Kalimantan Post - Aspirasi Nusantara
Baca Koran
Space Iklan
Space Iklan
Iklan Utama
HEADLINE

Pengelolaan Sampah di Banjarmasin Mati Suri

×

Pengelolaan Sampah di Banjarmasin Mati Suri

Sebarkan artikel ini
IMG 20250328 175227
Tumpukan sampah terlihat menggunung di salah satu ruas jalan di Banjarmasin. (Kalimantanpost.com/Zahidi)

BANJARMASIN, Kalimantanpost.com – Pengamat lingkungan asal Kota Banjarmasin, Hamdi Amak menyebut TPA merupakan jantung bagi sistem pengelolaan sampah di sebuah kawasan, ibarat jantung itu ditutup, maka mati lah pengelolaan sampah tersebut.

Termasuk di Kota Banjarmasin, TPA Basirih ditutup sejak awal Bulan Februari lalu, alhasil carut marut tumpukan sampah pun tak bisa dihindari di Kota Berjuluk Seribu Sungai itu.

Baca Koran

“Iya kondisi sampah di Kota ini, saya lihat makin hari makin parah dan tidak melihat langkah terobosan apa yang diambil pemerintah, terutama dalam rangka pengurangan sampah dari sumbernya, sama sekali tidak terlihat,” kata Hamdi.

Pun cara penanganan sampahnya, Hamdi berpendapat masih seperti biasa, bagaimana sampah diangkut kemudian dibuang, jika dulu ke TPA Basirih sekarang hanya berpindah ke TPA Regional Banjar Bakula.

“Sudah tentu dengan jumlah produksi sampah yang hampir 600 ton perhari, sementara yang diangkut ke TPA Regional cuma 200 ton perhari. Pasti sampah dari hari ke hari akan menumpuk dan tinggal menunggu waktu Banjarmasin akan dikepung sampah,” katanya kepada awak media ini.

Jadi, saya melihat tidak ada kemajuan sama sekali dalam penanganan sampah, nampaknya masih batas wacana saja,” Hamdi menambahkan.

Dijelaskannya, sebuah TPA itu ibaratnya jantung dalam sistem pengelolaan sampah, jadi kalo tiba-tiba jantungnya berhenti bisa dibayangkan siapapun Kepala Daerahnya dan siapun Kadisnya pasti kewalahan.

“Oleh karena itu sekali lagi saya menyampaikan Pemko harus berkomunikasi secara intens kepada KLH untuk bisa memanfaatkan TPA Basirih bukan untuk selamanya tetapi selama transisi,” ujar Hamdi.

“Untuk mempersiapkan sistem pengelolaan sampah kedepan secara lebih baik dengan melakukan penanganan secara tuntas hulu hingga hilir yang diharapkan paling tidak minimal bisa mereduksi sampai 70% sehingga tinggal sekitar 30 % saja sampah residu yg dibuang ke TPA regional,” sambungnya.

Baca Juga :  Perkuat Silaturahmi, Owner Barito Putera Ajak Bank Kalsel Bermain Bola Bersama

Namun kata Hamdi, semuanya tentu ada konsep yang ditawarkan untuk mengelola TPA Basirih, dicontohkannya seperti dengan menutup dulu lahan yang open dumping di sebagai wujud komitmen dalam mengelola dengan baik TPA. Kemudian lahan yang masih dipakai di beberapa zona di TPA Basirih yang masih kosong dimanfaatkan untuk menampung sampah.

“Tentu saja dengan ketentuan setiap bulan di areal pembuangan tadi ditutup dengan tanah penutup dan kita minta KLH untuk memonitor dan memberikan masukan kepada Pemko sebagai wujud pembinaan mereka kepada Daerah sambil kita menyiapkan lahan TPA Basirih sebagai Tempat Pembuangan Sampah Terpadu (TPST) skala kota,” bebernya.

Lebih lanjut, Hamdi pun berharap ada pengolahan sampah berjenjang seperti langkah pemilahan dan pengolahan, kemudian sisa yang tidak dapat diolah dibawa ke TPS 3R untuk selanjutnya dipilah dan diolah lagi.

“Sampai tidak bisa diolah lagi, bawa lagi ke TPST, disini kembali dilakukan pemilahan dan pengolahan, sisanya baru dibuang ke TPA Regional sehingga ada langkah pengurangan berjenjang ini,” tutupnya. (Sfr/KPO-1)

Iklan
Iklan