Oleh : H AHDIAT GAZALI RAHMAN
Pada Februari 2025 ini ada sebuah kegiatan nasional yang tak akan terlupakan semua masyarakat Indonesia khususnya dan dunia umumnya, acara apa itu? Rezim yang berkuasa saat ini memprogramkan hal baru yang tidak pernah dilakukan sebelumnya, yakni pelantikan kepala daerah pemenang Pilkada serentak 2024, baik gubernur, bupati dan walikota di halaman tengah Istana Negara, di Jalan Veteran, dan sebelumnya diminta berkumpul di Monumen Nasional.
Menurut Wakil Menteri Dalam Negeri Bima Arya, semangat ini baru pertama kalinya dalam Sejarah baru Indonesia tercipta pada Kamis 20 Februari 2025, sebanyak 481 kepala daerah dilantik.
Sebuah kegiatan langka yang baru pertama terjadi setelah merdeka hampir 80 tahun, sebuah kegiatan yang membanggakan, terlebih bagi mereka yang dilantik. Namun pernyataan yang muncul dibenak kita, apakah setelah dilantik dengan cara yang baru akan tetap mengerjakan tugas seperti dahulu atau dengan format baru? Dengan format yang mendahulukan kepentingan bangsa Negara di atas segala kepentingan pribadi, keluarga dan kelompoknya, seperti yang sering menjadi surutan tokoh bangsa kepada mereka yang purna tugas sebagai pengusahal dapat mengambil contoh secara nasional setelah purna tugasnya Presiden Jokowi telah menghasilkan format baru pada keluarga beliau, dengan mendudukan anak dan menantunya pada jabatan tertentu, yang sebelumnya tidak pernah dilakukan oleh presiden sebelumnya. Pelantikan adalah dimulainya tugas (diberikan amanah) untuk bekerja sebagai penguasa di daerah.
Dalam pandangan agama, khususnya Islam, mereka yang dilantik adalah yang akan diberikan amanah untuk melaksanakan tugas sebagaimana apa yang telah diucapkan. Amanah itu tidak hanya diucapkan, namun juga dipertanggung jawabkan hingga akhir kehidupan mereka. Hal sebagaimana hadis Nabi SAW, “Tanda-tanda orang munafik ada tiga, jika berbicara berdusta, jika berjanji mengingkari, dan jika diberi amanah mengkhianat”. (Bukhari dan Muslim). Sikap amanah memiliki dampak positif bagi diri sendiri. Diantara manfaat bersikap amanah adalah bisa dipercaya orang lain, mendapatkan simpati dari semua pihak, hidupnya akan sukses dan dimudahkan oleh Allah SWT.
Menurut Al-Qur’an, Islam membagi amanah itu kepada tiga, yakni: 1. Amanah terhadap Allah SWT. Amanah ini berupa ketaatan akan segala perintah dan menjauhi segala larangan-Nya. Seorang yang taat akan selalu berhati-hati dalam bersikap karena ia percaya dan meyakini setiap perbuatan disaksikan Allah SWT; 2. Amanah terhadap sesama manusia. Amanah terhadap sesama manusia ini meliputi hak-hak antar sesama manusia. Misalnya, ketika dititipi pesan atau barang, Program, kekayaan Negara, maka kita harus menyampai kannya kepada yang berhak. Demikian juga dalam hal jabatan. Sese orang yang mengemban tanggung jawab sebagai pemimpin harus amanah atas jabatannya; 3. Amanah terhadap diri sendiri. Amanah ini dijalani dengan memelihara dan menggunakan segenap kemampuannya demi menjaga kelangsungan hidup, kesejahteraan, dan kebahagiaan diri. Setiap orang nantinya akan dimintai tanggung jawab atas dirinya sendiri.
Orang yang berbuat baik kepada orang lain, sesungguhnya ia telah berbuat baik kepada dirinya sendiri. Begitu juga sikap amanah memiliki dampak positif bagi diri sendiri. Di antara manfaat bersikap amanah adalah bisa dipercaya orang lain, mendapatkan simpati dari semua pihak, hidupnya akan sukses dan dimudahkan oleh Allah SWT.Segala bentuk penyalahgunaan jabatan untuk kepentingan pribadi, keluarga, atau kelompok termasuk perbuatan yang melanggar amanah.