, menguatkan ‘kompetensi komperasi’ dalam memahami agama masing-masing dengan baik dan memahami hubungan antar agama lain dalam tradisi agamanya.
Kegiatan keempat Sarasehan offline yang diadakan di hotel Kindai Banjarmasin pada tanggal 2-3 Nopember 2024.
“Dari kegiatan ini terbentuklah Cluster Bungas Langkar, Ketua Hj Pateriana, Wakil Ketua Antonina Ida, Sekretaris Sabadiana. Cluster Bungas langkar terdiri dari 4 Simpul Komunitas yaitu: Simpul Komunitas Muslimat NU, Simpul Komunitas Aisyiyah, Simpul Komunitas Katolik dan Simpul Komunitas Agama Buddha.
Ditambahkannya, tujuan dari pembentukan Cluster ini adalah menguatkan Kompetensi Kolaboratif Simpul Komunitas Agama
Membentuk kluster pelaksanaan kompetensi kolaboratif dengan merancang kerjasama antar simpul komunitas-komunitas (ful/KPO-3)