PALANGKA RAYA, Kalimantanpost.com – Aliansi masyarakat Kalimantan Tengah dari berbagai daerah, seperti Palangka Raya, Kapuas, Pulau Pisau, Katingan, dan lainnya, menggelar aksi penolakan terhadap keberadaan Organisasi Masyarakat (Ormas) Gerakan Rakyat Indonesia Bersatu (GRIB) di wilayah mereka, Kamis (13/03/2025).
Aksi ini didasari oleh kekhawatiran akan potensi konflik dan benturan dengan ormas lokal serta masyarakat, yang dipicu rekam jejak GRIB di media sosial.
“Kami melihat banyaknya track record di media sosial yang beredar, seperti TikTok, YouTube, segala macam kan, mereka sering berbenturan dengan ormas-ormas lokal yang ada, atau dengan masyarakat sendiri. Jadi itulah yang kami hindari sebenarnya,” ujar perwakilan aliansi.
Aliansi Masyarakat Kalteng menekankan, mereka memiliki tradisi, adat, budaya, dan pola pikir yang berbeda dengan wilayah lain.
Mereka merasa ormas-ormas yang sudah ada saat ini sudah cukup dan perlu dibina, bukan ditambah.
“Ormas-ormas yang ada di sini pun sudah ada, dan harus dibina. Bukan berarti kami tidak mampu sebenarnya, tanpa GRIB kami bisa mampu, tetapi hanya tinggal kita up lagi, kita sosialisasikan lagi,” ujarnya.
Ditambahkan, ormas ini berdiri untuk masyarakat, untuk melindungi masyarakat, untuk melindungi keamanan Kalteng, membantu aparat kepolisian, membantu pemerintah.
Panglima Bubut, Ketua Ormas PBB Benama Pusat Kalteng menambahkan, penolakan ini lebih pada etika. Ia menekankan pentingnya komunikasi dan mediasi sebelum sebuah ormas dari luar masuk ke Kalteng.
“Tokoh masyarakat Kalteng ini banyak. Jangan dibelakangi, katok palu dulu. Itu yang kami inginkan, orasinya apa, tujuannya apa. Kalau tidak ada bertujuan, lalu tiba-tiba masuk, ya semua orang kaget, kan begitu,” katanya.
“Jika dia baik, ya datanglah dengan secara baik. Kita kan punya adat dan istiadat di sini, rumah betang kita kan terbuka. Nah itu yang kita inginkan, runding, mediasi, sama-sama apa tujuannya. Kalau untuk membangun Kalteng, oke kita terima,” tambah Panglima Bubut.
Nah, kalau untuk lain-lain itu, aliansi masih melihatnya dulu secara berdiam-berdiam, daripada bentrok terus. “Kita tidak ingin Kalteng ini ricuh, kacau, itu saja,” tegasnya.
Aliansi masyarakat ini belum berencana menemui Gubernur Kalteng dalam waktu dekat. Mereka akan menyampaikan aspirasi mereka melalui anggota Dewan terlebih dahulu. Namun, mereka siap jika dipanggil untuk berdiskusi lebih lanjut.
Dijelaskannya, kalau untuk saat ini belum ada keinginan melaporkan. Pihaknya merasa cukup memberikan tuntutan dan harapan, suara melewati anggota Dewan yang ada dulu.
“Kita melalui mekanisme yang ada dulu. Nanti misalnya ada Dewan mau mengadakan rapat internal dengan para pemerintah, dengan gubernur, wakil gubernur dan segala macam, itulah yang kami perlu ingin tahu nanti,” ujar perwakilan aliansi.
“Kalau kita dipanggil kami siap,” tambahnya.
Masyarakat Kalteng berharap aksi ini dapat menjadi perhatian pemerintah dan pihak terkait, serta menjaga keamanan dan kedamaian di wilayah mereka. (drt/KPO-4).