Banjarmasin, Kalimantanpost.com – Pemerintah Kota Banjarmasin melalui Dinas Pendidikan melaksanakan Pengukuhan Guru Penggerak Kota Banjarmasin Angkatan ke-11, Rabu (23/4/2025).
Wali Kota Banjarmasin, H. M Yamin HR mengukuhkan langsung sebanyak 138 Guru Penggerak Kota Banjarmasin, yang mana juga menjadi angkatan terakhir dari program guru penggerak. Bersama dalam kegiatan hadir Ketua TP PKK Kota Banjarmasin, Hj. Neli Listriani, Plt Kadisdik, Ryan Utama beserta sejumlah Kepala Sekolah di Banjarmasin.
Pada kesempatan itu, Yamin menegaskan bahwa peran guru penggerak amatlah penting sebagai bagian dari agen perubahan dalam rangka mendorong transformasi pendidikan berkualitas, khususnya di kota Banjarmasin.
Informasi terhimpun, rincian jumlah guru penggerak angkatan ke-11 yang dinyatakan lulus meliputi 2 orang untuk jenjang Taman Kanak-Kanak, 83 orang (SD), 19 orang (SMP), 25 orang (SMA), 8 orang (SMK) serta jenjang Sekolah Luar Biasa (SLB) sebanyak 1 orang.
“Selamat dan sukses untuk guru guru penggerak yang telah dikukuhkan hari ini. Mudah mudahan ini bisa jadi amanah yang terbaik,” ucap Yamin.
Hal ini, sambungnya, sejalan dengan upaya pemerintah dalam meningkatkan mutu pendidikan lewat metode pembelajaran yang lebih interaktif terhadap siswa, namun tetap berpegang teguh pada sistem kegiatan belajar mengajar (KBM) yang sudah ada.
“Kita ingin guru guru penggerak kita ini ke depan menjadi teladan, semangat menjadi guru yang tergerak, bergerak dan menggerakkan bisa terus tertanam didalam hati,” pesannya.
Walaupun saat ini tengah terjadi transisi kebijakan pemerintah pusat terkait program Pendidikan Guru Penggerak (PGP) menjadi program Pendidikan Kepemimpinan Sekolah (PKS) yang masih dalam tahapan kaji.
Balai Guru dan Tenaga Kependidikan (BGTK) Kalsel, memastikan sejumlah hak – hak guru penggerak tetap terakomodir. Hal ini ditegaskan Pengembang Teknologi Pembelajaran BGTK Kalsel, Wahyu Fibriyanto.
“Artinya guru penggerak tetap bisa menjadi kepala sekolah atau pengawas asalkan mencukupi syarat syarat administrasinya terpenuhi,” ungkap Wahyu.
“Karena jujur guru penggerak di daerah, mereka mereka ini tetap menjadi ujung tombak Kemendikdasmen,” tambahnya.
Deng